SUKABUMIUPDATE.com - Nasib pilu dialami Nurani (38 tahun), janda tiga anak ini menjadi salah satu potret nyata kemiskinan yang masih eksis di pelosok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sehari-hari, Nurani bersama ketiga anaknya harus tinggal di rumah reyot berukuran 5x7 meter persegi di Kampung Cikeuyeup RT 11/RW 04 Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah.
Tak hanya kumuh, rumah panggung berdinding bilik bambu pemberian orangtuanya tersebut kondisinya juga sudah keropos hingga ada yang ditambal spanduk bekas. Atap rumah pun seringkali bocor jika diguyur hujan.
"Material bangunan sudah pada lapuk. Atapnya sudah bocor," Kata Nurani kepada sukabumiupdate.com, Minggu (16/6/2024).
Baca Juga: Jangan Nunggu Viral! DPRD Soroti Masalah Program Rutilahu di Kabupaten Sukabumi
Bahkan kondisi lantai rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu juga memprihatinkan. Ada sejumlah lubang berdiameter ukuran kaki orang dewasa yang membuat Nurani bersama anak-anaknya harus memilah titik pijakan agar tidak terperosok.
Keterbatasan ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab Nurani harus rela tinggal di rumah reyot tersebut.
Profesi Nurani yang bekerja serabutan sebagai buruh tani, hanya cukup untuk menafkahi ketiga anaknya yang masing-masing berusia 14 tahun (perempuan), 7 tahun (perempuan) dan 1 tahun (laki-laki).
Saat ini Nurani sangat berharap rumahnya segera mendapat perbaikan lantaran kondisinya semakin mengkhawatirkan. Ia takut rumahnya sewaktu-waktu roboh dan mengancam keselamatan anak-anaknya.
"Apalagi di saat terjadi hujan disertai angin kencang. Untuk menutupi kerusakan maupun atap yang bocor, biasanya saya ambil barang bekas seperti asbes dari rumah orangtua," terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Cijulang, Indra Rusdiana membenarkan kondisi rumah Nurani termasuk kategori rumah tidak layak huni atau Rutilahu. Ia menyebut rumah Nurani itu baru masuk pendataan Puskesos untuk mendapatkan program bantuan rutilahu dari Pemerintah Daerah.
"Baru masuk pendataan Puskesos dan belum diajukan. Karena usulan rumah tidak layak huni sangat banyak, sedangkan dari Pemda melalui Perkim, paling kita kebagian kuota 2 unit," ungkapnya.
"Untuk bantuan pemerintah, (Nurani) belum mendapatkannya, seperti BPNT atau PKH. Bantuan dari desa juga setelah kami cek belum mendapatkannya, nanti kami akan kordinasi sama Kades, dan Puskesos," imbuhnya.
Informasi yang dihimpun, Nurani baru tiga bulan cerai dengan suaminya. Hingga saat ini mantan suaminya tersebut dikabarkan belum pernah sekalipun membantu untuk menghidupi ketiga anaknya atau sekedar datang ke rumah Nurani.