SUKABUMIUPDATE.com - Penyelidikan terkait kasus dugaan keracunan masal terhadap belasan murid SD di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi terus berlanjut. Polisi sebut dua siswa masih terbaring sakit.
Diketahui, kasus keracunan massal itu terjadi kepada 16 siswa SDN Cidadap I di Jalan Goalpara, Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi pada Senin 13 Mei 2024 kemarin.
Pihak Kepolisian Sektor Sukaraja Mapolres Sukabumi Kota melalui Kanit Reskrimnya Iptu Hendra Gunawan mengatakan sejak kejadian hingga saat ini hanya dua siswa yang belum masuk sekolah karena kondisinya masih sakit.
“Kita lakukan penyelidikan ke sana, mengecek lokasi, ternyata korban sudah masuk (sekolah). Tinggal dua orang lagi (yang belum masuk ke sekolah),“ kata Hendra kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (14/5/2024).
Baca Juga: Belasan Murid SD di Sukaraja Sukabumi Diduga Keracunan Jajanan, Ini Kronologinya
Dalam menangani kasus tersebut, Hendra menyebut telah memeriksa pedagang jajanan ringan yang berada di sekitar sekolah. Berdasarkan keterangannya, pedagang menyebut mendapatkan makanan ringan itu dari toko grosir yang berada di pasar di wilayah Kota Sukabumi.
“Beli di toko makanan di jalan stasiun, Kota Sukabumi. Kalau di kemasannya ada terdaftar di BPOM. Harus diselidiki benar terdaftar atau tidak. Kalau masa kedaluwarsa masih berlaku," Kata dia.
Hendra menyebut jika dilihat dari kemasan luarnya, jajanan tersebut dapat diindikasikan berasal dari negara China yang dikemas kembali di Indonesia.
“Kalau lihat dari kemasan iya (seperti dari China), kelihatannya. Dari sana dan dikemas di sini kan kita juga belum bisa memastikan. Anak-anak itu kan melihat kemasannya menarik. Kalau itu kelihatannya kayak yang di film, kita belum bisa pastikan itu dari China. Hak edarnya juga harus penyelidikan lebih lanjut," tuturnya.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil pemeriksaan pedagang mengaku sudah menjual kurang lebih hingga 260 bungkus sejak ia berdagang jajanan tersebut.
“Dia mengaku sudah terjual sekitar 260 pcs. Sedangkan (keracunan) yang diduga dari makanan itu atau bukan, kita tunggu hasil lab. Apakah pada saat makan kondisi anak itu kurang sehat. Enggak ada yang dirawat cuman dibawa ke puskesmas, hari itu juga pulang semua, cuman dikasih resep obat," jelasnya.
Dengan adanya kasus keracunan masal yang diduga disebabkan oleh jajanan ini, Polisi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi camilan tersebut hingga hasil uji labolatorium keluar.
“Setelah kejadian, kita anev di sini perintah kapolsek ke jajaran bhabin untuk disosialisasikan pencegahannya. Jangan dulu mengkonsumsi yang sejenis itu. Belum ada larangan beredar, kalau hasil uji lab segala macam membahayakan mungkin hak edar nya itu (dihentikan)," pungkasnya.