SUKABUMIUPDATE.com - Momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diarpus) Kabupaten Sukabumi Aisah menyiratkan bahwa program PUSLING (Perpustakaan Keliling) hingga TANDEM BAPER (Tinggalkan Android Dalam Empat Jam Bersama Perpustakaan) mendukung gerakan merdeka belajar yang dicanangkan pemerintah.
Menurut Aisah, gerakan merdeka belajar harus dilaksanakan supaya anak kedepannya lebih kreatif, inovatif dan cerdas.
"Sehingga apa yang kita cita-citakan ke depan punya generasi Indonesia emas itu bisa tercapai," kata Aisah kepada sukabumiupdate.com usai mengikuti upacara peringatan Hardiknas 2024 tingkat Kabupaten Sukabumi di Lapangan Canghegar, Palabuhanratu, Kamis 2 Mei 2024.
Aisah menuturkan, perpustakaan Diarpus Kabupaten Sukabumi yang berbasis inklusi sosial tak hanya bertujuan untuk meningkatkan minat baca, tapi juga mendukung gerakan merdeka belajar ini. Anak dari tingkat TK hingga SMA yang berkunjung bisa mempelajari berbagai hal yang tentu agak sedikit berbeda dengan yang diterima di kelas pada umumnya.
Baca Juga: Diarpus Catat Tingkat Baca di Kabupaten Sukabumi Meningkat, Siap Hadirkan Inovasi
"Jadi mereka diberikan program-program tentu yang sesuai dengan itu yang membuat mereka senang. Kemudian juga untuk anak-anak kita disamping kunjungan, ada pusling (perpustakaan keliling) di mana rata-rata kita lakukan tiga kali seminggu ya, agar anak-anak itu mau membaca, kita ke berbagai sekolah di bagi tim," jelasnya.
Lebih lanjut Aisah mengatakan, Diarpus Kabupaten Sukabumi juga punya program atau inovasi TANDEM BAPER yang bertujuan agar anak usia PAUD hingga kelas VI SD mengisi liburan dengan berbagai kegiatan positif sehingga anak dapat ‘menjaga jarak’ dengan ponsel.
"Itu inovasi kita di mana anak-anak itu bisa daftar online dari mulai umur TK sampai SD bisa ikut, diberikan program-program terkait dengan pembelajaran di kelas, materi bahasa Inggris, kemudian juga animasi, kemudian juga ada kelas membaca," jelasnya.
"Kemudian di samping itu juga mereka mengikuti sekolah lapang. Anak-anak diajarkan untuk bagaimana, misalkan, melakukan pemerahan susu kemudian memproses menjadi susu itu bisa dikonsumsi, itu kita kerjasama dengan perusahaan atau pihak ketiga," tandasnya. (ADV)