Warga Citepus Menolak Digusur untuk Proyek Agroforestry, Ini Penjelasan Pemkab Sukabumi

Selasa 06 Agustus 2024, 16:03 WIB
Warga Citepus demo di depan gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi menolak penggusuran untuk proyek Agroforestry, Selasa (6/8/2024) | Foto : Ilyas Supendi

Warga Citepus demo di depan gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi menolak penggusuran untuk proyek Agroforestry, Selasa (6/8/2024) | Foto : Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah masyarakat dari Desa Citepus menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi yang berlokasi di Jalan Siliwangi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Selasa (6/8/2024).

Aksi tersebut merupakan bentuk protes warga Citepus menolak rencana rekonstruksi atau penggusuran yang akan menertibkan area tempat tinggal mereka untuk dijadikan proyek agroforestry. Mereka berpendapat bahwa penggusuran tersebut akan merugikan masyarakat setempat yang sudah lama bermukim di wilayah tersebut.

"Ini adalah bentuk protes kami yang mana sudah ada statemen dari kepala DLH (Prasetyo) bahwa relokasi tersebut tidak ada ganti rugi, itu kan tidak manusiawi," kata seorang perwakilan warga, Hari Hermawan kepada sukabumiupdate.com.

Hari menjelaskan jika bener terjadi di lakukan penggusuran oleh pemerintah, masyarakat sekitar kebingunan untuk tinggal dimana, sebab tempat tersebut merupakan satu satunya milik warga.

"Kalau (direlokasi) kita juga gak tahu dimana tempat tinggal yang layaknya dimana tempat usaha yang layaknya. Sampai kapan pun kita akan terus melakukan aksi walaupun harus berlama lama kalau tidak ada tindak lanjut," ujar Hari

Baca Juga: Lahan Kritis di Jabar Capai 911 Hektar, Lina Minta Pemprov Percepat Program Agroforestry

"Karena ini menyangkut hajat hidup, orang banyak, bukan saya saja tapi disana ada sebuah keluarga yang punya anak cucu yang sudah 30 tahun, gak punya rumah tapi mau diusir begitu saja kan gak logis, gak masuk diakal dan tidak punya hati nurani," jelasnya.

Hari mengungkapkan bahwa terdapat salah satu Oknum ASN yang menjajikan akan memberi uang 10 juta kepada masyarakat, akan tetapi informasi yang di dapatkan olehnya dari kepala dinas lingkungan hidup (DLH) Prasetyo tidak terdapat adanya uang ganti rugi.

"Ada oknum dari ASN yang mengatakan ada kerohiman sekitar 10 juta. Ini masih ditelusuri, jabatannya seperti apa. Tetapi kepala dinas di sini mengatakan tidak ada dana kerohiman. Mereka tidak mengeluarkan dana kerohiman, itu yang mengeluarkan investor. Nah, investor ini mau gak mengeluarkan dana? Kalau tidak mau, kenapa pemerintah saja yang tidak mengeluarkan dana kerohiman? Mereka kan bapak kita," jelas Hari.

Hari menilai bahwa jika tanah tersebut memang ilegal, seharusnya dari dulu sudah terdapat ada larangan untuk mendirikan bangunan dari area tersebut.

"Kalau itu ilegal se harusnya dari awal, itu di plang tidak boleh ditinggali, tidak boleh ada bangunan tegak disana, itu dari awal kalau tidak boleh ditinggali, inikan semacam alibi mereka mengatakan itu ilegal. Pemda dan investor seolah olah semena mena, saya raya kalau tidak ada investor yang sudah dikontrak oleh DLH atau BKSDA Jabar itu kemungkinan tidak terjadi," ucapnya.

"Kalau mau tahu, kita setor parkiran puluhan juta setahun, tiga kali ke BKSDA. Artinya ada kontribusi. Saya tanya ke perangkat hukum yang paham, tidak ada yang namanya harus setor ke DLH. Mereka menampis, itu setor ke kas daerah. Nah, parkiran ketika ramai di pinggir pantai itu sampai puluhan juta. Makanya kalau mereka ini alasan mereka retribusi atau PAD, itu kan sudah ada PAD," tambah Hari.

Baca Juga: Pemkab Sukabumi Canangkan Penanaman Sejuta Pohon di HCS 2024

Sementara itu, Ahmad Samsul Bahri, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Kabupaten Sukabumi, mengatakan bahwa di area tersebut Pemda akan membangun objek wisata agroforestry.

Setelah jadi pembangunan, kata Ahmad, pihaknya juga akan masyarakat sekitar salah satunya bisa berjalan di lokasi tersebut.

"Sebenarnya untuk Pemda kabupaten Sukabumi juga berharap dalam pembangunan apapun meminimalisir dampak-dampak negatif (seperti aksi demo). Ketika kita (Pemda) ada pihak ketiga yang ingin mengembangkan wisata, diwilayah kabupaten Sukabumi welcome," ucapnya.

"Sepengetahuan saya bahwa disitu akan ada kegiatan agroforestry semacam wisata hutan yang tetap ada unsur pedagang atau masyarakat yang masih tetap diberikan untuk berusaha di lokasi tersebut," ungkapnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)
Sehat22 Februari 2025, 19:30 WIB

Mengenal Maskne: Ketahui Penyebab dan 7 Masalah Kulit Akibat Penggunaan Masker

Maskne adalah masalah kulit yang umum terjadi akibat penggunaan masker secara terus-menerus.
Ilustrasi berbagai permasalahan kulit akibat penggunaan masker wajah (Sumber: Freepik/@freepik)
Sehat22 Februari 2025, 19:10 WIB

Mengenal Maskne: Siapa yang Lebih Berisiko dan 5 Cara Efektif Mengatasinya

Maskne adalah tantangan kulit yang bisa dialami siapa saja, tetapi dengan perawatan yang tepat, masalah ini dapat dikelola.
Ilustrasi cara efektif mengatasi maskne (Sumber: Freepik/@rawpixel.com)
Film22 Februari 2025, 19:00 WIB

Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025

Platform Disney+ Hotstar telah resmi mengumumkan daftar drama korea terbaru yang bakal tayang selama tahun 2025. Bahkan, beberapa di antaranya akan segera tayang.
Dipenuhi Genre Aksi, 8 Drama Korea Baru yang Tayang di Disney+ pada 2025 (Sumber : Instagram/@disneypluskr)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:52 WIB

Momen Langka Keakraban Dua Kepala Daerah Sukabumi Disorot Aktivis, Beri Catatan Soal Kolaborasi

Ayep Zaki mengaku ia bersama Asep Japar hanya melangsungkan obrolan ringan.
Bupati Sukabumi Asep Japar dan Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki. | Foto: Istimewa
Sehat22 Februari 2025, 18:50 WIB

6 Tips Mudah Perawatan Kulit untuk Menghindari Maskne

Maskne mungkin menjadi tantangan baru dalam perawatan kulit, tetapi dengan kebiasaan yang benar, Anda bisa mencegahnya. Pilih masker yang nyaman, jaga kebersihan masker, dan berikan waktu bagi kulit untuk beristirahat.
Ilustrasi tips mudah merawat kulit untuk menghindari maskne (Sumber: Freepik/@diana.grytsky)
Sukabumi22 Februari 2025, 18:44 WIB

Motif Warisan Muncul di Balik Pembunuhan Tragis Kakak oleh Adik di Sukabumi

F menghabisi nyawa kakaknya menggunakan pedang jenis samurai katana.
Keranda jenazah Hendra (55 tahun) di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin
Nasional22 Februari 2025, 18:29 WIB

Diperiksa Propam, 4 Polisi Diduga Menekan Band Sukatani untuk Tarik Lagu Kritik

Polda Jawa Tengah memeriksa empat polisi yang diduga menekan Band Sukatani hingga menarik lagu kritik mereka, Bayar, Bayar, Bayar. Polri membantah intervensi, sementara publik menyoroti kebebasan berekspresi.
Band Sukatani saat tampil di atas panggung, dikenal dengan gaya bermusik punk dan kritik sosial dalam lirik lagunya. (Sumber : Instagram/@sukatani.band)