SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Pertanian atau Distan Kabupaten Sukabumi melalui Bidang Sarana Pertanian dan UPTD Pertanian Wilayah III Cicurug menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Suwandi, di Poktan Harapan Maju, Desa Bangbayang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau langsung kondisi pertanian, khususnya tanaman padi, serta menyerap berbagai aspirasi dari para petani setempat.
"Petani di lapangan menghadapi berbagai masalah, mulai dari modal hingga tenaga kerja. Regenerasi tenaga petani sudah mulai berkurang, dan ini menjadi tantangan serius," ujar Kepala UPTD Pertanian Wilayah III Cicurug, Hasari kepada sukabumiupdate.com, Jumat (9/8/2024).
Menurut Hasari, sebagian besar petani di wilayah tersebut adalah petani penggarap, yang bekerja di lahan milik orang lain, banyak di antaranya milik orang Jakarta.
"Lebih dari 50 persen lahan yang digarap petani bukan milik mereka sendiri. Kondisi ini menyebabkan mereka hanya bertahan dan kekurangan modal," jelasnya.
Baca Juga: Tingkatkan Keterampilan Bisnis Petani Muda, Distan Sukabumi Bekali Advanced Training
Untuk mengatasi masalah modal, para petani kerap meminjam dari tengkulak, dengan pembayaran yang dilakukan saat panen. Hal ini menempatkan petani pada posisi yang kurang menguntungkan, terutama terkait harga gabah yang lebih rendah saat dijual ke tengkulak dibandingkan dengan pihak lain.
Selain mendengar keluhan dan harapan, dalam kesempatan itu Dirjen Tanaman Pangan juga mensosialisasikan penggunaan pupuk organik Biosaka, yang dapat diproduksi sendiri oleh petani dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar lahan mereka.
"Biosaka ini mudah dibuat, murah, dan ramah lingkungan. Harapannya, petani bisa mandiri dalam pemupukan, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian mereka," kata Hasari.
Namun, Hasari juga menyampaikan tantangan dalam merubah pola pikir petani yang masih bertahan dengan cara-cara lama. “Petani kita perlu diubah cara berpikirnya. Mereka kadang enggan membuat pupuk sendiri karena dianggap ribet, padahal sebenarnya mudah dan cepat,” katanya.
Melalui kunjungan ini, Hasari berharap Dirjen Suwandi dapat memahami kondisi nyata pertanian di lapangan, terutama kesulitan yang dihadapi petani terkait permodalan, tenaga kerja, dan produksi. Ia juga menekankan pentingnya penyediaan alat mesin pertanian (alsintan) sebagai solusi atas semakin sulitnya tenaga kerja di wilayah ini.
"Kita perlu alat mesin pertanian yang bisa mempermudah dan mempercepat pekerjaan di lapangan," pungkasnya. (ADV)