SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena anak-anak seusia sekolah dasar saat ini yang lebih memilih bermain game online ketimbang membantu orang tua adalah pemandangan yang lumrah. Perkembangan teknologi informasi banyak merubah kebiasan bukan saja anak-anak di perkotaan, melainkan juga di pedesaan.
Hal yang berbeda justru dilakukan oleh Murtaqil Apham (12 tahun) dan adiknya Muhdanil Asrol (9 tahun), siswa kelas 6 dan Kelas 2 SDN 2 Cipeundeuy, warga Kampung Cicariu RT 08 RW 03 Desa Cipeundeuy Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi itu tak gengsi untuk membantu keluarga, mereka setiap hari berkeliling berjualan makanan gorengan.
Dari informasi yang dihimpun, anak pertama dan keduua dari tiga bersaudara dari pasangan Abuy Burhanudin (45 tahun) dengan Novah (32 tahun) sudah hampir 6 tahun berjualan gorengan keliling untuk membantu ekonomi orang tuanya.
Setiap pagi, mereka memanfaatkan waktu berjualan bala-bala, odading dan donat, sebelum berangkat ke sekolah, seusai jualan kemudian berangkat ke sekolah.
Mereka berangkat sekitar pukul 06-00 WIB, kemudian keliling berjualan hingga pukul 07.15 WIB setiap hari. Kadang sepulang sekolah mereka mengambil lagi hasil olahan ibunya untuk dijual keliling hingga sore hari.
Baca Juga: Komunitas Ojol Bentuk Relawan Dukung Deden Deni Wahyudin di Pilkada Sukabumi
Baca Juga: Tembus 3 Juta Penonton di Hari ke-11 Penayangan, Inilah Sinopsis Film Siksa Kubur
Kepada sukabumiupdate.com, Apham menuturkan harga gorengan per biji, dijual dengan harga Rp 1.000, kalau dagangan laku semua, bisa mendapatkan uang sebesar Rp 100 ribu, hingga Rp 120 ribu dalam satu sekali keliling. Namun jika sepi biasanya ia hanya membawa pulang uang sebesar Rp70 ribu atau kadang kurang dari itu. Semua hasil jualannya itu diserahkan pada ibunya. Ia ingin membantu orang tua yang memang kesulitan ekonomi.
“Uangnya saya kasih ke ibu semua. Untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk dibelanjakan kembali bahan-bahan makanan. Saya hanya mengambil Rp5.000 - Rp7.000, untuk menabung dan untuk jajan di sekolah,” kata Apham yang biasa dipangging Abang itu. Senin (22/4/2024).
Salah satu guru SDN 2 Cipeundeuy, Iman Suhud, mengetahui Apham senang berjualan. Dia sangat terharu hingga meneteskan air mata sambil mengelus-ngelus kepala Apham, dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan Apham murid sekolahnya itu berjuang untuk membantu orang tua.
"Ada semangat dan kerja keras yang diajarkan dari sosok Apham dalam membantu kedua orang tua. Menjadi referensi yang diberikan oleh seorang Apham untuk bisa memberi kontribusi pada keluarga. Meskipun anak-anak ini belum boleh bekerja dan harus fokus belajar, namun kegigihan Apham ini patut untuk kita apresiasi bersama,” kata Iman Guru SDN 2 Cipeundeuy.
Ia berpesan pada Apham, meski rajin membantu orang tua, namun ia tak boleh lengah untuk tetap semangat belajar. Iman meminta Apham untuk membagi waktunya kapan belajar dan kapan membantu orang tua. Karena diusia Apham saat ini, tetap nomor satu yang menjadi prioritas adalah pendidikan." Imbuhnya.
Menurut Iman, sang ayah dari kedua itu merupakan seorang guru mengaji, dan tokoh agama dikampung setempat. Ia pun berharap ada pihak yang memberi dukungan kepada keluarga tersebut agar bisa meningkatkan keadaan ekonominya.