SUKABUMIUPDATE.com - Bendungan Ciletuh sebagai penyuplai air untuk pertanian di Kecamatan Ciemas dan Kecamatan Ciracap debit airnya mulai menurun.
Padahal saat ini sudah memasuki masa tanam kedua tahun 2024, para petani sangat bergantung terhadap pasokan air dari Bendungan Ciletuh.
Kepala Desa Sidamulya, Henda menyampaikan kekhawatirannya akan kondisi tersebut.
"Perkiraan jika ada satu bulan (kedepan) tidak turun hujan, air di Sungai Ciletuh (dipastikan) menurun drastis," ucap Henda kepada sukabumiupdate.com, Minggu (12/5/2024).
Menurut Henda, pada tahun 2018, Bendungan Ciletuh sempat mendapat pemeliharaan berkala dari Dirjen Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, berupa pengerukan.
Kondisi saat ini, kata Henda, jauh berbeda dengan tahun sebelumnya atau saat kemarau panjang 2019, dimana saat itu debit air Sungai Ciletuh masih banyak dan menutupi dasar sungai.
Baca Juga: Koalisi 5 Partai Kantongi Tiga Nama Calon Bupati Sukabumi
Baca Juga: Balita di Cikole Sukabumi Tewas Usai Diduga Dipatuk Ular Welang Saat Tidur
"Namun sekarang kemarau baru 1 bulan saja, sudah terlihat dasar sungainya, dan air sudah tidak mampu mengairi persawahan warga," jelasnya.
Menurut Henda, saat ini air mengalir ke persawahan sangat kecil, dan tidak akan mampu mengairi pesawahan yang ada di Desa Sidamulya,
Selain itu, kata Henda, terjadi kerusakan pada saluran irigasi dari Bendungan Ciletuh ke Desa Cibenda, lalu ke Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas.
"Apalagi aliran air ke Desa Gunungbatu dan Desa Mekarsari Kecamatan Ciracap, sudah pasti air tidak akan sampai," tuturnya.
Para petani yang sudah mulai tanam kedua, sambung Henda, kalau saja tidak turun hujan, serta Bendungan Ciletuh yang selama ini jadi andalan airnya menurun, maka dipastikan tanaman padi akan mati. "petani akan kebingungan, akibat kekurangan pasokan air," pungkasnya.