SUKABUMIUPDATE.com - Isu pungutan liar (pungli) untuk dapat bekerja di pabrik pembuatan sepatu di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, terus bergulir. Setelah aksi demonstrasi dilakukan masyarakat sekitar pada April 2024, kini muncul pengakuan warga Sukabumi lainnya soal dugaan pungli tersebut.
Hal itu diungkapkan laki-laki berinisial CH (36 tahun) asal Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Dia menceritakan pengalamannya ketika mencari kerja, salah satunya ke pabrik sepatu tersebut, tetapi malah dimintai uang sekitar Rp 17 juta. CH mengalami ini saat bertanya soal cara diterima di perusahaan itu.
"Saya kontekan dengan dia (teman CH) kemarin (8 Mei 2024) pukul 18.00 WIB. Saya iseng aja tadinya, nanya-nanya buat kerja di sana. Tapi setelah tahu harus bayar nominal segitu gedenya, kan kaget," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Kamis (9/5/2024).
Berdasarkan pengakuan temannya, CH menyebut uang Rp 17 juta harus tersedia karena melalui calo. Sebenarnya, CH sendiri sudah mengetahui soal isu ini yang memang telah menjadi rahasia umum. "Pernah tahu sebelumnya, banyak yang bicara dari mulut ke mulut soal dimintai uang buat masuk (kerja)," ujarnya.
“Contohnya saudara saya pernah ngalamin kalau gak salah Rp 12 juta. Uang sudah masuk, tapi gak ada panggilan sampai sekarang,” tambah CH.
Baca Juga: Saber Pungli Selidiki Dugaan Pungutan Liar Tenaga Kerja di Pabrik Sukabumi
CH miris dengan banyaknya kasus dugaan pungli di perusahaan tersebut. Sebab, warga datang untuk bekerja dan menghasilkan uang, bukan justru mengeluarkan uang, apalagi dengan angka yang cukup besar. Dia pun meminta praktik ini dihentikan karena sangat memberatkan masyarakat, terutama kalangan bawah.
Di sisi lain, CH menyebut Sukabumi setiap tahun melahirkan lulusan sekolah yang siap mencari kerja, namun selalu terkendala pungli saat lowongan pekerjaan itu dibuka. "Ketika ada loker (lowongan pekerjaan) harus disuruh bayar dulu. Ujung-ujungnya pihak orang tua bilang dari pada nganggur gak jelas,” katanya.
CH berharap pemerintah dapat mengmbil tindakan tegas terhadap para pelaku pungli yang dinilai mengganggu dan memberatkan para pencari kerja. "Harapannya jangan ada pungli lagi, kan kasihan yang nyari kerja. Buat pemerintah agar bisa menindak tegas yang pungli itu,” ujar dia.
Sejak demonstrasi bulan lalu, sukabumiupdate.com sudah berusaha meminta keterangan perusahaan. Ketika itu sempat diinformasikan ada pihak perusahaan yang akan memberikan penjelasan soal tuntutan peserta unjuk rasa, termasuk masalah pungli, namun ternyata tidak ada hingga sekarang dan berita ini ditayangkan.