SUKABUMIUPDATE.com - Tiga tahun lalu, tepatnya 18 April 2021, dalam sebuah wawancara dengan sukabumiupdate.com, pimpinan proyek Bukit Algoritma, Budiman Sudjatmiko, mengatakan pembangunan pusat pengembangan industri dan teknologi 4.0 serta sumber daya manusia ini tidak akan mangkrak.
Alasannya, kata Budiman, Bukit Algoritma tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Lalu, beberapa investor sudah berkomitmen untuk menyukseskan proyek ini dengan nilai investasi triliunan rupiah. Bukit Algoritma digembar-gemborkan akan seperti Silicon Valley di Amerika Serikat.
"Pertama-tama ini tidak memakai APBN. Kita fleksibel. Ada satu komitmen tadi (investasi)," kata mantan politikus PDI Perjuangan tersebut.
Namun tiga tahun berlalu, proyek yang groundbreaking-nya dilakukan pada 9 Juni 2021 di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, ini belum memiliki kabar yang jelas. Berdasarkan pantauan langsung pada Juni 2023, belum ada pengerjaan apa pun, melainkan hanya pemeliharaan bangunan-bangunan lama.
Bukit Algoritma rencananya dibangun di lahan 888 hektare di tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Tamansari. Kemudian satu desa di Kecamatan Cibadak yaitu Neglasari. Proyek ini terbagi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun tahap pertama, tiga tahun tahap kedua, dan empat tahun tahap ketiga.
Bukit Algoritma adalah proyek PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari. Keduanya membuat perusahaan Kerja Sama Operasional (KSO) bernama PT Kiniku Bintang Raya, di mana ketua pelaksananya Budiman Sudjatmiko. Sementara BUMN PT Amarta Karya (PT AMKA) menjadi kontraktor utama untuk tahap pertama.
Baca Juga: 3 Tahun Bukit Algoritma Sukabumi, Bagaimana Kabar Proyek Budiman Sudjatmiko Ini?
Pada April 2022, External Affairs PT AMKA Hilmi Dzakwan Shodiq mengatakan pembangunan Bukit Algoritma masih tertunda akibat dana investor yang belum masuk. Belum masuknya dana investor, kata Hilmi, menyebabkan pihak kontraktor belum bisa bergerak melakukan pembangunan.
"Masih pending karena dana investor belum masuk. Jadi kami kontraktor pelaksana masih belum bisa gerak," kata dia, Rabu, 13 April 2022.
Sementara tahun lalu, tepatnya 9 Juni 2023, Budiman Sudjatmiko mengatakan proyek tetap berjalan. Dia mengungkapkan pengerjaan masih berfokus pada renovasi, khususnya gedung-gedung yang sudah ada. Budiman juga menyebut timnya akan bertemu investor dari Eropa Barat. Tetapi hingga kini, belum ada kabar terbaru.
Hingga berita ini ditayangkan, sukabumiupdate.com sudah berusaha meminta keterangan kepada Budiman maupun pihak PT AMKA soal kelanjutan proyek Bukit Algoritma, namun belum memperoleh jawaban. Website PT AMKA pun tidak mengunggah informasi tentang kabar pembangunan Bukit Algoritma.
Ketika groundbreaking atau peletakan batu pertama, Juni 2021, Budiman menginformasikan perkembangan investasi yang masuk. Dia menyebut ada investor dari beberapa negara Asia yang menanamkan modalnya untuk pengembangan riset sensor pencari ikan bagi nelayan di Indonesia senilai Rp 1,7 triliun.
Angka itu menambah nilai investasi yang sebelumnya telah lebih dulu masuk ke Bukit Algoritma yakni Rp 18 triliun dari Kanada untuk pembangunan klaster fase pertama yang digarap PT AMKA berupa pembangunan infrastruktur. Kemudian ada pula investasi ekosistem energi terbarukan dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun.
Sebagai informasi, lahan seluas 888 hektare calon lokasi Bukit Algoritma adalah milik PT Bintang Raya Lokalestari. Dalam laporan Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tahun 2018, perusahaan ini tercatat mengusulkan tanah tersebut menjadi KEK Sukabumi dengan kegiatan utamanya: pariwisata, fusi sains, dan teknologi.