SUKABUMIUPDATE.com - Jenang merupakan jenis makanan yang langka, karena hanya ditemukan di beberapa desa di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Meskipun memiliki kemiripan dengan dodol dari segi rasa dan bentuk. Jenang ini disebut berasal dari makanan khas masyarakat Kudus, Jawa Tengah.
Jenang bagi masyarakat Kecamatan Ciracap terutama keturunan suku Jawa, seperti yang tinggal di Desa Pangumbahan, Gunung Batu dan Ujunggenteng, senantiasa dijaga kelestariannya sebagai kuliner dalam acara tradisional mereka. Makanan yang bahan dasarnya terbuat dari tepung beras ini selalu menjadi hidangan utama pada saat acara syukuran pernikahan, khitanan atau saat Hari Raya Idul Fitri, serta acara Suraan.
Awal keberadaan makanan jenang bersamaan dengan saat mulai diperkenalkannya seni kuda lumping oleh penduduk Desa Kajoran, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen pada zaman penjajahan Belanda. Yaitu penduduk yang sejatinya akan dibawa ke Pulau Borneo Kalimantan untuk dipekerjakan di perkebunan kelapa sawit. Malah mereka dibawa ke perkebunan yang berada di Ujunggenteng Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi dengan kapal laut dan bersandar di Bagal Batre.
Baca Juga: Resep Bolu Kukus Yang Enak dan Lembut, Kue Tradisional Populer di Indonesia
Pimpinan Sanggar Seni Kuda Lumping dan Cepet, Lamijan (63 tahun) mengatakan bahwa makanan Jenang merupakan makanan utama dalam acara tradisional warga keturunan (jawa). Seperti pada acara Suraan atau syukuran seni atas berdirinya kesenian atau selamatan seni sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1972, sebagai hidangan para tamu. Seiring berjalannya waktu, jenang juga disajikan saat acara syukuran pernikahan, khitanan, dan acara lainnya.
"Kalau hari hari biasa susah untuk menemukannya, makanan yang satu ini memang sulit didapat di warung-warung, kalau ingin menikmati jenang tentunya harus pesan terlebih dahulu. Jenang tidak dipasarkan secara bebas, jika ingin merasakan kelezatan jenang bisa didapat saat acara syukuran pernikahan, khitanan, atau saat Hari Raya Idul Fitri.," tutur Lamijan kepada sukabumiupdate.com, Selasa (25/6/2024).
Bagi Lamijan, sajian jenang bukan hanya soal kelezatan, namun memiliki nilai filosofis. Setiap orang bisa menikmatinya. "Jenang bebas dari atribut sosial, semua orang bisa menikmati," imbuhnya .
Bahan yang diperlukan untuk membuat Jenang ukuran tiga loyang ini diperlukan sebanyak 25 kilogram beras biasa, 25 kilogram beras ketan, dan aci singkong 10 kilogram, 60 kilogram gula merah, 100 biji kelapa tua, dituangkan pada tiga loyang, dimasak diatas bara api. "Untuk membuat Jenang sebanyak ini membutuhkan waktu sekitar 10 jam, dikerjakan oleh sekitar 12 orang," jelasnya.