SUKABUMIUPDATE.com - Baru-baru ini, masyarakat Sukabumi dihebohkan dengan kasus pembunuhan seorang ibu oleh anak kandungnya sendiri bernama Rahmat alias Herang (25 tahun) di Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi.
Menanggapi kasus itu, Bupati Sukabumi Marwan Hamami merasa heran atas aksi sadis yang dilakukan pelaku. Pasalnya ia melihat tampang pelaku tidak seperti orang sangar, melainkan sebaliknya yaitu berwajah lugu serta pendiam.
“Saya juga bertanya-tanya kenapa bisa begini, pas lihat anaknya kelihatan muka-muka kaya culun, pendiam gitu, euweuh beungeut (tidak ada wajah) sangar. Tapi kita sudah minta untuk ada pendampingan psikologis,“ ujar Marwan kepada sukabumiupdate.com, Kamis (16/5/2024).
Terlebih menurutnya, di lingkungan Kecamatan Kalibunder masih banyak pondok pesantren dan ulama yang menjaga kuat nilai-nilai agama di masyarakat.
“Pendidikan agama di situ kuat, kalau pendidikan formal mungkin saya juga ngerti lah, tapi kan ini pesantren artinya pendidikan agamanya juga pasti lebih dari yang lain, soalnya kan Kalibuder ada Al-Haman, pesantren almarhum Nasihin, ada ajengan Baden, ketua MUI juga di situ,” kata dia.
Baca Juga: Diduga Kesal Sering Dimarahi, Motif Rahmat Tega Bunuh Ibunya di Kalibunder Sukabumi
Di luar itu, Marwan menyebut upaya pencegahan tentu harus dilakukan semua pihak. Pasalnya lingkungan pergaulan anak pun turut menjadi faktor perubahan perilaku seseorang.
“Pencegahan mah harus semua, orang tua dan guru-guru, lingkungan, ayeuna budak SMA kelas 1 atau SMP kelas 3 wani ngabacok, kumaha eta? Da pasti indung bapak na mah moal ngajarkeun, (sekarang anak SMA kelas 1 atau SMP kelas 3 berani membacok, gimana itu? Pasti orang tuanya tidak mengajarkan) tapi karena lingkungannya,” ucapnya.
Terakhir, Marwan mengimbau kepada masyarakat agar mendidik anak sesuai zamannya dan jangan menyamaratakan konsep pendidikan anak saat ini dengan pendidikan terdahulu.
“Makanya Rasul meyakinkan lewat Khalifah Ali didiklah anak sesuai dengan zamannya, itu. Teu bisa disaruakeun zaman urang leutik jeung budak ayeuna (tidak bisa disamakan zaman kita kecil dengan anak sekarang),” tandasnya.