SUKABUMIUPDATE.com - Mayat tanpa busana yang ditemukan anjing milik pemancing di Hutan kawasan Situ Gunung diidentifikasi melalui proses otopsi di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi,Kamis (18/7/2024). Jasad tersebut ditemukan sudah hancur, bahkan tengkorak kepala sudah terpisah dengan badannya, pada Selasa, 16 Juli 2024 sekira pukul 14.00 WIB.
Kepala tim Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH, dr Nurul Aida Fathya mengatakan jasad datang dalam kondisi tidak utuh. Hasil otopsi menemukan sebagian jaringan otot atau dagingnya menghilang.
“Jenazah itu kondisinya sudah tidak utuh dalam hal ini kondisinya sudah menjadi tulang belulang terutama pada tubuh bagian atas sama daerah tungkai atas,” ujar dr Aida kepada sukabumiupdate.com.
Menurutnya Aida, pihaknya hanya mampu mengidentifikasi kerangkanya saja karena proses autopsi yang dilakukan pada jasad korban dengan kondisi tidak utuh tentu berbeda penanganannya. Berdasarkan hasil identifikasi Aida menyimpulkan jika jasad tersebut berjenis kelamin laki-laki, memiliki tinggi badan sekitar 165-169 centimeter serta diperkirakan berusia 25 hingga 35 tahun.
“Kita bersihkan semua tulang belulang didapatkan gendernya atau jenis kelaminnya itu adalah laki-laki. Kemudian berdasarkan penyambungan tulang yang kita lihat dari tengkorak atau dari tulang iga itu kemungkinan usianya antara 25 sampai 35 tahun, untuk range tinggi badan di antara 165 cm sampai 169,” ungkap dia.
“Kemudian yang masih utuh itu ada di telapak kaki, kemungkinan menggunakan ukuran sepatu antara 38 hingga 39,” tambah dia.
Terlebih, Aida juga menjelaskan terkait penentuan identifikasi pada kerangka mayat itu dapat dilihat dari perbedaan struktur tubuh laki-laki dan perempuan.
“Paling banyak berbicara itu tulang tengkorak, dari bentuk tulang bola mata antara tulang laki-laki dan perempuan itu berbeda, kemudian dari rahang bawah, dari tulang pipi itu berbeda. Kemudian yang paling jelas untuk membedakan itu adalah tulang panggul, kalau tulang panggul perempuan itu cenderung lebar karena untuk persiapan melahirkan jadi pasti lebar, kalau panggul laki-laki itu cenderung sempit dan dia lebih vertikal,” jelas dia.
Ditanya terkait usia kematian pada mayat tersebut. Aida mengatakan hal itu dapat dilihat dari tempat jasad tersebut ditemukan. Lokasi yang basah atau lembab disebutnya akan menghambat proses pembusukan.
“Jadi kalau melihat kondisi sebagian-sebagian ini diperkirakan usia kematiannya antara satu sampai tiga bulanan,” kata dia.
Baca Juga: Nuansa Emas! Persib Bandung Rilis Jersey Baru untuk Berlaga di Piala Presiden 2024
Adapun untuk penyebab kematian pada jasad korban, Pihaknya mengaku tidak dapat memastikan mengingat kondisi jasad korban yang sudah mengalami pembusukan hingga menjadi tulang belulang.
“Kalau tulang belulang seperti itu kita sebab kematian tidak bisa ditentukan, kalau memang ada jejustnya di tulang baru bisa kita katakan sebagai kemungkinan, kalau ini tulangnya bersih,” pungkasnya.