Kini Punya Bioskop, Sejarah Cibadak Sukabumi yang Pernah Hancur oleh Bom Inggris

Jumat 12 Juli 2024, 10:00 WIB
Pesawat Mosquito Inggris saat melakukan persiapan untuk menjatuhkan bom di Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Crown melalui Yayasan Dapuran Kipahare

Pesawat Mosquito Inggris saat melakukan persiapan untuk menjatuhkan bom di Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Crown melalui Yayasan Dapuran Kipahare

SUKABUMIUPDATE.com - Rencana kehadiran bioskop di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, membuat menarik kembali membaca sejarah wilayah ini yang pernah menjadi sasaran bom pasukan Inggris. Diketahui, tempat hiburan film tersebut berlokasi di Desa Karangtengah dan akan dibuka pada Agustus 2024.

Adapun soal sejarah pengeboman Cibadak, tugu di depan gedung SDN III Cibadak menjadi saksi bisu peristiwa tersebut. Redaksi sukabumiupdate.com pernah menayangkan tulisan ini. Namun tidak ada salahnya kembali membaca cerita itu.

Kekalahan Inggris dalam Perang Konvoi I yang berlangsung pada 9 Desember 1945 atau lebih dikenal Perang Bojongkokosan, memicu amarah yang luar biasa. Pimpinan sekutu di Batavia sangat geram dan merasa terhina. Apalagi mereka adalah pemenang Perang Dunia II, namun dipecundangi gerombolan dari Sukabumi.

Pengeboman Cibadak oleh Inggris

Setelah mengalami kekalahan dalam Perang Konvoi I, komandan pasukan Inggris di Jakarta Philip Christison memerintahkan angkatan udaranya (Royal Air Force atau RAF) untuk melakukan serangan balasan. Tak menunggu lama, tentara Inggris langsung mencari titik sumber serangan terhadap mereka. Bukan hanya tenaga telik sandi yang disebar, namun dalam upayanya mendapatkan informasi tersebut juga mengerahkan sejumlah pesawat pengintai.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengatakan alasan Cibadak menjadi target penyerangan adalah karena Inggris mengira pejuang Sukabumi bersembunyi di wilayah ini. Alasan lainnya, intelijen militer Inggris menyimpulkan pusat pertahanan para pejuang Indonesia adalah Cibadak karena lokasi tersebut terletak di antara Bojongkokosan dan Cikukulu (dua tempat di mana tentara Inggris menderita korban yang cukup banyak).

"Mereka langsung memerintahkan untuk meratakan Cibadak dengan tanah. Asumsinya Cibadak adalah tempat berkumpul para pejuang yang menyerang di Bojongkokosan," kata Irman yang juga penulis buku Soekaboemi the Untold Story.

Baca Juga: Siap-Siap Guys! Bioskop di Cibadak Sukabumi akan Dibuka Agustus 2024

Padahal Komandan Resimen 13 TKR atau Tentara Keamanan Rakyat yang membawahi Sukabumi dan Cianjur saat itu, Letnan Kolonel (Purn) Eddie Soekardi mengungkapkan bahwa pasukannya tidak pernah membangun basis perjuangan di Cibadak. "Mereka kecele, kita tidak pernah berbasis di sana," ungkapnya, dikutip dari Historia.

Maka sehari setelah mendapat hantaman di Bojongkokosan dan Cikukulu, pada 10 Desember 1945, dari pangkalan udara Kemayoran, Jakarta, bergeraklah kurang lebih satu skuadron tempur RAF dengan 13 pesawat.

Mereka terdiri dari empat Mosquito (sejenis pesawat pemburu dan pembom buatan Inggris) yang membawa hulu ledak di setiap delapan bomnya dan enam Thunderbolt (pesawat pembom yang memuat 500 pound bom, bom terberat yang pernah dijatuhkan saat itu di Pulau Jawa), termasuk ada pula pesawat jenis Beaufighter.

Sebelum mulai menjatuhkan bom, tahap pertama yang dilakukan RAF adalah menyebarkan ribuan pamflet ke daratan Cibadak. Mereka meminta para pejuang Indonesia menyerah dan penduduk sipil menyingkir meninggalkan rumah. Namun karena tak ada respons dari pihak TKR dan kelompok lasykar, maka beberapa jam kemudian mereka langsung melakukan pemboman secara membabi buta.

"Para pilot diinstruksikan untuk menghapus Cibadak dari peta. Para pilot melihat di sepanjang jalan banyak truk dan tank bergeletakan di jalanan bekas perang yang berlangsung sehari sebelumnya. Pesawat mereka juga sempat terkena badai hujan sebelum tiba di Cibadak," kata Irman.

Irman mengungkapkan serangan udara itu disebut dalam buku The Fighting Cock: The Story of The 23rd Indian Division karya Kolonel A.J.F. Doulton sebagai The Heaviest Airstrike in 'Java War' atau serangan udara terhebat dalam 'Perang Jawa'. Serangan ini dimulai dari setelah jembatan Pamuruyan, pertokoan, pertigaan Cibadak, Kebon Randu, dan sekitar Sekarwangi.

Ketika itu sebagian besar penduduk Cibadak telah mengungsi dan hanya menyisakan beberapa kelompok pejuang yang bersembunyi di sejumlah tempat, antara lain di bawah jembatan kereta api Pamuruyan, jembatan Leuwi Goong, dan jembatan Cikolawing. Sementara beberapa penduduk yang tidak mau mengungsi masih menempati rumah-rumah mereka di wilayah itu.

"Bom-bom mulai dijatuhkan dan senjata mulai dimuntahkan ke hampir seluruh penjuru Cibadak. Hal itu mengakibatkan kebakaran hebat terjadi di sana-sini dan bangunan hancur sebagai akibatnya. Di stasiun kereta api, seorang petugas sinyal juga menjadi korban tembakan pesawat Mosquito," ujar Irman.

Cibadak dibuat tidak berdaya. Hampir sebagian besar wilayahnya menjadi lautan api lengkap dengan asap tebal. Kondisi kota menjadi porak-poranda. Puluhan mayat bergelimpangan di jalan-jalan dan sebagian dari mereka merupakan pejuang Indonesia atau penduduk sipil yang tidak sempat menyingkir ke tempat aman saat serangan udara Inggris dimulai siang itu.

Perlawanan Terhadap Inggris

Irman mengatakan awalnya tidak ada perlawanan apa pun terhadap serangan udara Inggris. Cibadak seolah menjadi karung pasir yang terus dihujani pukulan. Tetapi, beberapa pesawat tempur Inggris mulai ditembaki mesin dengan kaliber berat dari bawah.

Di tengah pemboman itu, ada suatu kisah heroik. Salah seorang pejuang muda dari Nagrak sekaligus anggota TKR bernama Ojong Bantamer nekat memanjat pohon kelapa sambil membawa senjata ringan dan menembaki pesawat Inggris dari atas pohon. Dia berteriak dengan lantang menantang pasukan tempur tersebut.

"Bantamer sang pemberani itu tetap selamat sesudah peristiwa tersebut. Namun kemudian dia dikisahkan gugur saat mencegat konvoi di dekat talang Degung ketika Agresi Militer Belanda I tahun 1947," kata Irman.

Penembakan yang dilakukan Bantamer ketika penyerbuan Cibadak ternyata menimbulkan kerusakan serius pada pesawat Thunderbolt yang memaksanya kembali ke Kemayoran setelah menjatuhkan beberapa bom beratnya.

Hancurnya Cibadak di Tangan Inggris

Salah satu tempat yang menjadi saksi bisu pemboman tersebut adalah tugu di depan gedung SDN III Cibadak. Konon katanya, tugu itu merupakan bom yang tidak meledak. Selain itu, ada juga tiga makam dengan tulisan Ujang, Karim, dan Majen. Mereka diduga korban yang meninggal akibat terkena bom pesawat RAF.

Satu jam setelah serangan udara Inggris, Cibadak hancur dan rata dengan tanah. Berita pemboman Cibadak sampai hingga Batavia dan membuat situasi memanas. Ribuan pejuang Indonesia berkumpul di beberapa tempat di Batavia dan marah atas peristiwa tersebut. Suasana mendadak genting. Bahkan Jenderal Philip Christison pun dibuat sangat khawatir dan segera menemui Sutan Syahrir untuk berunding.

"Tak hanya menimbulkan kegentingan di Batavia, pemboman Cibadak juga ternyata mendapat kecaman dari dunia internasional, termasuk dari Perdana Menteri India, Pandit Jawaharlal Nehru," ujar Irman.

Parlemen Inggris disebut melakukan rapat mendadak dan memutuskan untuk mempercepat keterlibatan negaranya di Hindia Belanda.

Letkol Eddie Soekardi bersaksi bahwa saat dia bermaksud melakukan pemakaman resmi dan berangkat ke Cibadak bersama Ahmad Kosasih dan Tomet Mansyur melalui Cikembar menggunakan mobil, sebelum memasuki Cibadak, mereka melihat pesawat-pesawat turun rendah dan membombardir Cibadak. Mobil mereka akhirnya berhenti dan bersembunyi di perkebunan.

Serangan udara RAF selesai sekira pukul 16.00 WIB dan Eddie Soekardi segera memeriksa kondisi Cibadak. Dia melanjutkan mengunjungi korban Bojongkokosan yang ditambah dengan korban pemboman sekaligus bertemu Dr Hasan Sadikin. Sedikitnya ada 40 anak buah Eddie, rata-rata berusia 19-22 tahun yang terbujur kaku, gugur dalam pertempuran tersebut. Eddie mengenangnya sambil berlinang air mata.

Secara keseluruhan, dalam rangkaian pertempuran Bojongkokosan (Perang Konvoi I), pihak sekutu mengalami cukup banyak kerugian, antara lain sembilan truk dan dua mobil Jeep jatuh ke tangan TKR.

Namun kerugian di pihak Indonesia juga cukup besar. TKR kehilangan 60 prajurit di samping korban dari pihak Barisan Pejuang Rakyat yang jauh lebih banyak lagi. Demikian pula penduduk Cibadak yang menjadi korban pemboman dan tembakan mitraliur (sejenis senapan serbu) dari pesawat udara.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa