Jelang PPDB, Sekolah Swasta di Kota Sukabumi Dibayangi Sepi Peminat Gegara Ini

Jumat 31 Mei 2024, 06:02 WIB
Ilustrasi Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB. (Sumber : Istimewa)

Ilustrasi Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB. (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Jelang Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB Tahun 2024, pengurus Badan Musyawarah Perguruan (Sekolah) Swasta (BMPS) Kota Sukabumi mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat pada Kamis (30/5/2024).

Dalam kesempatan itu, mereka menyampaikan aspirasi terkait fenomena sepinya peminat sekolah swasta baik tingkat SMP, SMA maupun SMK di Kota Sukabumi.

Ketua BMPS Kota Sukabumi Asep Deni mengatakan, tren peserta didik di sekolah swasta semakin menurun tiap tahunnya. Hal itu menurutnya disinyalir akibat adanya sejumlah pelanggaran dalam proses PPDB. Salah satunya, sekolah negeri yang menerima murid melebihi jumlah rombongan belajar (rombel).

"Masalahnya akan menghadapi PPDB dan prinsip PPDB ini harus objektif, transparan dan akuntabel. Disinyalir pada tahun-tahun sebelumnya untuk sekolah-sekolah tertentu itu terjadi pelanggaran," kata Asep kepada awak media.

"Misalkan jumlah rombel ada 36 siswa untuk satu kelas dan ada 10 kelas untuk 1 sekolah jadi siswa yang tertampung ada 360 siswa, tapi kenyataannya lebih, akibatnya sekolah swasta itu menjadi sedikit siswanya, bahkan di tahun-tahun sebelumnya ada yang sudah masuk sekolah swasta diperjalanan pindah ke sekolah negeri, ini juga menjadi luar biasa padahal aturan tidak boleh gitu," tambahnya.

Baca Juga: Jamin PPDB Jabar 2024 Bersifat Terbuka dan Adil, Pj Gubernur: Tak Ada ‘Titip Titipan’

Menurut Asep, jumlah peserta didik yang diterima di sekolah negeri melebihi kuota ini juga disinyalir karena adanya praktik 'titip menitip'. Oleh karena itu pihaknya mendorong agar DPRD Kota Sukabumi menindak tegas akan hal tersebut.

"Kita senang Pak Gubernur (Jabar) bilang tidak boleh lagi ada titip menitip pejabat atau apa, karena kalau ada itu diberhentikan dari jabatannya, tinggal pemerintah Kota Sukabumi berani enggak," ujarnya.

Lebih lanjut Asep mengungkapkan bahwa masalah kurangnya murid di sekolah swasta ini berdampak pada kesejahteraan guru-guru dan sekolah itu sendiri. Guru-guru jadi kekurangan jam mengajar dan sekolah terancam gulung tikar.

"Guru-guru jadi kekurangan jam mengajar. Kekurangan jam mengajar berakibat pada mereka tidak memperoleh tunjungan sertifikasi guru. Kan mereka harus memenuhi kewajibannya, artinya guru tidak memperoleh pendapatan dari sisi itu. Guru juga tidak mempunyai kesempatan untuk mengabdi, padahal guru di swasta pengabdiannya besar, boleh ditanya, pengabdiannya lebih tinggi dari pada salary-nya," jelasnya.

"10 tahun terakhir ini terjadi (sekolah swasta gulung tikar), bukan lagi fenomena, tapi harus dipetakan. Iya ada, itu yang satu digit. Yang satu atau dua digit juga di bawah 50 ada. Yang 8 orang (siswa baru) paling sedikit. Kurang lebih ada 15 sekolah yang perlu ditolong," tambahnya.

Asep kemudian mendorong afirmasi (penegasan) kepada pemerintah melalui Dinas Pendidikan agar dalam proses PPDB tahun ini berlaku adil kepada sekolah swasta.

"Dalam PPDB harus menjaga bentuk keadilan, di PPDB SMA itu pilihannya 2 sekolah negeri dan 1 swasta. Kalau mau adil itu pilih dibebaskan, atau pilihan 1 sekolah negeri dan pilihan kedua swasta," ucapnya.

Dia juga meminta agar pihak orang tua murid tidak memaksakan diri bahkan sampai berbuat curang dalam proses PPDB.

"Ini adalah tanggung jawab bersama, kalau memang tidak lulus di sekolah negeri kenapa harus memaksakan, kan ini sikap anak dan orangtua. Ini harus legowo, jangan melakukan hal yang di luar aturan. Disatu sisi masyarakat ingin mendapatkan pendidikan yang lebih baik, disisi lain proses harus dipenuhi hal baik. Ini perlu kesadaran kita semua," tandasnya.

Suasana audiensi pengurus BMPS dengan DPRD Kota Sukabumi yang diwakili Komisi III,Suasana audiensi pengurus BMPS dengan DPRD Kota Sukabumi yang diwakili Komisi III.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Sukabumi Bambang Herawanto berjanji akan melakukan pembahasan lanjutan terkait keberlangsungan sekolah swasta di Kota Sukabumi ini.

Menurut Bambang, pada prinsipnya pertemuan dengan BMPS ini bertujuan agar proses PPDB ke depannya itu bisa dilaksanakan secara transparan dan tidak ada praktik titip menitip.

“Kembali kita sama-sama yuk, kita bangun ini ke depan lebih baik sehingga tidak ada lagi ini pola titip menitip itu edukasi kepada masyarakat juga harus disampaikan,“ ujar Bambang.

Bambang menyebut, persoalan sekolah swasta yang sepi peminat disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh sebab itu, sekolah swasta diminta memiliki kemampuan yang setara dengan sekolah negeri.

“Paling simpel paling mudah bagi kami adalah tadi, kami akan memerankan diri kami sebagai bagian dari pemerintah daerah untuk intervensi bagaimana anggaran pemerintah kota ini juga tidak semua masuk ke sekolah sekolah negeri tapi juga bisa tersalurkan sekolah swasta,” ujarnya.

"Kemudian ini banyak kebijakan menggantung di pusat cantolannya, maka kita tidak bisa putuskan apapun, insyaallah kami akan melakukan kunjungan kerja ke Kemendikbud dengan mengajak bapak-bapak dari BMPS," pungkasnya menambahkan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)