SUKABUMIUPDATE.com - Banyak petani di wilayah Pajampangan, Kabupaten Sukabumi, yang memilih bercocok tanam padi dengan cara jablay pada masa tanam kedua tahun 2024. Hal ini dilakukan karena banyak faktor.
Salah satu petani asal Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Henda (40 tahun), mengatakan pada tanam padi kedua banyak petani yang melakukan penanaman dengan cara jablay, salah satu alasannya adalah faktor cuaca.
"Faktor utama cuaca karena kebanyakan sawah menadah hujan. Jadi petani mengandalkan air hujan. Tapi pada tanam kedua sering kekeringan karena masuk musim kemarau," katanya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (9/5/2024).
Selain cuaca, sambung Henda, juga masalah biaya produksi. Seringnya gagal panen pada musim tanam kedua, para petani menekan biaya produksi serendah mungkin.
Baca Juga: Petani di Pajampangan Sukabumi Mulai Panen, Distan Laporkan Harga Gabah Terbaru
"Mereka tidak seperti tanam pertama, proses sebelum cocok tanam tidak dilakukan dengan membajak sawah (nyamut). Tapi hanya menyemprot jerami menggunakan obat pembasmi rumput atau dibabat bekas tangkai atau jerami tanam pertama."
"Cara jablay bisa menekan produksi tanam. Kalau membajak dengan mesin hand traktor per 400 meter persegi (satu patok) biayanya Rp 120 ribu. Misal tujuh patok berarti Rp 800 ribu lebih. Sementara kalau jablay paling Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu," tambah Henda.
"Cara jablay itu benih padi ditanam di antara dua tunggul jerami, umur satu minggu, baru dibersihkan rumput (ngaramet) sambil tunggul jerami diinjak sampai terbenam sehingga tidak kelihatan. Hasil panennya tentu sangat beda. Tanam kedua sering turun hingga 40 persen," kata Henda.