SUKABUMIUPDATE.com - Air laut Pantai Batu Panganten di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi yang biasanya jernih dalam dua hari terakhir ini berubah warna menjadi cokelat pekat, berbusa dan berminyak (dalam bahasa Sunda hinyay).
Warga curiga kondisi ini akibat tercemar tumpahan Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Kecurigaan warga bukan tanpa alasan, pasalnya pada Minggu 21 Juli 2024, mereka melihat dua kapal laut besar berdampingan di tengah laut perairan Ciracap.
“Saat itu kami bersama warga lainnya sedang memperbaiki pagar pembatas di objek wisata Pantai Batu Panganten. Sekitar pukul 09.00 WIB, kami melihat sebuah kapal besar, satu dari arah Tegalbuleud dan satu dari Palabuharatu, berdampingan di tengah laut," kata Uwey, warga setempat kepada sukabumiupdate.con, Selasa (23/7/2024).
Baca Juga: Air Laut Keruh dan Hinyay, Pantai Batu Panganten Sukabumi Diduga Tercemar BBM
Meski begitu, Uwey yang juga pengelola Pantai Batu Panganten ini menyampaikan bahwa dirinya tidak bisa memastikan jenis atau warna dua kapal tersebut karena posisinya cukup jauh.
"Kami melihat kapal tersebut berdampingan cukup lama, sekitar satu jam. Lalu masing masing melanjutkan perjalanan menuju Tegalbuleud - Cilacap, dan satu lagi menuju Palabuhanratu - Banten," ujarnya.
Keesokan harinya atau Senin 22 Juli 2024, Uwey dan warga kembali bekerja membuat pagar di objek wisata Batu Panganten. Sekitar pukul 08.00 WIB, mereka kemudian dikagetkan dengan melihat gumpalan air berwarna merah kecoklatan, seperti lingkaran cukup luas, menempel di permukaan air laut.
"Sekitar pukul 10.00 WIB, warna merah itu mulai bergeser kesisi pantai, dan pada pukul 12.00 WIB, mulai terlihat jelas, warna air keruh, ada bau solar dan hinyay," ungkapnya.
Menurut Uwey, pihaknya baru kali ini melihat adanya perubahan warna air laut yang disertai bau dan berbusa. Karena apabila berwarna keruh saja biasanya terjadi saat hujan disertai badai.
"Kami hanya sebatas curiga saja, tak kala ada kapal berdampingan ditengah, maka terjadi air laut keruh. Untuk sampel air laut sudah dibawa pihak DLH Kabupaten Sukabumi," terangnya.
Terpisah, Kepala Desa Purwasedar, Defi Susandi menyampaikan bahwa dengan adanya dugaan pencemaran ini tentunya sangat merugikan. Baik terhadap biota laut di pantai tersebut, juga untuk wisata.
"Lokasi Batu Panganten itu, selain lokasi wisata, juga tempat para nelayan mencari ikan dan udang," imbuhnya.