SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan siswa - siswi Madrasah, Kober dan PAUD belajar di bangunan yang memperihatinkan. Mereka bergantian belajar dan dihantui rasa tidak nyaman. Lembaga pendidikan tersebut adalah Madrasah Nurul Amal.
Bangunan sarana pendidikan untuk siswa Pendidikan Usia Dini (PAUD), Madrasah Diniyah, dan Kelompok Bermain (Kober) Nurul Amal yang terletak di Kampung Kompleks, RT 05/05 Desa Bojongtipar, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Menurut pantauan dilapangan, dinding bangunan madrasah yang terbuat dari bilik anyaman bambu sudah lapuk dan berlubang dari ukuran kecil hingga besar. Selain itu, tiang penyangga bangunan yang terbuat dari kayu balok sebagian besar telah dimakan rayap, sehingga memperparah kondisi bangunan.
Tutor PAUD Kober Nurul Amal, Suherti (55 tahun), menjelaskan bahwa madrasah Nurul Amal hanya memiliki satu ruangan belajar dengan luas bangunan sekitar 10 x 8 meter dan digunakan secara bergantian. Bangunan ini didirikan pada tahun 2013 di atas tanah hibah dari warga setempat.
"Jumlah murid terdiri dari 16 orang, baik putra maupun putri. Status madrasah Nurul Amal merupakan kelas jauh dari madrasah induk yang berada di Kampung Astana, Desa Bojongtipar," ujar Suherti kepada sukabumiupdate.com, Senin (29/7/2024).
Baca Juga: PLN UID Jabar dan YBM Resmikan Madrasah Daruroyyan di Jampangtengah Sukabumi
"Kondisinya sangat mengkhawatirkan. Ketika terjadi hujan deras atau cuaca buruk, proses belajar mengajar harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Biasanya kami pindah ke masjid atau kadang-kadang ke rumah warga yang memiliki teras," tambahnya.
Suherti juga menjelaskan bahwa jumlah murid PAUD pada tahun ajaran ini sebanyak 16 orang. "Alhamdulillah, jumlah murid PAUD ada 16 orang. Madrasah ini adalah kelas jauh, sementara madrasah induk berada di Kampung Astana. Jumlah siswa Madrasah Diniyah sekitar 20 orang, dengan kelas yang masih berlangsung di Kampung Cibene, di majelis taklim," jelasnya.
Proses belajar mengajar untuk Madrasah Diniyah terbagi antara kelas jauh di Kampung Kompleks dan kelas pusat di Kampung Pasir Nagrak. Di Kampung Kompleks terdapat kelas 1, 2, dan 3, sementara untuk kelas 4, 5, dan 6 harus diadakan di Kampung Pasir Nagrak.
Adapun Madrasah Diniyah di Kampung Astana menempati gedung Posyandu dengan dua tenaga pengajar yang juga merangkap sebagai kepala sekolah. "Posyandu digunakan setiap bulan, sedangkan kegiatan belajar madrasah berlangsung selama tiga hari, yaitu Kamis, Jumat, dan Sabtu. Di Kampung Kompleks, kegiatan belajar diadakan pada Senin, Selasa, dan Rabu," tambah Suherti.
Ia berharap ada perhatian dan bantuan dari pihak yang peduli terhadap kondisi bangunan madrasah yang terdiri dari PAUD dan Diniyah tersebut. "Kami berharap bisa memiliki bangunan yang layak, aman, dan nyaman untuk digunakan dalam proses belajar mengajar," tutupnya.