SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pedagang tahu keliling bernama Engkos diduga menjadi korban penipuan dengan modus hipnotis oleh orang tak dikenal di Kampung Babakan, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.
Video yang merekam pria paruh baya itu tengah menangis histeris karena menjadi korban penipuan, beredar di media sosial. Informasi yang dihimpun, Engkos menangis karena uang Rp3 Juta hasil jerih payahnya berdagang, raib dibawa kabur oleh pelaku.
"Pangneleponkeun putra abi, ieu katipu aduh teu nyangka (tolong hubungi anak saya, ini ketipu, tidak menyangka)," kata Engkos sambil menangis.
Cuplikan video tersebut direkam oleh warga setempat, Reva Febriani. Ia mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis (18/7/2024) sekitar pukul 14.30 WIB.
"Saat itu bapaknya nangis, nangisnya kan kenceng tuh, terus dibawa sama petugas keamanan yang ada di sini bapaknya, dibawa ke rumah saya. Nama bapak itu Engkos Kostaman, usia 60 tahunan, tinggal di Cibeureum (Kota Sukabumi) katanya," ujar Reva saat dihubungi sukabumiupdate.com via aplikasi WhatsApp.
Berdasarkan cerita dari korban, Reva mengatakan kronologi kejadian bermula saat Engkos tengah berjualan di Kampung Depok, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak. Saat itu, Engkos menerima pesanan tahu sebanyak 1.500 pcs dari seorang pembeli. Sosok pembeli yang merupakan pelakunya itu berjenis kelamin pria yang mengenakan jas hitam serta celana jeans.
Baca Juga: Ojek di Parungkuda Sukabumi Ditipu, Anak Korban: Motor Itu Modal Nafkah Keluarga
"Namanya juga pedagang mungkin saat itu daripada capek-capek berkeliling, akhirnya terima pesanan itu dan nampaknya percaya pada pelaku, mungkin karena dihipnotis," ungkapnya.
Diduga dalam pengaruh hipnotis, lanjut Reva, korban manut saja saat diajak pergi oleh pelaku menggunakan sepeda motor beat hitam ke Kampung Babakan. Sementara barang dagangannya ditinggal di Kampung Depok.
"Dibawa ke kampung Babakan sini, si pelaku ngaku-ngaku memiliki tanah di sini ke si bapak, yang akan dijual seharga 3 miliar. Padahal tanah itu bukan milik pelaku, melainkan milik Perumahan Cibodas Indah," tuturnya.
"Terus saat itu si bapaknya disuruh nyabutin rumput. Si bapak juga nurut pas disuruh pelaku untuk menyimpan tas selendang miliknya di bawah pohon. Terus si pelaku teh kayak ngebelakangin si bapak, dia lalu ngambil uangnya terus langsung pergi," sambungnya.
Setelah pelaku pergi, Engkos baru sadar bahwa sudah kehilangan uang Rp3 juta dari dompet yang disimpan di dalam tas selendang miliknya.
"Dia sadar-sadarnya pas dia buka tas gak ada uangnya, cuman ada seribu," kata Reva.
Reva menuturkan, setelah kejadian Engkos kemudian dibantu oleh Ketua RW setempat untuk pulang ke rumah.
"Pak RW antar ke Cibadak. Di sana naik angkot eceran, soalnya lumayan jauh. Enggak (lapor polisi) karena emang harus memiliki biaya katanya," pungkas Reva.