SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pria lajang berinisial SMY (28 tahun) ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya di Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024). SMY ditemukan meninggal dalam keadaan tergantung.
Kapolsek Cibadak Kompol Ridwan Ishak melalui Kanit Reskrim Iptu Asep Suhriat mengatakan, jenazah SMY pertama kali ditemukan oleh TW (32 tahun) kakak kandung korban sekitar pukul 10.00 WIB. SMY sendiri diketahui tinggal berdua bersama ibunya.
"Saksi mengetahui korban pada saat saksi akan pergi ke rumah orang tuanya. Namun pada saat itu kondisi rumah dalam keadaan terkunci, dan saksi juga melihat lampu rumah dalam keadaan menyala dan akhirnya saksi mengintip dari jendela luar dan melihat korban dalam keadaan gantung diri," kata Asep kepada sukabumiupdate.com.
Selepasnya saksi kemudian mencari bantuan, hingga di tengah perjalanan bertemu dengan M, ibu korban yang baru pulang dari pasar. "Dan ketika diberitahu oleh saksi ibunya langsung shock," ujar Asep.
Baca Juga: Terungkap! Ini Sosok Ibu di Sukabumi yang Tega Buang Bayinya di Semak-semak
Usai menerima laporan, pihak kepolisian kemudian mendatangi lokasi untuk memeriksa saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga membawa jasad SMY ke RSUD Sekarwangi Cibadak untuk dilakukan visum luar.
Berdasarkan keterangan dokter rumah sakit tersebut, kata Asep, tidak ditemukan luka memar maupun lebam di tubuh korban.
"Bagian seluruh badan belum kaku serta seluruh kuku panjang dan utuh. Diperkiraan korban meninggal dunia akibat gantung diri kurang lebih 2 jam," tuturnya.
"Sehingga diduga korban melakukan gantung diri tersebut sekitar pukul 08.00 WIB dan itu dilakukannya disaat ibu korban sedang pergi ke pasar. Lalu diketahui oleh saksi sekitar pukul 10.00 WIB," sambungnya.
Menurut Asep, tali yang digunakan oleh korban merupakan tali tambang warna biru dengan panjang 3 meter dan diikat oleh korban berbentuk 'v' serta jenis ikatannya tali mati. Temuan itu menandakan bahwa korban memang murni gantung diri.
Kemudian menurut keterangan saksi ataupun keluarganya, lanjut Asep, bahwa korban diduga telah depresi sejak tahun tahun 2015 karena hal pekerjaan.
"Dan juga meninggalnya ayah dari korban, menambah korban semakin depresi, sehingga korban sering mengurung diri di rumah, tidak berkeinginan untuk bekerja," tuturnya.
"Saat ini korban telah dimakamkan secara layak, di mana pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi jenazah dan menerima kejadian ini sebagai musibah," pungkasnya.