SUKABUMIUPDATE.com - Tujuh laki-laki dari berbagai daerah di Indonesia telantar di Kabupaten Sukabumi setelah diduga menjadi korban penipuan tawaran kerja ke Malaysia. Mereka dijanjikan bekerja ke Negeri Jiran dengan gaji besar per bulan oleh seseorang melalui media sosial Facebook.
Ketujuh orang itu satu dari Sukabumi, dua orang dari Kabupaten Seluma (Provinsi Bengkulu), lalu empat orang dari Jawa Tengah yakni Pekalongan, Brebes, Sragen, dan Purwodadi. Mereka saat ini tinggal di rumah warga di Kampung Cihaur, Desa Ridogalih, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.
Korban asal Pekalongan, F (30 tahun), mengatakan dugaan penipuan terjadi saat dirinya mendapatkan tawaran kerja ke Malaysia, tepatnya di sebuah peternakan sapi, beberapa waktu lalu. Namun F diminta membayar Rp 7 juta oleh seseorang di balik akun Facebook yang berkomunikasi dengannya.
"Kalau mau kerja katanya bayar Rp 7 juta. Aku tawar kalau Rp 2,5 juta bisa enggak. Kalau bisa mau berangkat. Katanya bisa (bayar Rp 2,5 juta), yang penting ada untuk buat paspor dulu. Setelah itu saya bertemu dan dibawa ke Bekasi ke kontrakan yang katanya saudaranya. Di situ ketemu N, korban lainnya. Sempat ngontrak satu minggu," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (18/5/2024).
Baca Juga: Dugaan Kasus Penipuan Pupuk, Kronologi Pria Babak Belur di Bojonggenteng Sukabumi
Singkatnya, F bertemu tujuh korban lain sehingga total delapan orang. Mereka dibawa oleh terduga pelaku ke Bandara Soekarno–Hatta pada Selasa sore, 14 Mei 2024. Tetapi setibanya di bandara, hanya tiga orang yang sudah dipesankan tiket dan terbang ke Malaysia sekira pukul 20.00 WIB.
Sementara lima orang lainnya tertahan di bandara dan dijanjikan terbang keesokan hari pukul 01.00 WIB. Ketika itu terduga pelaku beralasan akan menyimpan mobil dan meminta kelima orang tersebut menunggu di bandara. Kelima orang ini pun menurut. "Setelah kita tunggu, waktunya melar terus," ujar F.
Kelima korban, termasuk F, akhirnya tidak diberangkatkan dan telantar di bandara selama tiga hari. Tiga orang yang sudah terbang ke Malaysia pun kembali ke Indonesia. Ketiganya pulang dengan tiket pesawat sendiri akibat tidak dapat keluar dari bandara di Malaysia. Mereka ditahan petugas imigrasi karena tidak memiliki tujuan jelas akan ke mana.
Berdasarkan informasi, kedelapan korban berkomunikasi dengan terduga pelaku yang sama lewat Facebook. Mereka rata-rata membayar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta lebih.
"Kami di bandara susah, makan minum seaadanya. Teman kami yang sudah berangkat juga kembali ke Indonesia. Mereka telantar di bandara Malaysia, tidak diperbolehkan keluar oleh imigrasi di sana. Katanya sampai minum air keran dan tidak makan selama dua hari. Mereka pulang lagi dikirim uang oleh keluarganya," kata F.
Dari delapan korban, satu pulang ke Jakarta, sedangkan tujuh orang ke Sukabumi karena salah satu korban mengaku kenal dengan terduga pelaku di Sukabumi.
"Saya ke sini karena memang ada korban juga yang tinggal satu kecamatan dengan pelaku dan kenal dengan pelakunya. Bahkan kita sudah bertemu dengan keluarga pelaku malam tadi, hanya keluarganya lepas tangan. Posisi kita saat ini bingung harus bagaimana, uang sudah benar-benar habis," kata korban lain, AMH.
"Sudah ada perwakilan kita yang ke polisi. Tapi memang karena lokasinya di Bekasi kita harusnya lapor di sana. Belum lagi nilai kerugiannya katanya sedikit, padahal buat kami uang segitu besar, saya sampai jual perhiasan anak," ujar dia.