Minat Siswa Sukabumi Masuk Sekolah Swasta Menurun Drastis, MKKS Ungkap Penyebabnya

Jumat 02 Agustus 2024, 19:12 WIB
Andriyana, Ketua MKKS SMK Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin

Andriyana, Ketua MKKS SMK Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam dua tahun terakhir, sejumlah sekolah swasta di berbagai wilayah Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi, mengalami penurunan jumlah siswa yang cukup signifikan.

Menurut informasi yang dihimpun dari para kepala sekolah swasta di Kabupaten Sukabumi, jumlah siswa menurun antara 20 hingga 50 persen, terutama di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Ketua MKKS SMK Kabupaten Sukabumi, Andriyana, mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan penurunan minat masyarakat untuk bersekolah di sekolah swasta, khususnya SMK. Salah satu faktor utama adalah adanya program pemerintah yang memberikan biaya gratis bagi siswa yang bersekolah di sekolah negeri hingga tingkat SMA.

"Program pemerintah yang memberikan biaya gratis bagi siswa yang bersekolah di sekolah negeri merupakan program yang baik dan perlu didukung oleh masyarakat. Namun, pemerataan bantuan seharusnya mencakup semua siswa, baik yang bersekolah di sekolah negeri maupun swasta," ujar Andriyana, Jumat (2/8/2024).

Menurut Andriyana, di Kabupaten Sukabumi terdapat sekitar 167 sekolah SMK, yang terdiri dari 11 sekolah negeri dan 156 sekolah swasta. Andriyana menekankan bahwa tanpa sekolah swasta, masyarakat di 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi akan kesulitan mendapatkan akses pendidikan dengan hanya 11 sekolah negeri.

"Salah satu perbedaan mencolok adalah perbedaan dana BOPD untuk sekolah negeri dan BPMU untuk sekolah swasta, yang nilainya cukup jauh berbeda," jelasnya. Andriyana mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir, sekolah negeri menerima dana sekitar 120 hingga 150 ribu rupiah per siswa setiap bulan, sementara sekolah swasta hanya menerima sekitar 600 hingga 700 ribu rupiah per tahun.

Baca Juga: 40 Kata-kata Motivasi untuk Anak Sekolah Agar Semangat Dalam Belajar

Sebagian besar orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas, sedangkan yang menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta sebagian besar berasal dari golongan menengah ke bawah. Andriyana berpendapat bahwa pemerintah seharusnya mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat yang bersekolah untuk menentukan bantuan yang diberikan agar terjadi pemerataan bagi peserta didik di sekolah negeri maupun swasta.

"Oleh karena itu, pemerintah provinsi Jawa Barat dan pemangku kebijakan perlu mengkaji berbagai aspek untuk meningkatkan bantuan bagi sekolah swasta agar tidak ada kesan 'dianaktirikan', padahal sama-sama mencerdaskan anak bangsa," lanjutnya.

Selain itu, Andriyana menjelaskan bahwa penurunan jumlah siswa juga dipengaruhi oleh keberadaan SMA Terbuka (SMATER) yang semakin banyak. Program ini diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 74 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan SMA Terbuka, yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan dan memfasilitasi anak yang putus sekolah.

"Meskipun niatan dari Pergub ini sangat baik, perlu evaluasi menyeluruh dan komprehensif terkait pelaksanaan dan implementasinya. Contohnya, kuota peserta didik SMA Terbuka minimal 20 orang dan maksimal sejumlah rombongan belajar kelas 10 reguler di sekolah induk. Namun, di lapangan banyak sekolah yang menerima peserta didik melebihi jumlah yang ditetapkan," terangnya.

Andriyana menegaskan bahwa proses pembelajaran dengan modus tunggal atau ganda cukup sulit diimplementasikan, sehingga kualitasnya diragukan. Pengawasan dari pihak terkait sangat dibutuhkan agar tidak muncul opini bahwa SMATER dibuka semata-mata untuk mengejar dana BOSP dari pusat maupun BOPD atau BPMU dari pemerintah provinsi.

"Evaluasi ini penting untuk menghilangkan stigma bahwa sekolah sekarang sangat mudah, cukup bekerja dan menunggu tiga tahun untuk mendapatkan ijazah dari sekolah negeri. Hal ini dapat mendegradasi kualitas sekolah negeri dan anak-anak yang bersekolah secara reguler," ucapnya.

Andriyana berharap bahwa seluruh kebijakan pemerintah benar-benar dilakukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat dan pendidikan di Jawa Barat serta Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:50 WIB

Profil Teddy Lesmana, Panelis di Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Teddy Lesmana yang saat ini terpilih jadi panelis di Pilbup 2024 adalah sosok yang menginspirasi karena dedikasinya dalam dunia pendidikan dan hukum.
Teddy Lesmana saat ini berprofesi sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Nusa Putra. (Sumber : Instagram/@teddyzeeous).
DPRD Kab. Sukabumi22 November 2024, 13:34 WIB

Apresiasi Kunjungan KPK, Ketua DPRD Sukabumi: Perkuat Komitmen Bersama Perangi Korupsi

Menurut Budi, kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang dilakukan oleh KPK untuk memberikan pendidikan antikorupsi kepada pemerintah daerah.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi22 November 2024, 13:30 WIB

KPK Beri Penyuluhan Pencegahan Korupsi untuk Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi

Adapun penyuluhan yang diberikan yang pertama terkait pendidikan anti korupsi, kedua pencegahan dan ketiga penindakan.
Kepala Satuan Tugas Wilayah II Koordinasi dan Supervisi KPK RI, Arif Nurcahyo saat memberikan penyuluhan kepada 60 anggota DPRD Kabupaten Sukabumi. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 13:11 WIB

Dipandu Yasmin dan Agung, Daftar Panelis Debat ke II Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024

Debat antara paslon 01, Iyos - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas akan berlangsung Jumat (22/11/2024) di Hotel Sutan Raja Bandung, mulai pukul 14.00 WIB.
Presenter INews TV Yasmin Athania akan memandu (hots) debat publik II Pilkada Kabupaten Sukabumi, Jumat (22/11/2024) (Sumber: akun medsos Yasmin Athania)
Food & Travel22 November 2024, 13:00 WIB

Kebun Teh Cipasung, HTMnya Rp10.000 Spot Menarik untuk Healing di Majalengka

Biaya masuk ke Kebun Teh Cipasung cukup terjangkau, sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menikmati keindahan alam ini.
Dengan semua kelebihan yang dimiliki, Kebun Teh Cipasung memang layak untuk dijadikan tujuan wisata Anda. (Sumber : Screenshot YouTube/@Apri Subroto).
Bola22 November 2024, 12:00 WIB

Prediksi Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persebeya vs Persija akan tersaji sore ini dalam lanjutan liga 1 pekan ke-11.
Persebeya vs Persija akan tersaji sore ini dalam lanjutan liga 1 pekan ke-11. (Sumber : X/@persebayaupdate/@Persija_Jkt).
Sukabumi22 November 2024, 11:58 WIB

Diduga Pecah Ban, Truk Muatan Pasir Masuk Jurang di Parungkuda Sukabumi

Berikut kronologi sementara kecelakaan tunggal truk muatan pasir masuk jurang di Parungkuda Sukabumi.
Kondisi truk muatan pasir yang masuk jurang di pinggir jalan raya di Parungkuda Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi22 November 2024, 11:51 WIB

Babi Hutan Masuk Sumur di Cidolog Sukabumi, Upaya Evakuasi Sampai Dua Jam

Warga Cidolog Sukabumi geger babi hutan masuk sumur 7 meter. Bahu membahu evakuasi hingga membutuhkan waktu dua jam.
Warga saat mengevakuasi babi hutan yang tercebur masuk ke dalam sumur di Cidolog Sukabumi. (Sumber : Tangkapan layar video/Istimewa)
Science22 November 2024, 11:13 WIB

14 Kecamatan di Sukabumi Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Banjir

BMKG memprakirakan intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat pada dasarian atau sepuluh hari ketiga November 2024 berkategori menengah hingga tinggi.
Ilustrasi. Motor terseret banjir di Gang Peda Pasar kawasan Ahmad Yani Kota Sukabumi, 5 November 2024. (Sumber: istimewa)
Sukabumi22 November 2024, 11:02 WIB

Warga Jampangtengah Sukabumi Dibacok OTK hingga Luka Parah di Kepala dan Dagu

Seorang pria di Jampangtengah Sukabumi mengalami luka parah di kepala dan dagu usai dibacok sajam oleh orang tak dikenal (OTK).
Ilustrasi. Seorang pria warga Jampangtengah Sukabumi dibacok OTK hingga luka parah. (Sumber Foto: Istockphoto/ Zoka74)