SUKABUMIUPDATE.com - Pembebasan lahan di proyek tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi 3 masih belum usai meski pengerjaan terus dilakukan. Tersendatnya pembebasan lahan tersebut diketahui sejak habisnya masa berlaku Penetapan Lokasi (Penlok) pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kantor Agraria Tata Ruang-Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) kantah Kabupaten Sukabumi menyebut Penlok sudah diterbitkan oleh Pj Gubernur Jawa Barat (Jabar) pada Februari 2024. Namun belum ada pelimpahan, sehingga pembebasan lahan masih tersendat.
“Sebenarnya, Penlok itu sudah diterbitkan oleh Pak Pj Gubnernur Jawa Barat sekitar akhir bulan Februari 2024 kemarin. Tapi, karena itu belum dilimpahkan ke kita (BPN Kabupaten Sukabumi) ya kita belum kerjakan untuk melakukan pembebasan lahan lagi,” ujar Enang Sutriyadi selaku Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan ATR/BPN Kantah Kabupaten Sukabumi kepada sukabumiupdate.com, Rabu (15/5/2024).
Menurutnya, Penlok tersebut masih dalam proses pengkajian dan evaluasi yang dilakukan oleh kanwil Jabar bersama PUPR sehingga belum didelegasikan kepada BPN Kabupaten Sukabumi.
“Jadi, untuk kelanjutan pembebasan lahan jalan Tol Bocimi Seksi 3 itu, kami masih menunggu delegasi dari Kanwil. Nah, untuk waktunya sendiri kapan itu dilimpahkan ke kita, ini tergantung percepatan dari PUPR,” ungkapnya.
Baca Juga: 18 Rekomendasi Ikan Laut Rendah Purin yang Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat
Lebih lanjut, Enang menyebut bahwa lahan-lahan yang belum terbebaskan tersebut didominasi oleh tanah wakaf serta tanah aset milik pemerintah setempat.
“Jadi, lahan yang belum terbebaskan itu, kebanyakan tanahnya merupakan lahan wakaf, terus aset-aset desa juga ada yang belum dibayarkan. Jadi, memang itu perintahnya beda wakaf itu, kan harus ada izin dari Kementerian kalau aset dari pemerintah daerah itu belum semuanya,” paparnya.
Pihaknya mengkalim progres pembebasan lahan Tol Bocimi Seksi 3 tergantung keuangan PUPR. Terlebih, pada seksi ini masih ada sisa sebagian lahan yang tersisa atau belum dibayarkan UGR-nya.
“Jadi kalau target pekerjaan, kita bisa cepat, sementara untuk target penyelesaiannya termasuk pembayaran, kita gak bisa karena kan tergantung dari yang punya uang. Pembebasan lahan itu belum 100 persen, karena terhenti dengan Penlok sejak Oktober 2023 kemarin,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, proyek pembangunan gerbang exit Tol Bocimi seksi 3 di Desa Cibolang Kaler, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi sudah berjalan. Meski demikian, Kepala Desa setempat mengabarkan bahwa ada sekitar 20 bidang tanah belum mendapat uang ganti kerugian (UGR).
Informasi yang dihimpun, sekurangnya ada sekitar 5,1 hektar tanah yang terdampak pembangunan (sebelumnya disebut 23 hektar) di Desa Cibolang Kaler.
Lebih rinci, 5,1 hektar itu terdiri dari 70 bidang tanah di kedusunan Cimahi, tanah kosong 30 bidang dan rumah 40 unit. 21 bidang tanah di kedusunan Tipar berupa tanah kosong 16 bidang dan rumah 5 unit. 33 bidang di kedusunan Cibolang berupa 20 bidang tanah kosong dan bangunan rumah 13 unit dan 31 bidang di kedusunan Cirenged berupa 26 tanah kosong dan 5 bidang bangunan rumah.
Baca Juga: Bukan Soal Motor? Polisi Dalami Motif Rahmat Bunuh Ibunya di Kalibunder Sukabumi
Kepala Desa Cibolang Kaler, Asep Fadilah menyebut dari sekian banyak bidang tanah yang terdampak, sekurangnya ada sekitar 20 bidang tanah yang belum dibayar.
“Dari semua bidang tanah di wilayah desa kami itu, ada sekitar 20 bidang lagi dari beberapa pemilik yang belum mendapatkan UGR. Seperti tanah milik pabrik kandang ayam ada 11 bidang, dan sisanya lahan warga yang belum dibayarkan itu,” ujar Asep kepada sukabumiupdate.com, Selasa (14/5/2024).
Menurut Asep, pengerjaan exit Tol Bocimi seksi 3 sendiri dilakukan sejak sepekan terakhir.
“Informasinya di lokasi yang sekarang dilakukan cut and fill diseberang jalur lingkar selatan itu, untuk rencana pembangunan pintu exit Tol Bocimi seksi 3,” kata dia.
Selain itu, dalam proses perataan tanah itu disebutkan sejumlah alat berat berupa excavator sudah berada di lokasi proyek pintu exit Tol Bocimi Seksi 3.
“Iya, itu baru mulai pembongkaran masuk Jalan Protokol depan jalur atau samping Universitas Nusaputra sampai belakang SDN Tipar. Itu pun juga baru tahap pemerataan tanah aja atau cut and fill. Iya, paling ada sekitar 800 meter panjangnya yang sudah dilakukan cut and fill,” pungkasnya.