Bayi 3 Bulan di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi, Pj Wali Kota Tunggu Evaluasi Komnas KIPI

Jumat 14 Juni 2024, 20:15 WIB
Ilustrasi. Bayi di Kota Sukabumi dikabarkan meninggal usai di Imuniasasi. (Sumber : Istimewa)

Ilustrasi. Bayi di Kota Sukabumi dikabarkan meninggal usai di Imuniasasi. (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan dikabarkan meninggal dunia usai lakukan imunisasi. Bayi meninggal dunia beberapa jam setelah sempat dirujuk ke rumah sakit, namun tidak tertolong.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, imunisasi diselenggarakan pada Selasa (11/6/2024) lalu di Puskesmas yang berada di wilayah Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong.

Bayi yang diberi nama Muhammad Kenzi Arifin itu merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Isan Nur Arifin (27) dan Deara Wulandari (27) asal Kampung Bantarpanjang, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong.

Ibu korban, Deara menyampaikan kronologi kejadian hingga anaknya meninggal diduga akibat imunisasi. Menurutnya, pada Selasa, 11 Juni 2024 sekira pukul 08.30 WIB, dia bersama anaknya datang ke Puskesmas untuk imunisasi berdasarkan jadwal yang telah ditentukan Posyandu.

“Pada hari selasa itu saya datang ke puskesmas anak saya dalam keadaan sehat karena mau imunisasi, nah waktu di puskesmas sebelum suntik sudah dicek dulu suhu tubuhnya, kata bidan normal,” ujar Wulandari kepada sukabumiupdate.com, Jumat (14/6/2024).

Baca Juga: Terancam KLB! Cakupan Imunisasi Indonesia Tahun 2023 Hanya 4,02 dari Target 33%

Saat itu, setelah dilakukan pengecekan suhu tubuh dan dikatakan normal, namun sang bayi diketahui belum melakukan imunisasi sejak lahir. Karena itu bidan yang menangani mengatakan bahwa sang bayi harus disuntik obat BCG dan DPT serta diberikan obat tetes mulut.

“Anak saya kan ketinggalan imunisasinya dari satu bulan sehabis lahir belum imunisasi, jadi kata bidan ini suntiknya dua BCG sama DPT terus yang ditetes ke mulut dua macam,” jelas dia.

“Waktu itu bidannya tidak melakukan tawaran dulu ke saya setuju atau tidaknya obat itu disekaligusin,” sambung dia.

Deara Wulandari (27) Ibunda bayi meninggal usai imunisasi | Foto : Asep AwaludinDeara Wulandari (27) Ibunda bayi meninggal usai imunisasi | Foto : Asep Awaludin

Sepulang dari Puskesmas, Wulan mengatakan jika sang anak masih dalam kondisi normal. Sesaat kemudian sekitar pukul 11:00 WIB, Wulan mengaku memberikan obat syrup paracetamol kepada sang anak berdasarkan anjuran bidan.

“Terus jam 9 saya pulang ke rumah, anak saya masih dalam keadaan sehat tidak ada gejala apa-apa. Anak saya masih biasa, jam 11 siangnya itu minum paracetamol kata bidannya itu harus minum syrup itu tiga kali sehari,” kata dia.

Lebih lanjut, sekira pukul 14:00 WIB, Kenzi menangis dan tidak mau diberi asi. Pada saat yang sama, sang ibu menghubungi bidan yang menangani anaknya itu.

Baca Juga: Monev ke Rumah Sakit, Dinkes Siapkan Implementasi KRIS-JKN di Kota Sukabumi

“Waktu sekitar jam 2 siang si dedeknya nangis tapi lama-lama suaranya semakin mengecil terus nggak mau nenen (menyusui) waktu itu saya langsung menghubungi bidan, terus dateng bidan sama seorang dokter ke rumah,” ucapnya.

“Waktu di rumah suhu tubuh si anak normal katanya terus disuntik anusnya, kata bidan ini tindakan pertama,” sambung dia.

Setelah mendapatkan penanganan pertama, sang bayi langsung dibawa ke RSU Asyifa. Di tengah perjalanan, sang bayi bibirnya mulai membiru dan kakinya dingin.

“Abis disuntik diajak ke rumah sakit, di perjalanan anak saya bibirnya udah ungu terus kakinya dingin, begitu sampai di IGD Asyifa ditangani sama pihak sana dan dicek badannya sama oksigennya tapi nggak ada respon apapun,” ujar Wulan.

Sesampainya di rumah sakit, sang anak diperiksa bagian dada dan oksigennya namun tidak merespons. Di hari yang sama sekitar pukul 15:00 WIB, bayi malang itu dinyatakan meninggal dunia.

"Dari situ kita pulang ke rumah sama bidan sama Dinas Kesehatan, terus anak saya dimakamkan jam 17:00 WIB, buku KIA (Kartu Ibu dan Anak) dibawa sama Dinas Kesehatan, alasannya buat penyelidikan namun sampai hari ini tidak ada perkembangan," ungkapnya.

Baca Juga: Dinkes Dorong Laboratorium di Kota Sukabumi Terapkan Standar Akreditasi

Sejak peristiwa itu, keluarga berharap agar sebab kematian anaknya itu dapat terungkap dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Hingga saat ini pihak keluarga baru mengadukan peristiwa tersebut kepada Polres Sukabumi Kota.

“Kalau keinginan dari keluarga, kasus ini pengen sampai tuntas gitu ya, tidak ada yang ditutupi, apa penyebabnya anak saya sampai meninggal, apa dari karena obat yang terlalu banyak masuk? Atau karena kelalaian bidan atau karena obatnya kedaluwarsa atau apa gitu kan," kata dia.

"Kita nggak tahu, kita nggak paham soal itu (medis) yang lebih paham kan pasti dari pihak nakes atau bidan tersebut karena dari lahir anak saya nggak ada penyakit bawaan," tambahnya.

Sejak kematian bayi Kenzie, beberapa perwakilan Puskesmas disebut sempat datang ke rumah duka untuk sekedar mengucapkan belasungkawa dan menyatakan jika kasus itu ditangani oleh Provinsi Jawa Barat.

"Waktu hari Rabu (12/6/2024) perwakilan dari Puskesmas ada datang ke rumah mengatakan belasungkawa terus menyatakan kasus ini lagi ditangani sama pihak ahli provinsi, hanya sampai sekarang tidak ada kejelasan," ucapnya.

NA, selaku bidan yang menangani korban bayi menyebut kasus itu masih ditelusuri. Dia enggan menceritakan lebih lanjut terkait peristiwa itu.

"Sudah ditangani Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi Jawa Barat," ucapnya singkat.

Sementara itu, Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji, mengatakan kasus tersebut sedang dalam penananganan Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi).

"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam kepada orang tua yang bayinya berumur 3 bulan meninggal dunia pasca dilakukannya Imunisasi. Saat ini kita menunggu hasil evaluasi dari mereka (Komnas KIPI)," kata Kusmana.

Menurutnya, Komnas KIPI merupakan lembaga idependen. Setelah ada hasil evaluasi, kemudian pihaknya nanti baru akan melakukan langkah dan penjelasan selanjutnya.

"Saya belum bisa lebih banyak menanggapi terkait hal ini yah, karena sekarang masih dalam penanganan Komnas KIPI," ungkapnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Science22 November 2024, 11:13 WIB

14 Kecamatan di Sukabumi Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Banjir

BMKG memprakirakan intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat pada dasarian atau sepuluh hari ketiga November 2024 berkategori menengah hingga tinggi.
Ilustrasi. Motor terseret banjir di Gang Peda Pasar kawasan Ahmad Yani Kota Sukabumi, 5 November 2024. (Sumber: istimewa)
Sukabumi22 November 2024, 11:02 WIB

Warga Jampangtengah Sukabumi Dibacok OTK hingga Luka Parah di Kepala dan Dagu

Seorang pria di Jampangtengah Sukabumi mengalami luka parah di kepala dan dagu usai dibacok sajam oleh orang tak dikenal (OTK).
Ilustrasi. Seorang pria warga Jampangtengah Sukabumi dibacok OTK hingga luka parah. (Sumber Foto: Istockphoto/ Zoka74)
Inspirasi22 November 2024, 11:00 WIB

Sarjana dengan IPK 3,00 Cari Kerja? Cek Info Loker Jawa Barat Berikut!

Lulusan S1 masih nganggur? Berikut Info Loker Jawa Barat untuk Anda!
Ilustrasi. Karyawan Tetap. Info Loker Jawa Barat Lulusan Sarjana dengan IPK 3,00 (Sumber : Freepik/@katemangostar)
Sehat22 November 2024, 10:46 WIB

Tips Menjaga Kebugaran Tubuh di Musim Penghujan

Musim penghujan memang membawa udara sejuk dan nyaman, namun juga dapat menjadi tantangan bagi kebugaran tubuh. Artikel ini memberikan beberapa tips untuk tetap aktif meski cuaca tidak mendukung.
Menjaga Kebugaran Tubuh di Musim Penghujan (Sumber : Freepik/@pvproductions)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 10:15 WIB

Ustaz Totong Ungkap Alasan Dukung Ayep Zaki-Bobby di Pilkada Kota Sukabumi: Insyaallah Menang

Dalam berbagai kesempatan Ustaz Totong menyampaikan alasannya mendukung Ayep Zaki-Bobby Maulana di Pilkada Kota Sukabumi 2024.
Mantan Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi, Totong Suparman. (Sumber : Istimewa)
Sehat22 November 2024, 10:00 WIB

7 Khasiat Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Atasi Maag

Belimbing memang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Buah yang satu ini memiliki rasa yang segar dan kandungan nutrisi yang cukup lengkap.
Ilustrasi - Belimbing, selain enak ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan. | (Sumber : Pixabay.com/sarangib)
Internasional22 November 2024, 09:57 WIB

Prabowo Perpanjang Kunjungan Luar Negeri, Setelah dari Inggris ke Uni Emirat Arab

Awalnya, Inggris menjadi negara terakhir dalam rangkaian kunjungan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang dilakukan sejak 8 November 2024.
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. (Sumber : Setneg RI)
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)