SUKABUMIUPDATE.com - Tim Forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi membeberkan hasil identifikasi terhadap tengkorak manusia yang ditemukan di Kampung Cioray, Rt 03/02, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, pada Senin 24 Juni 2024 lalu. Dari hasil proses autopsi itu, terungkap ciri-ciri kerangka manusia tersebut.
Dokter Forensik RSUD Syamsudin SH, Nurul Aida Fathiya mengaku telah memberikan berkas hasil autopsi ini kepada pihak kepolisian sejak pekan lalu. Menurutnya, kerangka manusia itu berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia 43-48 tahun dan tinggi badan sekitar 150-155 centimeter.
“Kemudian kalau ngelihat dari struktur tulangnya memang kondisinya sudah mulai tua, jadi sesuai dengan range (rentang) umurnya,” kata Aida kepada sukabumiupdate.com, Kamis (18/7/2024).
Lebih lanjut Aida menyampaikan bahwa berdasarkan kondisi tulang, korban diperkirakan telah meninggal sejak 6 bulan sampai 1 tahun yang lalu sebelum ditemukan sudah menjadi kerangka.
“Karena kondisi TKP-nya itu di lapangan yah, terbuka, pembusukan itu jauh lebih cepat terbentuk, jadi kondisi tulang yang sudah sangat bersih itu kemungkinan (waktu kematian) antara 6 bulan sampai 1 tahun,” ungkapnya.
Baca Juga: Identitas Tengkorak Manusia di Cioray Sukabumi Masih Belum Terungkap
Ditanya terkait apakah ada tanda-tanda dugaan tindak kekerasan seksual pada korban sebelum tewas, Aida menyebut hal itu sulit dibuktikan karena kondisi korban sudah menjadi tulang belulang.
“Sudah enggak bisa kita identifikasi, karena biasanya untuk jejas dari kekerasan seksual itu kan adanya di jaringan lunak yah di otot, selaput dara, sedangkan yang kita temukan sudah murni tulang dan sudah bersih sekali,” pungkasnya.
Sebelumnya, tulang kerangka dan tengkorak manusia itu ditemukan pertama kali oleh salah seorang warga yang hendak mencari rumput, di kebun kosong yang merupakan lahan sebuah perumahan terbengkalai pada Senin 24 Juni 2024 lalu.
Kerangka tersebut ditemukan bersama dengan pakaian dan sejumlah uang tunai senilai 62 ribu rupiah dalam saku pakaian korban, terdiri dari pecahan 50 ribu, 10 ribu, dan dua ribu rupiah.
"Perkembangan dari kasus penemuan kerangka manusia di Cikembar, kerangka tersebut sudah dilakukan autopsi oleh Tim Medis. Akan tetapi berdasarkan dari hasil autopsi untuk penyebab kematian belum dapat ditentukan karena tidak ada tanda-tanda kekerasan dan kerangka tidak utuh," kata Kasi Humas Polres Sukabumi, Iptu Aah Sapulrohman kepada sukabumiupdate.com, Minggu (7/7/2024).
Baca Juga: Selain Celana Merah dan Bra Ada Kemeja Bergaris Biru, Tengkorak di Cioray Sukabumi
Menurut Aah, hingga kini pihaknya masih menunggu laporan orang hilang untuk membandingkan dengan temuan kerangka manusia tersebut. Ciri-ciri kerangka manusia itu juga sudah pihaknya sebar kepada masyarakat.
Aah menyebutkan jika terdapat masyarakat yang merasa kehilangan keluarga dengan ciri-ciri tersebut, maka pihaknya akan langsung melakukan test DNA guna untuk melakukan pencocokan.
"Iya apabila ada warga masyarakat yang mengaku bahwa kerangka manusia itu merupakan keluarganya maka kita akan langsung dilakukan test DNA," jelasnya.