SUKABUMIUPDATE.com - Kasus meninggalnya pria paruh baya bernama Acep (59 tahun) di kamar kos di Gang Ajid II, Kelurahan Gunungparang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, menyisakan cerita prihatin. Acep berasal dari Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Pemilik kos, Tati (70 tahun), mengatakan Acep hidup sendirian dan sudah empat tahun menghuni kos tersebut. Dia ditemukan meninggal Jumat pagi, 19 Juli 2024. Enam bulan lalu, Tuti sudah curiga karena melihat wajah Acep bengkak dan sempat menyarankan berobat.
"Waktu suka nagih uang kosan udah kelihatan mukanya bengkak. Sama saya udah disuruh pulang supaya berobat ke Cianjur. Udah tahu emang dia sakit lever, jadi bengkak-bengkak. Di sini juga udah pada nyuruh pulang," kata Tati kepada sukabumiupdate.com, Senin (22/7/2024).
Sepengetahuan Tati, Acep bekerja di sebuah kafe di Kota Sukabumi milik saudaranya. Namun sejak satu tahun lalu, Acep tidak bekerja dan mulai sakit-sakitan.
Baca Juga: Lama Tak Terlihat, Pria Paruh Baya Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Cikole Sukabumi
“Dulu selama masih sehat mah suka berinteraksi sama tetangga, normal aja layaknya orang kos bersosialisasi. Cuma sejak satu tahun yang lalu, mulai bengkak-bengkak, jadi udah jarang bersosialisasi. Dari Desember (2023) juga jalannya udah susah,” ungkapnya.
Melihat kondisi kesehatan Acep yang memburuk, Tati berusaha mencari keluarganya untuk memberi tahu kondisi Acep. Diketahui, Acep aslinya dari Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, namun berdomisili di Cugenang, Cianjur, berdasarkan data kependudukan sang kakak.
“Sebelumnya juga saya udah nyari pihak keluarganya terutama ke kafe itu, terus ke keluarganya di Cicantayan untuk minta konfirmasi kalau memang benar ada keluarganya di sana (Cicantayan). Bahkan saya sama almarhum pernah ke sana, tapi enggak ada siapa-siapa. Itu satu minggu sebelum dia meninggal,” kata Tati.
Kekhawatiran Tati memuncak saat Acep ditemukan meninggal dengan kondisi kamar terkunci.
“Kamis (18/7/2024) dilihat, diketuk enggak ada respons, terus dikunci dari dalam. Terus Jumat dia belum ada keluar juga, pintunya masih kekunci, diketuk-ketuk enggak dibuka. Terus dilihat dari jendela, ternyata udah telungkup, dipegang udah enggak ada napas (meninggal)," ujarnya.
Menurut Tati, ketika Acep ditemukan meninggal, terdapat bercak darah di kasur dan ember berisi kotoran manusia. Acep juga diduga mengalami muntah-muntah. Pihak keluarga tidak melakukan autopsi dan langsung memakamkan jenazah Acep di Kecamatan Cicantayan.