SUKABUMIUPDATE.com - SDN 10 Pamuruyan yang merupakan tempat menimba ilmu Satria Jibran (14 tahun), seorang anak yang hanyut, pada Minggu, 26 Mei 2024, saat berenang di sungai Cicatih tepatnya di Leuwi Jawa, Kampung Tenjojaya RT 03 RW 01, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Satria ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa di Leuwi Layung Sari, Desa Ubrug, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, atau 5 kilometer dari lokasi pertama kali dilaporkan hilang, Selasa (28/5/2024).
Kepala Sekolah SD 10 Pamuruyan, Endang Kusnadi mengatakan, pihak sekolah ketika mendengar kabar tersebut sangat terkejut, kemudian guru-guru juga ikut mencari Satria yang hanyut di Sungai Cicatih.
"Ternyata sampai sore (di hari kejadian) tidak ada, dan besoknya guru-guru kembali ikut mencari bersama warga sampai ke tiga leuwi yang ada di sekitar lokasi," ujarnya.
Keesokan harinya, pihak sekolah merasa bersyukur dengan ditemukannya Satria, meskipun Endang mengaku kehilangan berat, lantaran salah satu muridnya yang berprestasi ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
Baca Juga: Cerita Pilu Korban Hanyut di Sungai Cicatih Sukabumi, Meninggal Jelang Perpisahan Sekolah
Endang juga menuturkan, Satria gemar olahraga sepakbola yang kerap kali menjadi penjaga gawang, karena badannya tinggi. Bahkan sempat ikut O2SN tingkat kecamatan mewakili sekolah, sekitar sebulan yang lalu.
"Cukup bagus prestasinya dengan mengharumkan sekolah dan guru-guru juga sangat mendukung penuh bakatnya. Anaknya juga ramah dan sopan," katanya.
Lanjutnya, untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang, Endang menyatakan, pada lingkungan sekolah terpampang kedisiplinan dan tata tertib. Sementara, di luar sekolah sering diingatkan juga oleh pihak sekolah waktu upacara dan di kelas oleh guru, bahwasanya harus lebih hati-hati.
Sebelumnya, Ayah Jibran, Memed (38 tahun), mengungkapkan jenazah anak sulungnya itu telah dimakamkan di pemakaman keluarga tepatnya di Kampung Kebon Kalapa, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, sekira pukul 11.00 WIB.
Memed masih tak menyangka anaknya pergi untuk selamanya. Di hari nahas itu, ia menyebut dua anaknya termasuk Satria memang diajak teman sebaya mereka untuk berenang di sungai tersebut. Padahal menurut Memed, putranya itu tidak bisa berenang dan biasanya hanya bermain di sungai yang kecil.
"Paling kalau main ke sungai kecil untuk mancing. Satria tidak pernah berenang ke sungai itu, jadi baru pertama kali. Ketika itu tidak izin sama sekali, bahkan ibunya juga tidak mengetahui, saat itu saya lagi kerja," kata Memed kepada sukabumiupdate.com di rumah duka.
Baca Juga: 5 KM Dari Titik Tenggelam, Kronologi Penemuan Jasad Anak Hanyut di Sungai Cicatih Sukabumi
Memed baru mengetahui Satria hilang terseret derasnya air sungai Cicatih dari kakaknya. Saat itu, Memed yang sedang bekerja serabutan menjadi penebang pohon bambu, kemudian pulang dan ikut mencari Satria bersama keluarga.
"Kami sekeluarga ikut mencari, bahkan warga di sini mencari hingga tengah malam. Saya sampai sulit untuk tidur, paling tidur setengah jam," katanya.
Ditengah upaya pencarian, dirinya dan keluarga terus berdoa agar Satria ditemukan dalam kondisi selamat. Namun takdir berkata lain, dua hari kemudian kabar duka diterima keluarga bahwa Satria ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia di bantaran Sungai Cicatih yang berada di Kecamatan Cikembar.
"Mendengar kabar itu saya tidak turun langsung walaupun awalnya mau ikut, tetapi dihalangi, untuk tidak pergi, sehingga yang ke sana (lokasi penemuan) adik," ujar Memed.
Memed menuturkan, Satria adalah pelajar SD kelas VI dan akan segera lulus. Lima hari sebelum kejadian, ia menyebut bahwa Satria sempat antusias menjelang kelulusan karena sekolahnya akan menggelar acara perpisahan atau samenan.
“Bahkan dia sempat tanya ke saya mau ngasih kenang-kenangan apa ke guru, karena Satria bilang sebentar lagi mau perpisahan. Ternyata benar saja berpisah juga dengan orang tuanya," kata Memed sambil menahan tangis.
Baca Juga: 2 Hari Pencarian, Anak Hanyut di Sungai Cicatih Sukabumi Ditemukan Meninggal Dunia
Sebelumnya diberitakan, Kalak BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena mengatakan peristiwa ini terjadi sekitar pukul 12.30 WIB, Minggu (26/5/2024). Saat itu ada dua orang yang hanyut namun satu orang korban yakni Satria, hilang.
"Saat kejadian, ada lima orang anak yang tengah berada di tepi sungai hendak berenang. Tiba-tiba ada dua orang dari mereka yang tiba-tiba hanyut yakni atas nama Angga dan Satria. Angga bisa tertolong, sedangkan Jibran tidak," kata Deden saat itu.