SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah jembatan putus setelah diterjang aliran Sungai Cikaso akibat hujan deras pada Sabtu, 29 Juni 2024. Jembatan-jembatan ini menghubungkan perkampungan di Desa Neglasari (Kecamatan Lengkong) dengan Desa Bantarpanjang (Kecamatan Jampangtengah), Kabupaten Sukabumi.
Ketua DPC Jampang Tandang Makalangan Lengkong, Suparman, mengatakan terputusnya beberapa jembatan berjenis jembatan gantung itu membuat aktivitas warga terhambat. Jembatan ini tiga di antaranya berlokasi di Kampung Bantarsari, Cigirang, dan Cadasngampar (Desa Neglasari) dan menjadi akses menuju Desa Bantarpanjang.
"Jembatan ini menjadi akses pertanian, pendidikan, dan kebanyakan penggunanya adalah warga Desa Neglasari," kata dia kepada sukabumiupdate.com pada Jumat (19/7/2024).
Suparman menyebut pihaknya bersama masyarakat telah membuat jembatan sementara sebagai pengganti jembatan yang putus di Kampung Cadasngampar. Akses ini dibuat dari bambu dengan panjang 30 meter. Penanganan didahulukan karena banyak pelajar yang terpaksa menyeberangi sungai untuk ke sekolah. "Jembatan lain belum ditangani," ujar dia.
Baca Juga: Warga Nangerang Sukabumi Gotong Royong Perbaiki Jembatan Putus Akibat Banjir
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Lengkong Candra Nurjaman menambahkan data bahwa jembatan yang putus akibat dampak luapan Sungai Cikaso berjumlah lima unit. Kelima jembatan ini berada di Desa Neglasari yakni di Kampung Tegaldatar (dua jembatan), Cadasngampar, Cigirang, dan Babakan Bantarsari.
"Dua jembatan bambu di Kampung Tegaldatar, satu jembatan bambu di Kampung Cadasngampar, satu jembatan gantung besi di Kampung Cigirang, dan satu jembatan gantung besi di Kampung Babakan Bantarsari. Seluruhnya akses penghubung Desa Neglasari dengan Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah," ujar dia.
"Jadi yang paling utama itu ada dua jembatan gantung yang putus dengan bahan meterial besi. Keduanya adalah di Kampung Babakan Bantarsari, di mana tersambung ke Kampung Bantarpanjang, Desa Bantarpanjang. Kemudian satu lagi di Kampung Cigirang (Desa Neglasari), terhubung ke Kampung Panyumputan dan Kampung Pamoyanan, Desa Bantarpanjang," kata Candra.
Menurut Candra, jembatan di Kampung Cigirang memiliki panjang sekitar 35 meter serta dapat dilintasi kendaraan roda dua atau sepeda motor. Jembatan ini juga menjadi akses pendidikan. Ada 40 lebih pelajar sekolah dasar (SD) asal Kampung Cigirang yang bersekolah di SD Pamoyanan, Desa Bantarpanjang. Alhasil, mereka harus bergelantungan pada rangka besi jembatan yang terputus untuk dapat ke sekolah.
"Belum anak MTS/SMP dan anak MA/SLTA di Jampangtengah. Jumlah kepala keluarga (KK) di Kampung Cigirang hampir 600 KK. Sementara di Kampung Panyumputan 400 KK. (Solusi lain) saat ini siswa harus mutar untuk ke sekolah dengan jarak sekitar 15 kilometer," ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena membenarkan soal adanya jembatan yang rusak dan putus tersebut. "Kami sudah survei ke lokasi dan melakukan kajian. Mudah-mudahan bisa terjawab dengan program," katanya.