SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Novian Rahmat mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan), sejak periode 1 Januari hingga 31 Mei 2024, tercatat Kota Sukabumi telah mengalami bencana alam sebanyak 202 kejadian.
Dari jumlah tersebut, bencana yang paling sering terjadi yaitu bencana tanah longsor dengan 46 kejadian, kemudian banjir 39 kejadian, angin puting beliung 11 kejadian, kebakaran permukiman 9 kejadian dan gempa bumi sebanyak 6 kejadian.
"Cuaca ekstrem mendominasi kejadian bencana dalam lima bulan terakhir yang jumlahnya mencapai 91 kejadian," kata Novian, Minggu (16/6/2024).
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, BPBD Kota Sukabumi Tangani 4 Bencana Alam di Cikole
Akibat bencana alam tersebut, lanjut Novian, ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 3,6 miliar Dengan luas area 0,6247 Ha, dan 361 KK terdampak, diantaranya 368 orang terdampak, 484 Unit Bangunan Rusak, 36 Unit Rusak Berat, 104 Unit Rusak Sedang dan 344 Unit Rusak Ringan.
"Bulan April merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat tercatat 72 kasus, Bulan Januari 36 kasus, Bulan Mei 35 kasus, Bulan Februari 18 kasus, kemudian disusul Bulan Maret 39 kasus," ungkap Novian.
Menurut Novian, kerugian paling besar ditimbulkan dari bencana tanah longsor yang nilainya mencapai Rp1,3 miliar, cuaca ekstrem Rp859,1 juta, kebakaran permukiman Rp786 juta angin puting beliung Rp426,5 juta, banjir Rp160,5 juta, gempa bumi Rp86,3 juta.
"Jumlah korban dan luka sebanyak lima orang. Di mana dari jumlah tersebut sebanyak dua korban meninggal dunia, dua luka berat dan satu luka ringan," tambahnya.
Novian mengatakan untuk Juni ini kejadian bencana masih didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Namun demikian,
masyarakat harus mewaspadai musim kemarau yang diperparah dengan fenomena alam El Nino yang memicu terjadinya bencana kekeringan dan kesulitan air bersih.