SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan warga Cemerlang yang mengatasnamakan Gerakan Prima Sukabumi menggeruduk Kantor UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan (PJJWP) II di Jl. Bhayangkara No.209 Kota Sukabumi, Jumat (5/7/2024) siang.
Pantauan langsung sukabumiupdate.com di lokasi, aksi unjuk rasa berlangsung cukup panas serta diwarnai aksi pengrusakan dua gerbang kantor UPTD Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR) tersebut hingga patah.
Aksi demonstrasi ini dipicu adanya tiang listrik ambruk di Jalan Cemerlang, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi beberapa waktu lalu.
"Sebab itu, saat ini kami mempertanyakan dan meminta kejelasan terkait hal tersebut,” kata Koordinator Gerakan Prima Sukabumi, Danial Fadhilah di lokasi.
Danial mengatakan, warga menuntut UPTD PJJWP II Sukabumi untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh kepada pihak ketiga sebagai pengembang dari semua proyek yang ada di wilayah Kota Sukabumi.
Baca Juga: Warga Dengar Ledakan, Tiang Listrik Ambruk di Cemerlang Sempat Bikin Padam Sukabumi
Pasalnya, pihaknya menduga penyebab robohnya satu tiang listrik itu dikarenakan adanya proyek galian irigasi yang tidak diperhitungkan secara baik serta pengembang dinilai tidak melakukan analisis dampak lingkungan (AMDAL).
“Hal ini harus dipertanyakan ada atau tidak keseriusannya dalam membangun. Tentunya, robohnya tiang listrik tersebut bukan tanpa sebab, kami menduga kejadian tersebut disebabkan pekerjaan kontraktor yang mengeruk pembatas penahan tiang listrik terlalu dalam sehingga tiang listrik tumbang atau roboh dan menyebabkan kerugian terhadap negara serta terhadap masyarakat," kata dia.
Dengan kejadian tersebut, lanjut Danial, membuat listrik di wilayahnya mati dan berdampak terhadap terganggunya aktivitas masyarakat.
“Penyebab yang hari ini muncul di publik adalah menyalahkan hujan deras, padahal kita warga setempat tahu bukan hanya hujan deras tapi karena ada galian disana,” ucapnya.
Karena tidak ada jawaban dari pihak UPTD, lanjut Danial, massa meminta evaluasi tertulis hingga 3X24 jam. Apabila tak kunjung ada jawaban, pihaknya mengancam bakal kembali menggeruduk Kantor UPTD PJJWP II Sukabumi dengan jumlah massa lebih banyak.
“Karena belum ada jawaban dari pihak UPTD, kami minta evaluasi tertulis dulu selama waktu 3X24 jam. Jiga tidak ditanggapi, kami akan kembali lagi dengan massa lebih banyak,” tandasnya.
Dikonfirmasi di tempat yang sama, Ajat Sudrajat, selaku Staff Seksi Pembangunan Kantor Pelayanan UPTD 2 Sukabumi membenarkan jika di wilayah tersebut sedang ada proyek galian saluran irigasi.
“Kalau terkait masalah tiang listrik itu kan kita ada galian saluran, cuman galian saluran itu baru membuka kontruksi totalnya aja belum sampai ke dalam buat sesi saluran,“ ujar Ajat.
Terlebih pihaknya juga menduga penyebab robohnya satu unit tiang listrik itu karena curah hujan pada saat itu yang sangat tinggi yang mengakibatkan tanah tidak kuat menopang beban tiang.
“Mungkin karena situasi hujan pada saat itu dari sore sampai malam gak berhenti, hujannya deras, terus posisi tiang liatrik ada di sawah jadi mungkin tanahnya tidak kuat, jadi becek, jadi terjadi ambruk tiang listriknya,” sebut dia.
Terkait semua tuntutan yang disampaikan oleh masa aksi, Ajat menyebut akan menyampaikan semua tuntutan tersebut kepada pimpinannya agar dapat ditindaklanjuti.
“Yang mungkin akan kami sampiakan aspirasi dari aksi ini ke pimpinan bahwa untuk menindaklanjuti atau memberikan kebijakan-kebijakan atas aspirasi dari para pendemo,” ucapnya.
Disinggung terkait aksi pengrusakan gerbang kantor, Ajat menyebut jika itu merupakan hal yang wajar dilakukan oleh massa aksi yang sedang emosi.
“Kalau itu anggap wajar aja makanya mungkin namanya juga manusia bisa hilap bisa emosi, biasa ajalah, mungkin kita bisa perbaiki lagi, gak berdampak besar,” pungkasnya.