SUKABUMIUPDATE.com - Diorima Amelia Sitorus (36 tahun) dan MP (6 tahun) menjalani pemulihan setelah diurut. Ibu dan anak ini adalah korban longsor yang menghantam rumah mereka di Perumahan Bumi Pakuwon Regency Blok DH 10 Nomor 4 RT 61/24 Kampung Pakuhaji, Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.
Bencana itu terjadi pada Selasa kemarin, 11 Juni 2024 sekira pukul 18.30 WIB. Longsor ketika hujan deras ini membawa duka bagi keluarga Diorima dan sang suami, Maruli Purba (39 tahun). Diorima dan anak bungsunya, MP, mengalami luka-luka setelah tertimpa tanah dan batu. Material ini berasal dari tebing setinggi sekitar 15 meter yang terbawa longsor.
Setelah diurut, kondisi Diorima dan MP mulai membaik, meski masih merasakan sakit pada bagian tubuh yang terluka. "Kaki kanan tertimpa reruntuhan sehingga kurang bisa bergerak. Tapi (sekarang) sudah mendingan ditangani tukang urut," kata Diorima kepada sukabumiupdate.com pada Rabu (12/6/2024).
Baca Juga: Ibu-Anak Luka, Gemuruh saat Detik-detik Longsor Hantam Rumah di Parungkuda Sukabumi
Diorima menceritakan detik-detik longsor terjadi. Ketika itu, dia berada di ruang tengah, lalu atap rumah langsung jatuh ke bawah.
"Ada suara gemuruh seperti barang besar jatuh, terus anak-anak saya masukin ke kamar dulu. Tiba-tiba tembok samping roboh, tapi enggak langsung temboknya, karena terdorong atap yang roboh," ujarnya.
Saat itu lampu rumah ikut padam. Diorima langsung meminta anak-anaknya keluar dari kamar untuk menghindari bahaya lebih lanjut dan segera menyingkirkan material longsor yang menghalangi pintu keluar. "Takutnya dari depan tertutup pintunya, nanti malah tidak bisa keluar. Motor di dekat pintu juga terdorong tanah jadi agak berat buka pintunya," kata dia.
Tak lama kemudian, tetangga datang membantu. Diorima dan anak-anaknya yang sempat berteriak minta tolong akhirnya dievakuasi. Sementara suaminya, Maruli, sedang di luar rumah. "Saya kaget sampai mau pingsan, tapi bersyukur masih bisa selamat," katanya.
Longsor berasal dari tebing setinggi sekitar 15 meter yang jaraknya hanya sekitar 0,5 meter dari tembok rumah Diorima. Kini, keluarga Diorima terpaksa mengungsi ke rumah saudara mereka.