SUKABUMIUPDATE.com - CCTV menjadi satu-satunya barang bukti kasus tabrak lari yang menewaskan Surtini, lansia 62 tahun di Jalan Raya Sukabumi-Bogor, tepatnya di Kampung Ciutara RT 16/07, Desa Pondokkaso Landeuh, Kecamatan Parungkuda, pada Kamis dini hari 18 Juli 2024. Namun Keterbatasan kualitas rekaman CCTV, membuat mobil pelaku tabrak lari sulit diidentifikasi, polisi hanya mendapatkan barang bukti tambahan emblem bertuliskan toyota di lokasi kecelakaan tersebut.
Hingga saat ini, polisi masih kesulitan mengidentifikasi pelaku tabrak lari yang menewaskan Suhartini. Rekaman CCTV di lokasi kejadian berhasil mengungkap detik-detik kecelakaan yang menewaskan Surtini. Dalam video berdurasi 1 menit 41 detik tersebut menunjukkan Surtini keluar dari gang kecil, berjalan perlahan hingga ke tengah ruas jalan nasional.
Tiba-tiba, mobil jenis minibus berwarna cerah melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Bogor menuju Sukabumi menabrak Surtini. Tubuh lansia ini terseret cukup jauh, nampak mobil tersebut sempat memperlambat laju kendaraannya dan menepi di dekat gang alternatif PT Hese dengan menyalakan lampu hazard.
Namun tak lama kemudian, mobil tersebut melanjutkan perjalanan dan menghilang, hingga kini belum menemui pihak kepolisian untuk menjelaskan kecelakaan tersebut. Polisi hanya mendapatkan logo emblem mobil Toyota di lokasi kejadian.
Part tersebut diduga bagian depan mobil yang menabrak Suhartini hingga tewas. Dikonfirmasi Senin 22 Juli 29024, Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Sukabumi, Ipda M. Yanuar Fajar, menegaskan bahwa insiden kecelakaan tersebut masih dalam penyelidikan.
"Kejadian dini hari, tidak ada saksi, CCTV juga tidak terlihat nopol kendaraan, penyidik masih mencari bukti-bukti petunjuk lainnya," ujar Fajar melalui pesan singkat kepada sukabumiupdate.com.
Sepekan Hilang dari Rumah
Menantu korban bernama Agus Samiaji (31 tahun) yang ditemui sukabumiupdate.com di lokasi kejadian pada Jumat 19 Juli 2024 malam, menjelaskan bahwa Suhartini sempat menghilang tanpa kabar dari rumahnya di Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.
“Sudah 3 pekan, korban tinggal bersama kami di Mekarsari. Namun seminggu terakhir saat saya berada di Jakarta untuk kerja bangunan, dapat kabar bahwa korban menghilang dari rumah,” jelas Agus.
Ia tidak mengetahui apa penyebab mertuanya tersebut meninggalkan rumah. "Almarhumah memang selama ini tidak tinggal di satu tempat, seringkali berpindah tempat, terkadang di Cikidang, Cicurug (rumah anak lainnya Surtini) dan di rumah saya," tambahnya.
Agus mendapatkan kabar mertuanya meninggal akibat tabrak lari dari pihak desa dan kepolisian. "Agar keluarga bisa mengetahui rasa tanggung jawab pelaku, jangan semena mena anggap orang itu kaya apa, dia kan masih punya keluarga," pungkasnya.
Jenazah Surtini kemudian dimakamkan di belakang RSUD Sekarwangi, setelah mendapatkan persetujuan pihak keluarga.
Sempat Tertabrak Motor
Warga sekitar lokasi kejadian, menyebut Suhartini sudah berada di sana sejak sepekan terakhir. Karena sering mondar-mandir di jalanan, Suhartini bahkan sempat terserempet sepeda motor di tempat yang sama, namun masih selamat.
Keterangan ini diungkapkan ketua RT setempat, Euis Julaeha (54 tahun), kepada sukabumiupdate.com. Euis mengatakan sepekan sebelumnya atau Kamis, 11 Juli 2024, Surtini sempat menanyakan jalan menuju Cicurug.
"Saya tunjukkan arah ke Cicurug, tapi hingga malam saya melihat dia lewat lagi ke arah Sukabumi," ujar Euis pada Sabtu, 20 Juli 2024.
Sehari berikutnya yakni Jumat, 12 Juli 2024, Euis kembali bertemu Surtini di gang dekat rumahnya. "Saya tanya kenapa masih di tempat ini, jawabnya tidak bisa pulang. Saya tanya lagi mau pulang atau bagaimana, tapi malah ketawa. Akhirnya saya kasih sarapan dulu dan minta dia tunggu sambil tanya lagi harus dipulangkan ke mana," katanya.
Menurut Euis, Surtini mengaku dirinya bernama lengkap Encun Surtini dari Perkebunan Cilentab, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, dan memiliki anak di Kampung Cicewol, Kecamatan Cicurug. Alhasil, Euis berkesimpulan Surtini dalam keadaan normal karena berkomunikasi dengan baik.
Baca Juga: Ada Kursi Roda Multifungsi, Bantuan untuk Anak Lumpuh di Cidadap Sukabumi
"Saya ambil handphone dulu ke rumah untuk menyebarkan dengan memotret Surtini. Saya share ke grup sosial media berharap ada yang mengenal, tapi belum ada respons," ujar dia.
Euis sempat merawat Surtini, memberinya baju ganti dan ongkos pulang Rp 100 ribu. Sebelum naik angkutan umum, Euis sempat memfoto Surtini sebagai bukti telah memberikan baju ganti yang baru.
"Saya berhentikan angkot untuk dia pulang ke Cikidang, dan tanya lagi tahu jalan pulang atau tidak, lalu jawabnya tahu kan dari kecil sampai besar di Cikidang. Saya titipkan ke sopir untuk turun di pertigaan yang mau ke Cikidang," katanya.
Beberapa hari kemudian, Rabu, 17 Juli 2024 sekira waktu magrib, Euis mendengar keributan di gang dekat rumahnya. Ternyata, Surtini terserempet sepeda motor.
"Surtini bilang hanya tangannya yang sakit (akibat terserempet sepeda motor). Saya tanya kenapa ada di sini lagi dan menyeberang sembarangan, dia jawab lapar ingin makan. Akhirnya saya beri makan," ujar Euis.
Baca Juga: Warga Dibangunkan Suara Ledakan, Kebakaran Hanguskan 2 Mobil dan Warung di Sukabumi
Setelah insiden itu, Surtini menolak pulang ke anak-anaknya di Cicurug. "Terus saya bingung harus diantar ke mana, saya laporan juga ke pengaman desa ini. Surtini bilang mau di lingkungan sini aja, akhirnya saya bilang tolong jangan tidur di depan pintu rumah orang, karena takut bikin kaget," jelasnya.
Keesokan harinya sekira pukul 05.00 WIB, Euis mendapatkan informasi melalui handphone bahwa ada kecelakaan mobil. Menurut Euis, kecelakaan tidak terjadi tepat di depan rumahnya yang berlokasi di pinggir Jalan Nasional Sukabumi-Bogor, namun beberapa meter sebelumnya. Korban kecelakaan ini ternyata Surtini. Dia terseret hingga depan rumah Euis.