SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah Ambulans bernopol F 1869 JD dihentikan Satlantas Polres Sukabumi setelah dilaporkan mengemudi ugal-ugalan dengan membuntuti satu ambulans di depannya. Peristiwa itu terjadi saat polisi tengah menerapkan rekayasa one way di jalan Nasional Sukabumi-Bogor, Senin (15/4/2024) sore.
Pantauan sukabumiupdate.com, ambulans yang berisikan empat orang beserta sopir itu dicegat polisi di tengah jalan tepatnya di simpang traffic light Gerbang Tol Parungkuda sekitar pukul 17.30 WIB.
Sopir ambulans yang diketahui bernama Sujarwanto, tampak pasrah ketika kendaraannya digiring petugas ke area gerbang tol Bocimi Seksi 2 tersebut.
Kepada awak media, Sujarwanto mengungkapkan, saat itu dia datang bersama warga Parungpanjang Kabupaten Bogor menuju Sukabumi untuk mengantar orang yang sakit.
Baca Juga: Gempa Bayah M4,7 Terasa Hingga Sukabumi, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Bawah Laut
Dia lalu memohon maaf karena telah membawa pasien tak kritis, tetapi mengemudikan ambulans seolah sedang membawa pasien kritis.
“Karena mungkin saya sendiri salah ya, saya juga kan ngikut ini (ambulans di depan) saya mohon maaf karena saya bawa pasien enggak begitu parah istilahnya. Sebenarnya tujuan mau ke rumah sakit, rencana mau dibawa ke rumahnya aja paling,” ucap Sujarwanto selepas dimintai keterangan oleh kepolisian.
Tak ada surat rujukan yang bisa ditunjukan Sujarwanto, pria paruh baya itu juga membantah telah menyalakan sirene saat mengemudikan ambulans. Menurutnya, setiap relawan pengemudi ambulans mempunyai standar operasional tersendiri saat membawa pasien.
“Kita enggak nyalain sirene, cuma hanya nyala lampu (rotator) saja. Karena kan biasanya kalau ambulans itu posisinya nyala. Memang kalau kita lagi darurat kita perlu minta tolong sama kepolisian. Tapi biasanya kita tu dilepas oleh pihak kepolisian juga. Karena sopir ambulans dianggap bisa menangani sendiri,” ungkapnya.
Sementara, seorang penumpang ambulans, Uun (55 tahun) mengaku menyewa ambulans karena tengah mengantarkan asisten rumah tangganya yang tengah menderita sakit maag ke Jalan Bhayangkara, Kota Sukabumi.
“Saya adalah warga salah satu Desa Parungpanjang Bogor, pembantu saya tinggal di daerah Sukabumi janjian sama anaknya di Jalan Bhayangkara, sakitnya sakit maag, saya mau pulangin Pak karena takutnya parah. Saya mau kasih ke anaknya saja, rencananya biar anaknya bawa ke rumah sakit,” kata Uun.
Terpisah, Kasat Lantas Polres Sukabumi, AKP Fiekry Adi Perdana membenarkan, pihaknya menghentikan satu unit ambulans, yang setelah diperiksa ternyata membawa satu keluarga yang diduga hendak mudik.
“Gara-gara oknum ambulans tersebut yang lagi mudik ataupun arah kembali (dari Sukabumi ke arah Bogor) jadi pecah jadi normal kembali jalurnya," kata Fiekry.
Menurut Fiekry, ambulans dari arah Bogor dengan tujuan Sukabumi tersebut, saat itu berada di belakang sebuah ambulans yang benar-benar membawa pasien kritis.
"Setelah kita berhentikan dan periksa ternyata hanya ikut-ikutan, bukan membawa pasien yang kritis namun membawa satu keluarga. Bisa jadi mengantarkan mudik ke satu tempat di Sukabumi dari wilayah Kabupaten Bogor," jelasnya.
Karena masih suasana hari raya Idul Fitri, lanjut Fiekry, pihaknya hanya menegur oknum sopir ambulans tersebut dan mempersilahkannya untuk melanjutkan perjalanan namun dengan syarat tidak menyalakan sirene dan lampu rotator.
“Kami beri teguran humanis karena suasananya masih suasana lebaran sehingga masih bisa ditolerir. Yang pasti mudah-mudahan kedepannya tidak ada lagi oknum-oknum ambulans yang seperti itu yang merugikan banyak masyarakat,” ujarnya.
Fiekry kemudian mengimbau kepada sopir ambulans yang tidak membawa pasien kritis untuk tetap mematuhi aturan lalu lintas, terutama saat polisi tengah melakukan diskresi bagi kepentingan orang banyak seperti rekayasa arus.
“Kecuali kalau memang (membawa pasien) kritis, kita kawal,” pungkasnya.