SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Mangkalaya, Rt 02/05, Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi keluhkan hasil pembangunan drainase yang sudah rusak kurang dari sepekan pengerjaan.
Dari pantauan langsung di lokasi, drainase yang dimaksud terlihat seperti baru saja selesai dikerjakan. Adapun kondisinya terlihat banyak bagian yang mengelupas hingga ambruk di sebagian pondasi drainase.
Berdasarkan informasi, pengerjaan itu dilakukan dari tanggal 11 sampai 27 Juni lalu. Kerusakan itu diketahui warga sejak tiga hari setelah pengerjaan selesai dilaksanakan.
Ketua RT 02/05, Desa Cibolang, Jaja mengatakan berdasarkan papan proyek yang terpasang di lokasi pembangunan, pembangunan drainase itu memiliki volume 90.625 M Kubik yang menghabiskan anggaran sebanyak Rp 60.917.000 juta.
“Lebar 20 centi meter, tinggi 50 centi meter. Yang menjadi permasalahan di wilayah RT 02 yang tidak memuaskan itu jaraknya 66 meter. Jadi kiri kanan 132 meter panjangnya,” ujar Jaja kepada sukabumiupdate.com, Kamis (4/7/2024).
Baca Juga: Jalan Desa di Jampangtengah Sukabumi Amblas Akibat Hujan, Aktivitas Warga Terganggu
Menurutnya, kerusakan itu diketahui warga sejak tiga hari setelah pembangunan drainase selesai dilaksanakan, terlebih ketika ada visum dari petugas Kecamatan Gunungguruh pada Senin, 1 Juli 2024.
“Itu selesai pembangunan dua minggu baru, dua sampai tiga hari setelah pembangunan itu sudah kelihatan rusak, waktu datang visum itu lebih parah, pake tangan aja bisa rusak apalagi diinjek pake kaki,” kata dia.
Menurutnya, kerusakan yang terjadi pada proyek pembangunan drainase di wilayahnya itu dianggap tidak wajar, selain belum lewat sepekan pengerjaan, kondisinya sudah mengalami kerusakan.
“Kwalitasnya jelek, banyak yang rusak, itu ruksak parahnya diduga karena kurang semen, jadi si pasirnya tidak ada bahan semen,” tutur dia.
Atas dasar hal tersebut, pihaknya mempertanyakan biaya yang dianggarkan sebanyak Rp 60 juta-an itu. “Dari anggaran yang 60 juta itu saya memperhitungkan habis barang untuk pengerjaan itu diperkirakan total hanya Rp 21 juta paling habisnya,” ujarnya.
Baca Juga: Petani Protes! Pelepasan Tanah Eks HGU di Cidolog Sukabumi Diluar Kewenangan Perusahaan
“Pasir itu 2 truk tambah 1 engkel, batu 3 truk, semen 45 sak itu diperhitungkan sama pangsir atau pengakut pasir dari jalan ke lokasi pembangunan itu Rp2,7 juta, sama upah pekerja itu minim hanya Rp 5 juta untuk 7 orang pekerja selama 2 minggu. Nah sedangkan sisanya kemana kan kami nggak tahu sisa uang dari Rp 60 juta itu,” ucapnya.
Hal yang sama dikeluhkan oleh Ujang Saepudin (53 tahun) warga setempat sekaligus tukang bangunan di kampung tersebut. Menurutnya dengan anggaran Rp 60 juta seharusnya kwalitas pembangunan itu sudah lebih dari cukup.
“Keahlian saya di bidang pembangunan itu di tahun 90-an, saya punya pengalaman gituh ya, penggarapan drainase itu dengan irigasi. Untuk perkubik dengan anggaran 60 juta itu harusnya udah maksimal,” ujar Ujang.
Atas dasar hal tersebut, warga setempat berharap agar ada kejelasan terkait proyek pembangunan drainase tersebut serta dilakukan perbaikan secepatnya.
“Harapan saya pribadi selaku warga masyarakat untuk hal ini mohon di perbaiki maksimal aja gituh,“ harapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Cibolang, Arif Agung Gumelar menanggapi protes warga tersebut. Agung menyebut pihaknya telah berkoordinasi terkait protes warga tersebut dengan pihak Kecamatan Gunungguruh.
Baca Juga: Diduga Gelapkan BLT Dana Desa, Sekdes di Kadudampit Sukabumi Diburu Polisi
“Intinya terkait keluhan kegiatan yang kemarin kita sudah koordinasi dengan pihak kecamatan bahwa statmen dari pihak kecamatan itu bukan mengurangi volume atau tidak dikerjakan tetapi itu cuman untuk diperbaiki,“ ujar Arif.
Arif menyebut jika proyek pembangunan drainase itu dilakukan menggunakan anggaran Dana Desa (DD) senilai Rp 60.917.000 juta tahun anggaran 2024.
Ditanya terkait penyebab kerusakan, dia menuturkan jika kerusakan itu dimungkinkan karena adanya banyak faktor. “Itu mungkin satu karena faktor cuaca, di situ memang ada yang kurang tapi bukan kurang belanja yah itu karena kurang kontrol di lapangan aja, soalnya ada semen sisa juga sebanyak 15 sak itu kita sumbangkan ke ke-Rwan lain yang dialihkan untuk pembangunan jalan rambat beton makam,” ungkap dia.
Atas kerusakan itu, kata Arif, pihaknya berencana untuk kembali memperbaiki semua kerusakan tersebut dalam waktu dekat. “Kebetulan saya juga akan ke lokasi kembali untuk mengecek, dan besok lusa untuk memperbaikinya. Rencana perbaikan, antara besok atau hari Sabtu sekarang,” pungkasnya.