SUKABUMIUPDATE.com - Hewan buas yang menyerang belasan ternak warga di Desa Cikarae Toyyibah, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi akhirnya teridentifikasi Macan Tutul.
Hal itu berdasarkan hasil identifikasi tim gabungan pada 5 Agustus 2024 kemarin, yang menemukan bekas jejak yang mengarah pada hewan bernama latin Panthera Pardus Melas itu di sekitar lokasi kejadian.
"Dilihat dari jejak, hasil penelusuran tim gabungan KSDA, TNGHS, Perhutani, diperkirakan macan tutul," kata Kepala Resor Konservasi Wilayah VI Sukabumi BBKSDA, Isep Mukti Miharja, Jumat (9/8/2024).
Menurut Isep, dari hasil identifikasi jejak-jejak yang ditemukan, bila hanya satu individu kemungkinan tidak acak-acakan tanahnya. Namun yang ditemukan ternyata acak-acakan. Kemudian disimpulkan bahwa ini ada dua ekor yang turun.
"Kejadian (penyerangan hewan ternak warga) itu ada beberapa titik dan hanya titik terakhir kemungkinan satu kelompok. Diperkirakan itu induk sama anak, ada dua ekor. Jadi anaknya itu sepertinya baru belajar menjelajah atau berburu, jadi disebutnya kita biasa sebut itu home range daya jelajah dia (macan tutul)," jelasnya.
Baca Juga: Diduga Diterkam Macan Tutul, Domba Warga Hilang dan Terluka di Cikidang Sukabumi
Isep menuturkan, bahwa berdasarkan informasi dari warga sekitar, sejak lima tahun lalu juga pernah terjadi kejadian serupa. Namun, kejadian serangannya tidak berdekatan.
"Informasi dari masyarakat dari dulu sekitar 5 tahun yang lalu juga pernah terjadi akan tetapi belum bisa memastikan apakah serangan macan. Nah yang sekarang itu karena berdekatan selang satu hari dan memang kerugiannya lumayan besar," ucapnya.
"Yang kita tinjau itu yang 8 ekor setelah 8 ekor itu besoknya terjadi lagi yang 3 ekor. Sebelumnya lagi ada yang di Kampung Jogjogan sepertinya malah beda macannya kayanya. Kalau yang pasir datar itu kayanya macan yang sama, apakah emang sendiri atau beringinan dengan anaknya itu," imbuhnya.
Isep mengungkapkan bahwa setelah kejadian tersebut masyarakat sekitar berniat memburu macan tutul tersebut, namun pihaknya memberikan pemahaman bahwa macan tutul adalah satwa dilindungi.
"Kami menjelaskan bahwa macan tutul ini bukan hanya kebanggaan Indonesia, tetapi juga dunia. Sebagai top predator dalam rantai makanan, kehadiran macan tutul sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Jika macan tutul hilang, maka populasi hewan lain seperti babi hutan atau monyet bisa meledak, karena mereka adalah mangsa utama macan tutul," terang Isep.
Sebagai langkah pencegahan, Isep menyarankan kepada warga untuk memperkuat kandang ternak mereka agar kadang tersebut tidak mudah ditembus oleh macan tutul.
"Opsi yang kedua di upayakan ronda bergilir. Kita pun bersama Perhutani serta Taman Nasional dan masyakat sudah melakukan ronda malam. Di sela sela ronda juga kita memberikan edukasi terus kami berikan agar masyarakat paham pentingnya melestarikan macan tutul ini," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Cikarae Toyyibah, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, kini dilanda keresahan setelah ternak domba mengalami serangan hewan buas yang diduga Macan Tutul. Hewan ternak seperti domba dan kambing menjadi sasaran, dengan beberapa di antaranya ditemukan tewas.