SUKABUMIUPDATE.com - Detik-detik tebing longsor yang sempat menutupi ruas Jalan Nasional Sukabumi-Bogor masih teringat jelas oleh warga. Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Cipanggulaan RT 6/7, Desa Kompa,Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Senin, 1 April 2024, malam.
Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini, namun saat itu ternyata material longsor sempat menyeret 8 pemotor yang tengah melintas.
Hal itu disampaikan warga setempat, Kono (65 tahun). Menurutnya, longsor terjadi beberapa menit selepas azan magrib berkumandang dan di tengah cuaca hujan.
Kono yang tengah berbuka puasa di dalam warungnya saat itu merasakan getaran dengan suara keras dari balik tebing.
"Saya lalu keluar sambil melihat keadaan, ternyata longsor. Dikirain talang air yang longsornya, karena enggak terlalu kelihatan," ujar Kono kepada sukabumiupdate.com, Selasa (2/4/2024).
Baca Juga: Tebing yang Longsor di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor Bakal Dipasang Terpal
Menurut Kono, saat itu fokus perhatiannya lebih ke pemotor yang dari arah Sukabumi ke Bogor tergesa gesa untuk berputar arah. Ia juga melihat saat itu sejumlah pemotor yang terjatuh karena terseret besi pembatas jalan yang jebol oleh longsoran.
"Ternyata sudah ada sekira 8 motor yang terjatuh, karena terseret oleh besi pembatas jalan yang ikut jebol, tapi pada bangun sendiri karena panik, takut longsor lagi," jelasnya.
Beruntung, sambung Kono, kondisi lalu lintas jalanan sedang tidak ramai, lantaran sudah lewat dari waktu magrib, sehingga diyakini tidak ada yang tertimbun tanah.
“Enggak kebayang kalau kejadiannya bertepatan waktu bubaran pabrik, jadi selamat yang dari sini mah, enggak tahu kalau yang arah sebaliknya ceritanya seperti apa," ungkapnya.
Cerita sebelum terjadinya longsor dari situasi arah sebaliknya atau Bogor menuju Sukabumi kemudian diungkapkan oleh Edi (65 tahun), warga Desa Bojongkokosan.
"Saya habis ngabuburit menggunakan sebuah kendaraan sepeda motor dari Parungkuda bersama kedua anak, saat itu memang kondisinya sedang turun hujan," kata Edi sambil mondar-mandir di sekitar lokasi sisa longsoran.
Edi yang saat itu dari Pasar Parungkuda terpaksa menerobos hujan karena tengah mengejar waktu untuk bisa berbuka puasa di rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Kala melintasi titik longsor, pria lansia itu mengaku disergapi rasa waswas. Pasalnya, kejadian timbunan tanah turun ke jalan bukan hanya terjadi satu kali di lokasi yang sama.
"Benar saja setelah saya lewat sekira 400 meter dari titik longsor, atau baru mau ke gang dalam rumah, tiba-tiba ada suara gemuruh. Braaak, saya sangat kaget langsung memberhentikan laju kendaraan sepeda motor dan menengok ke belakang, karena suaranya sangat keras dan bergetar, dikira gempa," terangnya.
Edi menyebut, saat longsoran tebing menutup jalan nasional kondisi arus lalu lintasnya tengah sepi. Namun beberapa menit kemudian terjadi kemacetan sehingga oleh pihak kepolisian dilakukan pengalihan arus di kedua arahnya.
"Kayaknya kalau saya jalan pelan bakal ketimbun longsoran, karena kebetulan ngejar waktu berbuka jadi agak cepat dikit. Alhamdulillah masih diselematkan," pungkasnya menambahkan.
Setelah 14 jam dilakukan evakuasi dan pembersihan material longsor oleh tim gabungan. Kondisi titik longsor kemudian sudah mulai bisa dilintasi kendaraan sejak pukul 08.30 WIB.