SUKABUMIUPDATE.com - Ato (51 tahun) bersama dua anaknya, Saidah (12 tahun), dan Anwar (10 tahun) warga Kampung Mekarjaya RT 04/04 Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, merasa was was dan khawatir, pasalnya rumah panggung ukuran 6 x 4 meter yang menjadi tempat tinggalnya, sudah lapuk di makan usia.
Kondisi rumah peninggalan orangtuanya itu sudah tidak layak huni, bagian atap sudah pada bocor, bilik bambu, serta kayu sudah lapuk.
"Rumah yang ditempati sekarang ini adalah peninggalan orang tua. Memang usianya sudah puluhan tahun, dan saya tidak mampu untuk memperbaikinya, karena kondisi ekonomi," kata Ato kepada sukabumiupdate.com, Rabu (17/4/2024).
Ato pun mengeluhkan kondisi rumahnya yang bocor ketika turun hujan, ia dan anak-anaknya sampai harus mencari tempat agar tidak terkena air hujan. Apalagi saat hujan besar disertai angin kencang, ia sering merasa was was, khawatir rumahnya tiba-tiba ambruk.
"Bagian dinding rumah sudah pakai penopang bambu, karena sudah miring," kata Ato sambil menunjukan kondisi rumahnya.
Baca Juga: Demokrat Sambut Baik Ayep Zaki Ramaikan Pilkada Kota Sukabumi
Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, Ato hanya menjadi kuli serabutan, sambil berkebun numpang tanam pohon singkong dilahan milik orang lain.
Ato yang menjadi orang tua tunggal itu setiap hari harus sabar mengurus dua anaknya, satu anak yang perempuan dalam kondisi disabilitas (tuna wicara), tidak pernah sekolah, sedangkan anak laki-lakinya duduk dibangku sekolah dasar kelas 3.
Ia juga menceritakan bagaimana nasib rumah tangganya yang hancur usai ditinggal istrinya sejak 8 tahun lalu. Menurutnya, istrinya pergi bersama lak-laki lain.
"Awalnya istri saya pergi bekerja ke luar negeri, ke Arab Saudi, dan tidak pernah kembali lagi, sempat pulang tahun 2016, tapi tidak pulang ke rumah. Katanya istri saya pulang ke Bandung, bersama laki-laki lain," tutur Ato sambil terlihat menahan tangis. Ia mengaku kehidupan ekonomi menjadi penyebab istrinya pergi.
Namun, Ato tak memperdulikan nasib dirinya, ia ingin kedua anaknya memiliki masa depan yang lebih baik. "Saya berharap pemerintah bisa membantu memperbaiki rumah saya, agar anak-anak saya bisa tinggal dirumah yang layak," kata dia.
Baca Juga: Sempat Tutup Jalan, Pohon Setinggi 16 Meter Tumbang di Jalur Lingsel Sukabumi
Puskesos Desa Cikangkung, Daelani mengatakan sudah lama rumah milik Ato diajukan untuk mendapat program Rutilahu dari Provinsi Jawa Barat, namun hingga saat ini belum ada realisasi. Pihak desa juga sudah memasukan rumah milik Ato agar menjadi prioritas pada program Rutilahu APBD Kabupaten Sukabumi pada tahun 2023.
"Semoga saja cepat terealisasi program Rutilahu dari mana saja," jelasnya.
Daelani menyebut, Ato tidak mendapat bantuan sosial dari pemerintah seperti BPNT, atau PKH. "Ato hanya mendapat bantuan dari Pemdes berupa BLT DD tahun 2024, dan bantuan beras," pungkasnya.