SUKABUMIUPDATE.com - Seorang bayi di Kampung Kamandoran RT 01/10, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, dilahirkan tanpa lubang anus. Bayi lelaki bernama Muhamad Rifki Sunandar yang baru berusia 50 hari ini harus buang air besar melalui lubang yang di buat di perut sebelah kirinya.
Saat ditemui sukabumiupdate.com, Selasa (14/5/2024) Kakak ipar dari ibu Rifki, Laras (40 tahun), membenarkan bahwa Rifki terlahir dengan kondisi tersebut.
“Rifki terlahir tanpa lubang pembuangan, dan harus buang air besar melalui samping karena sudah dioperasi 10 hari sebelum hari raya Idul Fitri,” ujar Imas kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (14/5/2024)..
Rifki lahir dengan kondisi normal pada 25 Maret 2024, dibantu oleh bidan di Kampung Pojok, Cibadak. Namun, setelah dua hari, ketahuan bahwa Rifki tidak dapat buang air besar dan kulitnya mulai menguning.
“Saat itu, saya coba memasukkan cotton bud tapi tidak tembus, lalu dibawa lagi ke bidan. Alhamdulillah, bidan dan asistennya membantu merujuk ke RSUD Sekarwangi hingga ke RS Bunut,” jelas Laras.
Setelah pemeriksaan, medis menyarankan untuk melakukan operasi. Rifki telah menjalani satu operasi dan masih membutuhkan dua operasi lanjutan.
“Operasi kedua akan dilakukan setelah Rifki berusia enam bulan, tepatnya pada September, dan operasi ketiga setahun kemudian. Harus bertahap karena melihat kondisi bayinya,” katanya.
Rifki juga tidak bisa diberikan susu formula karena alergi, sehingga masih diberikan ASI oleh ibunya. Selain itu, setiap hari Rifki harus mengganti kantong kolostomi hingga dua kali. Satu kantong kolostomi berharga Rp 47 ribu, dan saat ini sudah ada bantuan dari relawan untuk biaya tersebut.
Ayah Rifki, Nanang, bekerja sebagai pengamen. Sementara Imas, ibu Rifki, adalah seorang ibu rumah tangga yang kini fokus merawat Rifki.
“Kadang ada uang untuk beli kantong, tapi sulit untuk makan. Makanya kami sering meminta bantuan juga ke keluarga,” jelasnya.
Proses administrasi juga menjadi kendala, karena ada kesalahan pada tanggal lahir ayah Rifki di kartu keluarga.
Menurut Laras, saat operasi pertama kemarin menggunakan BPJS Ibunya (Imas).
"Buat jaga-jaga kalau KIS nya Imas tidak bisa digunakan harus yang Rifki, kami akan mengurusnya lagi karena butuh lengkap untuk operasi selanjutnya. Mudah-mudahan dari relawan bantuan terus berjalan, siapa saja," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Karangtengah, Agung Pratama Putra, menyatakan bahwa pihak keluarga sebelumnya telah mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) kepada pihak desa dan prosesnya sudah selesai.
Namun, Agung mengungkapkan bahwa pada saat pengajuan SKTM, kondisi anak yang memiliki kelainan tidak dijelaskan kepada pihak desa.
"Ketika membuat SKTM, kondisi anaknya tidak dijelaskan ke pihak desa bahwa mempunyai kelainan. Adapun untuk kepengurusan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan BPJS sudah dibantu dan diuruskan," jelasnya.