GSBI Sukabumi Sebut Tapera Peras Buruh, Curigai Agenda Terselubung Dibaliknya

Senin 03 Juni 2024, 17:20 WIB
Dadeng Nazarudin, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist

Dadeng Nazarudin, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist

SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Kabupaten Sukabumi, Dadeng Nazarudin, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu instruksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GSBI sebelum mengambil langkah lebih lanjut terkait Peraturan Pemerintah (PP) No 21 Tahun 2024 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

"Sambil menunggu instruksi dari DPP, kami akan mengadakan rapat internal untuk menyikapi peraturan ini. Jika ada instruksi untuk melakukan aksi, kemungkinan besar kami akan aksi di Jakarta karena ini peraturan yang dikeluarkan oleh presiden," ujar Dadeng kepada sukabumiupdate, Senin (3/5/2024).

Daden menegaskan, peraturan tersebut tidak hanya berdampak pada buruh, tetapi juga pada seluruh lapisan masyarakat termasuk PNS, TNI, Polri, dan P3K. Oleh karenanya, kata Dadeng, Bupati Sukabumi harus mengambil sikap sebagai kepala pemerintahan daerah.

"Kepala pemerintahan daerah setuju atau tidak begitu, karena bupati pimpinan pemerintahan. Kalau dia setuju maka tunggu saja kita akan geruduk pendopo," katanya.

Ia menyoroti ketidakmampuan banyak buruh untuk memanfaatkan program Tapera karena besarnya potongan yang harus diambil dari upah.

Baca Juga: Pengusaha dan Buruh di Sukabumi Kompak Tolak Iuran Tapera, Ini Sederet Alasannya

"Kalau dipaksakan, sekitar 250 tahun baru bisa beli rumah, padahal usia kerja hanya sampai 55 tahun dan sekarang banyak buruh dengan kontrak pendek," jelas Dadeng.

Selain itu, Dadeng mengkritik sistem tenaga kerja yang semakin memperburuk kondisi buruh. Dengan UU Cipta Kerja, tidak ada lagi karyawan tetap. "Kontrak buruh kini paling lama hanya 3 bulan. Banyak buruh bahkan harus membayar untuk bisa bekerja di pabrik," katanya.

Menurutnya, pemerintah seharusnya fokus pada penyediaan lapangan pekerjaan sebelum memikirkan perumahan. "Pak Jokowi ingin menyediakan perumahan untuk rakyat, jadi sebaiknya pemerintah membangun rumah terlebih dahulu, lalu biarkan rakyat mencicil sesuai kemampuan mereka," ungkapnya.

Dadeng juga menyoroti berbagai potongan dari upah buruh yang sudah cukup membebani, seperti PPH 21 dan iuran BPJS yang mengurangi pendapatan buruh secara signifikan.

"Dari upah yang diterima, sekitar 50% digunakan untuk biaya aktivitas di pabrik, seperti makan dan transportasi. Jadi, penambahan potongan Tapera justru semakin memeras buruh," tegasnya.

Ia juga meragukan manfaat jangka panjang dari Tapera bagi buruh dengan kontrak kerja yang singkat, lantaran melihat kondisi buruh hanya bekerja beberapa bulan

"Apa mereka bisa merasakan manfaatnya? Banyak dana dari program seperti JHT dan jaminan kematian yang tidak jelas ke mana perginya," tutur Dadeng.

Dadeng menyebut, saat ini muncul kecurigaan dari masyarakat bahwa pemerintah menggunakan program seperti Tapera untuk mengumpulkan dana rakyat.

"Mungkin saja pemerintah hanya ingin mengambil uang rakyat untuk digunakan sendiri. Kalau untuk membangun negara sih masih mending, tapi kalau dikorupsi atau untuk bayar hutang, itu sangat merugikan," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)