SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, melalui UPTD Puskesmas Sagaranten, mengumumkan hasil Labkesda Provinsi Jawa Barat terkait sampel makanan yang dikonsumsi warga pada acara pra-hajatan pernikahan di Kampung Cimanggir, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, pada Minggu, 9 Juni 2024.
Diketahui, saat itu, gejala keracunan seperti mual, demam, muntah, dan diare mulai dirasakan oleh warga pada Minggu malam. Pada Senin pagi, 10 Juni 2024, sejumlah warga mendatangi Puskesmas Sagaranten dan Puskesmas Curugkembar untuk mendapatkan perawatan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi mencatat total korban keracunan massal mencapai 194 orang. Pemerintah kemudian menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas peristiwa tersebut.
Ketua Tim Kerja Surveilans Dinkes Kabupaten Sukabumi Tatang Sutarman mengatakan sampel makanan berupa nasi, buncis, mi, dan daging ayam, telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada 11 Juni 2024. Sementara hasil pemeriksaan ujinya akan keluar setelah 10 sampai 14 hari.
Baca Juga: Keluarga Korban Pertanyakan Soal Kasus Keracunan di Sukabumi, Sampel Masih Diuji
Kekinian, Kepala UPTD Puskesmas Sagaranten, Sudarna Sukmana, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima hasil Labkesda Provinsi Jawa Barat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
"Untuk sampel makanan, pengujian terhadap V. Cholera, Salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus, E. coli, Bacillus cereus, dan jamur pada semua sampel makanan hasilnya negatif, terkecuali untuk sampel mie yang mengandung Bacillus cereus dan Staphylococcus scouri, serta sampel buncis yang mengandung jamur Candida albicans dan Staphylococcus kloosii. Sementara itu, sampel ayam mengandung Staphylococcus galinarum dan Proteus mirabilis," jelas Sudarna kepada sukabumiupdate.com, Senin, (1/7/2024).
Sudarna juga menyebutkan bahwa hasil pengujian sampel air minum menunjukkan negatif terhadap V. Cholera, Salmonella, dan Shigella. Namun, terdapat bakteri E. coli sebanyak 273 dan bakteri coliform sebanyak 1844. "Jadi, sampel makanan mengandung kuman dan bakteri," pungkasnya.