SUKABUMIUPDATE.com - Rencana pembangunan jembatan baru sebagai pengganti jembatan "viral" yang putus di Kecamatan Lengkong dan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, disambut baik masyarakat. Jembatan yang terbentang melintasi Sungai Cikaso ini memiliki panjang 30 meter.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jembatan gantung tersebut dibangun pada 2015 dengan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sukabumi. Ini adalah satu dari lima jembatan yang putus diterjang aliran Sungai Cikaso akibat hujan deras pada 29 Juni 2024.
Sejak bencana bulan lalu, warga harus bertaruh nyawa untuk beraktivitas. Sebagian memanfaatkan rangka jembatan yang telah miring untuk tetap bisa menyeberang, termasuk siswa madrasah diniah. Namun ada pula yang terpaksa turun ke sungai. Kawat sling jembatan ini seluruhnya hampir putus dan fondasi di satu sisi telah ambruk.
Baca Juga: Jembatan 'Viral' di Sukabumi Ditutup, Pemdes Segera Bangun Jembatan Sementara
Jembatan ini menghubungkan Kampung Cigirang, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, dengan Kampung Pamoyanan/Panyumputan, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah.
"Dulu setelah dibangun permanen, November 2015, terjadi banjir besar karena saat itu memang musim hujan. Jembatan sempat terendam, tapi tidak sampai putus seperti sekarang," kata Kohar (56 tahun), warga Desa Bantarpanjang kepada sukabumiupdate.com pada Kamis, 25 Juli 2024.
Menurut Kohar, pada 29 Juni 2024 lalu, Sungai Cikaso meluap serta merendam jembatan dan pertanian. Air diperkirakan naik sekitar 7 hingga 8 meter. Sementara biasanya jarak antara jembatan dan sungai saat waktu normal adalah 5 meter. Kohar menyebut penyebab utama putusnya jembatan ini adalah karena diterjang material bambu.
"Jadi di sepanjang sungai itu ada beberapa jembatan penghubung, baik yang menggunakan bambu maupun besi. Yang paling utama itu ada dua yaitu di Kampung Bantarsari, terhabung ke Kampung Bantarpanjang, lalu di Kampung Cigirang menuju Kampung Pamoyanan. Kedua jembatan itu bagi kami sangat penting. Selain akses pendidikan, juga akses pertanian dan ekonomi. Kami menjual hasi pertanian harus menyeberang ke Kampung Cigirang, Desa Neglasari. Banyak penjual kebutuhan yang berkeliling kampung melintasi jembatan itu," ungkapnya.
"Kebetulan saat ini air sungai kecil sehingga bisa turun untuk menyeberang, bahkan sepeda motor pun banyak yang turun ke sungai untuk menyeberang. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas respons dari pemerintah, kemarin sudah turun dan akan kembali membangun jembatan itu," kata Kohar.
Sebelumnya diberitakan, selain akan dibangun jembatan baru, pemerintah dikabarkan telah menyepakati untuk dibangunnya jembatan sementara agar aktivitas warga tetap berjalan lancar. Kesepakatan tersebut berdasarkan hasil musyawarah pada Kamis kemarin.