SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) berencana membangun jembatan baru sebagai pengganti jembatan di Kecamatan Lengkong dan Jampangtengah yang 'viral' karena kondisinya miring usai diterjang luapan sungai pada 29 Juni 2024 lalu.
Diketahui, jembatan gantung itu membentang di atas Sungai Cikaso dan menjadi penghubung antara Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong dengan Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi.
Selain akan dibangunnya kembali jembatan baru, Disperkim bersama BPBD, DPMD, Dinas PU serta pemerintah desa dan kecamatan setempat dikabarkan telah menyepakati untuk dibangunnya jembatan sementara agar aktivitas warga tetap berjalan lancar. Kesepakatan tersebut berdasarkan hasil musyawarah pada Kamis (25/7/2024).
Informasi yang dihimpun, pembangunan jembatan sementara itu di dua titik, yakni yang menghubungkan Kampung Bantarsari, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong dengan Kampung Bantarpanjang, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah. Kemudian yang menghubungkan Kampung Pamoyanan Desa Bantarpanjang dengan Kampung Cigirang Desa Neglasari.
"Kami sepakat, sebelum dibangun jembatan baru, akan dibangun jembatan sementara," kata Camat Lengkong, Ade Rikman kepada sukabumiupdate.com di lokasi.
Baca Juga: Sebut Oktober 2024, Disperkim Bakal Bangun Baru Jembatan 'Viral' Sukabumi
Ade menyampaikan, pembuatan jembatan sementara ini akan dimulai Selasa 30 Juli 2024. "Kami bersama Pemdes Neglasari, Danramil Lengkong, Polsek Lengkong, BPD, serta warga akan segera melakukan pengadaan material, agar hari Selasa sudah bisa dikerjakan," jelasnya.
Adapun untuk pembangunan jembatan sementara di Kampung Pamoyanan, telah sepakat akan dikerjakan oleh Pemdes Bantarpanjang, tentunya akan dibantu sama Forkopimcam Jampangtengah.
"Karena jembatan yang menghubungkan Desa Neglasari dengan Desa Bantarpanjang, yang putus ada dua unit, maka pembuatan jembatan sementara akan dibangun satu unit sama Desa Neglasari, dan satu unit lagi oleh Pemdes Bantarpanjang," ujar Camat Jampangtengah, Chaerul Ichwan menambahkan.
Di tengah upaya pembangunan jembatan sementara ini, Pemkab Sukabumi, Forkopimcam dan Pemdes setempat juga telah sepakat untuk menutup jembatan miring yang viral dengan memasang spanduk larangan melintas.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena menghimbau kepada masyarakat, terutama anak anak, untuk tidak menggunakan rangka besi jembatan untuk penyebrangan.
"Kami sudah memasang spanduk larangan. Sebisa mungkin mencari jalan alternatif yang aman," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, jembatan viral tersebut menjadi satu dari lima jembatan yang rusak diterjang luapan Sungai Cikaso pada Sabtu, 29 Juni 2024. Akibatnya, warga terpaksa bertaruh nyawa untuk beraktivitas dengan memanfaatkan rangka jembatan yang telah miring. Para pelajar juga harus bergelantungan pada rangka besi jembatan untuk tetap bisa bersekolah karena jembatan itu merupakan akses tercepat.
Jembatan gantung ini memiliki panjang 30 meter dan lebar 1,70 meter. Kerusakan telah terjadi sejak 15 Juni 2024, namun menjadi lebih parah pada 29 Juni 2024.
"Kita sudah lapor ke BPBD. Tahap sekarang lagi cek lokasi untuk kita programkan di perubahan anggaran. Insyaallah tahun ini (segera dibangun) di anggaran perubahan," kata Kepala Disperkim Kabupaten Sukabumi Lukman Sudrajat kepada sukabumiupdate.com pada Kamis (25/7/2024).
Lukman menyebut jembatan ini adalah akses warga sehingga pihaknya akan memprioritaskan pembangunan jembatan baru. "Kerusakan itu parah sehingga bukan haya direhab, tapi harus dibangun lagi. Insyaallah minggu ketiga Oktober 2024 pasti diprioritaskan, kita dorong. Jadi itu masuk prioritas program di perubahan anggaran," ujarnya.
Diketahui, ada 40 lebih pelajar sekolah dasar (SD) asal Kampung Cigirang (Desa Neglasari) yang bersekolah di SD Pamoyanan, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah. Saat ini mereka masih harus bergelantungan pada rangka besi jembatan yang terputus untuk dapat ke sekolah. Ini belum termasuk pelajar MTS/SMP dan MA/SMA.