SUKABUMIUPDATE.com - Miris! Seorang nenek tua, warga Kampung Cisarua, Rt 02/04, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi terpaksa harus tinggal di rumah tidak layak huni yang nyaris ambruk. Nenek Onih (90 tahun) tinggal berdua bersama anaknya Yadi Suryadi (58 tahun).
Pantauan sukabumiupdate.com di lokasi, kondisi rumah milik ibu Onih sangat memprihatinkan, kotor dan tidak terawat, sebagian atap bangunan sudah ambruk dan diganti dengan terpal.
Yadi menceritakan bahwa ia bersama ibunya sudah menempati rumah itu sejak tahun 1980 silam, sejak kepindahannya dari daerah Gunungparang Kota Sukabumi.
“Kalau tinggal di sini mah udah lama kalau nggak salah mah 1980. Dulu di daerah Gunungparang,” ujar Yadi kepada sukabumiupdate.com, Selasa (28/5/2024).
Kondisi rumahnya semakin mengkawatirkan sejak empat bulan yang lalu, ketika atap rumahnya ambruk diterjang hujan hangin waktu itu.
“Waktu itu aja dulu waktu ada angin sama ujan terus mungkin ada empat bulan kebelakang lah, ini kan atapnya udah ambruk,” kata dia.
Setiap harinya, keluarga ibu Onih harus menelan rasa waswas. Pasalnya, mereka hidup dibawah atap yang rawan ambruk bahkan sering bocor saat hujan.
Baca Juga: Banjir dan Rumah Ambruk, BPBD Tangani 4 Bencana di Kota Sukabumi Akibat Hujan Deras
“Ya mesti lah khawatir, soalnya kalau ada angin atau hujan gitu takutnya kan ambruk ini (atap), kalau lagi jalan keluar dari kamar juga nggak berani saya kalau lagi kondisi hujan, takut soalnya, makanya diem aja di kamar,” tutur dia.
Selain itu, kata Yadi seorang tuna karya, ia hidup bersama ibunya hanya mengandalkan gaji pensiunan dari almarhum sang ayah. “Saya nggak kerja, dulu punya warung terus kerja di pasar juga punya wc umum cuman udah engga sekarang mah soalnya pasarnya kan yang di sini udah berhenti,” ucapnya.
“Kalau sehari-hari saya dari ibu, alhamdulillah masih punya pensiunan dari bapak, dulunya pensiunan penyuluh SD di Gunungparang,” tambah dia.
Menurutnya, sejak kejadian rumahnya ambruk, petugas Kelurahan hingga BPBD setempat sudah mendaftarkan rumahnya untuk mendapatkan prigram Rumah Tudak Layak Huni (Rutilahu), namun hingga kini Yadi bersama sang ibu hanya bisa bersabar menunggu.
“Udah ada cuman ya menunggu aja, sabar soalnya ya mau gimana lagi. Saya berharap secepatnya aja turun bantuan perbaikan, minimal layak aja jadi nggak khawatir ambruk,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua RT setempat, Yana Suryana mengatakan terkait rencana perbaikan rumah milik Yana, berdasarkan informasi yang didapatnya dari Kecamatan bahwa rencana perbaikan akan dilakukan November 2024 nanti.
“Baru tadi ada ibu Ida ke rumah, nanyain katanya bulan Juni yang 20 juta itu rehab rumah ternyata November katanya,” ujar Yana.
Yana juga menyebut bahwa di wilayah ke RT-annya diketahui ada dua bangunan rumah tidak layak huni yang harus mendapatkan penanganan segera.
“Ada dua, harusnya tahun kemarin itu ngagebros (atap ambruk) itunya sudah ditempelin tuh (perbaikan sementara). Atapnya udah ambruk malam tadi kebetulan bu Ida tadi ke sini tuh bu Ida lihat kan itu teh kemarin teh ramai ramai mah harusnya tahun kemarin akhir tahun,” pungkasnya.