SUKABUMIUPDATE.com - Satpolairud (Satuan Polisi Air dan Udara) Polres Sukabumi menanggapi soal adanya dua kapal laut yang melintasi perairan Ciracap, Kabupaten Sukabumi sehari sebelum air laut Pantai Batu Panganten berubah warna diduga akibat tercemar tumpahan Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Kepala Satpolairud Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar membenarkan bahwa pada Minggu 21 Juli 2024 ada dua kapal laut yang melintas di perairan Ciracap. Dua kapal tersebut yakni long line 24 GT atau kapal penangkap ikan tuna.
Berdasarkan informasi dari Basarnas, lanjut Tenda, kedua kapal itu berdampingan karena salah satunya alami kecelakaan laut di Perairan Pangandaran pada Jumat 19 Juli 2024 sekitar pukul 17.00 WIB.
“Nama kapalnya KM Sri Rahayu, dari Pangandaran menuju Cilacap Jawa Tengah, namun saat di tengah perairan Pangandaran, KM Sri Rahayu terbalik dihantam gelombang tinggi, ABK nya berjumlah 9 orang bisa diselamatkan,” ujar Tenda kepada sukabumiupdate.com, Selasa (23/7/2024).
Baca Juga: Air Laut Keruh dan Hinyay, Pantai Batu Panganten Sukabumi Diduga Tercemar BBM
Sehubungan tidak memungkinkan untuk evakuasi dan dibawa kembali ke Cilacap, kata Tenda, kapal itu akhirnya diderek atau ditarik oleh kapal sejenisnya untuk dibawa ke Teluk Palabuhanratu sehingga dipastikan melintasi perairan Kecamatan Ciracap.
"Pada hari Minggu tanggal 21 Juli 2024, pukul 11.00 WIB, dilakukan evakuasi ABK kapal itu di perairan Cipatuguran Tengah, Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi," jelasnya.
Saat ini, KM Sri Rahayu tersebut menurut Tenda sudah berlayar kembali menuju Jakarta. Pihaknya kemudian belum bisa memastikan apakah pencemaran yang terjadi di Pantai Batu Panganten akibat dari kapal tersebut atau ada perusahaan-perusahaan di darat yang membuang limbah ke laut.
"Untuk itu perlu diselidiki, karena kemungkinan kecil kalau dari kapal itu. Dari info anggota kami di Polairud Ujunggenteng, tadi pihak Muspika dan DLH sudah turun, bahkan sudah mengambil sampelnya untuk diperiksa laboratorium," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, air laut Pantai Batu Panganten di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi yang biasanya jernih dalam dua hari terakhir ini berubah warna menjadi cokelat pekat, berbusa dan berminyak (dalam bahasa Sunda hinyay).
Warga mencurigai kondisi itu akibat tercemar tumpahan Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Kepala Desa Purwasedar Defi Susandi mengatakan zat itu diduga solar karena berdasarkan baunya.
"Kalau cium baunya dan warna yang cokelat pekat, terlihat di air laut, sementara dugaan dari tumpahan solar," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Selasa (23/7/2024).
Defi menyebut dari keterangan saksi, pada Minggu, 21 Juli 2024, ada dua kapal yang berdekatan di tengah laut cukup lama yakni sekitar satu jam. Lalu Senin, 22 Juli 2024 sekira pukul 12.00 WIB, air laut berubah warna, berbusa, dan berminyak.
"Bahkan sampai hari ini masih terlihat dan mulai mengalir ke Pantai Taman Pandan di Desa Cikangkung," ujarnya.
Sementara itu, Uwey pengelola Pantai Batu Panganten yang sempat melihat dua kapal itu menyampaikan bahwa dirinya tidak bisa memastikan jenis atau warna dua kapal karena posisinya cukup jauh.
“Kami melihat kapal tersebut berdampingan cukup lama, sekitar satu jam. Lalu masing masing melanjutkan perjalanan menuju Tegalbuleud - Cilacap, dan satu lagi menuju Palabuhanratu - Banten," ujarnya.
Keesokan harinya atau Senin 22 Juli 2024, Uwey dan warga kembali bekerja membuat pagar di objek wisata Batu Panganten. Sekitar pukul 08.00 WIB, mereka kemudian dikagetkan dengan melihat gumpalan air berwarna merah kecoklatan, seperti lingkaran cukup luas, menempel di permukaan air laut.
"Sekitar pukul 10.00 WIB, warna merah itu mulai bergeser kesisi pantai, dan pada pukul 12.00 WIB, mulai terlihat jelas, warna air keruh, ada bau solar dan hinyay," ungkapnya.
Menurut Uwey, pihaknya baru kali ini melihat adanya perubahan warna air laut yang disertai bau dan berbusa. Karena apabila berwarna keruh saja biasanya terjadi saat hujan disertai badai.
"Kami hanya sebatas curiga saja, tak kala ada kapal berdampingan ditengah, maka terjadi air laut keruh. Untuk sampel air laut sudah dibawa pihak DLH Kabupaten Sukabumi," terangnya.