Perlu Uji Endotoksin, Hasil Audit KIPI Bayi di Sukabumi Meninggal Setelah Imunisasi

Kamis 20 Juni 2024, 16:14 WIB
(Foto Ilustrasi) Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengikuti Zoom meeting dengan Komite Nasional KIPI pada Kamis (20/6/2024), membahas kasus bayi meninggal setelah imunisasi. | Foto: Pixabay

(Foto Ilustrasi) Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengikuti Zoom meeting dengan Komite Nasional KIPI pada Kamis (20/6/2024), membahas kasus bayi meninggal setelah imunisasi. | Foto: Pixabay

SUKABUMIUPDATE.com - Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengikuti Zoom meeting dengan Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada Kamis (20/6/2024) di Ruang Pertemuan Setda Kota Sukabumi.

Pertemuan secara daring ini dihadiri Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Polres Sukabumi Kota, Kodim 0607, dan pihak keluarga Muhammad Kenzie Arifin, bayi tiga bulan asal Kota Sukabumi yang diduga meninggal dunia setelah menjalani imunisasi.

Mengutip keterangan di website KDP Kota Sukabumi, dalam konferensi pers, Kusmana menyatakan sejak kejadian dilaporkan, pemerintah kota, terutama Dinas Kesehatan, telah melakukan berbagai upaya sesuai prosedur. Langkah yang diambil antara lain:

- Mendampingi keluarga almarhum, mulai dari merespons pelaporan hingga proses pemakaman.
- Mengumpulkan data terkait kejadian KIPI, termasuk data sebelum dan saat kejadian, dari pihak keluarga dan puskesmas.
- Melaporkan KIPI kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, KOMDA KIPI Jabar, Kementerian Kesehatan, dan KOMNAS KIPI.
- Berkoordinasi dengan lintas sektor terkait.
- Menyiapkan bahan audit dan melakukan audit bersama KOMDA KIPI dan KOMNAS KIPI.

"Kami telah berkoordinasi dengan lintas sektor, menyiapkan bahan audit, dan melakukan audit bersama KOMDA KIPI dan KOMNAS KIPI," kata dia.

Baca Juga: Keluarga Gandeng Kuasa Hukum Telusuri Kasus Bayi Meninggal Usai Imunisasi di Sukabumi

Kusmana menjelaskan hasil audit dari KOMNAS KIPI yang memberikan kesimpulan bahwa prosedur pemberian imunisasi terhadap Kenzie telah dilakukan sesuai dengan yang berlaku. Namun, untuk mengetahui penyebab kematian, diperlukan tambahan data dan bukti dengan melakukan pemeriksaan uji endotoksin dan sterilitas terhadap semua vaksin yang diberikan serta melakukan autopsi forensik atau klinis.

Mengikuti penyampaian hasil audit, Kusmana menyatakan pihak keluarga ingin kepastian terkait penyebab kematian. "Secara prosedur, semuanya sudah dilakukan. Namun, karena data tidak lengkap untuk memastikan penyebab kematian, kami menunggu hasil uji dari BP POM yang akan keluar tiga minggu kemudian, serta akan dilakukan autopsi untuk memastikan hal ini," ujarnya.

Lebih lanjut disebutkan, Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen mendampingi keluarga almarhum, mendampingi, dan mengawal setiap tahapan yang diperlukan.

"Prosedur vaksinasi anak sudah dilakukan sesuai ketentuan. Almarhum telah divaksin sejak lahir dan menerima empat kali imunisasi. Kami juga mengirimkan video dari saat anak mulai merasakan panas dan kami sedang mencari penyebab utamanya," kata Kusmana.

Sebagai bentuk komitmen, pemerintah hadir langsung ke rumah keluarga korban, mulai dari melayat, Dinas Kesehatan memberikan laporan secara rinci, hingga saat ini mengawal agar ada kepastian penyebab kematian tersebut. "Puskesmas juga terus berkomunikasi dengan keluarga, dan ini menjadi evaluasi bagi kami. Kami tidak dapat memberikan jawaban pasti penyebab kematian sebelum ada hasil penelitian," ujar dia.

Dengan komitmen yang kuat, Pemerintah Kota Sukabumi berjanji akan terus mengawal proses ini hingga ada kepastian terkait penyebab kematian, demi menjamin transparansi dan keadilan bagi keluarga korban serta seluruh warga kota.

Diketahui, Kenzie melakukan imunisasi pada Selasa, 11 Juni 2024 di puskesmas yang berada di wilayah Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Kenzie adalah anak kedua dari pasangan suami istri Isan Nur Arifin (27 tahun) dan Deara Wulandari (27 tahun) asal Kampung Bantarpanjang, Kelurahan Sukakarya.

Sumber: Website KDP Kota Sukabumi

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)