Mengenang 20 Tahun Ulama Tafsir Sukabumi Berpulang, Biografi Singkat Buya KH Dadun Sanusi

Selasa 02 April 2024, 21:11 WIB
Buya KH Dadun Sanusi (12 Juni 1941 - 13 Februari 2004) | Foto : Dok. Sunanul Huda

Buya KH Dadun Sanusi (12 Juni 1941 - 13 Februari 2004) | Foto : Dok. Sunanul Huda

SUKABUMIUPDATE.com - KH. Dadun Sanusi atau lebih akrab disapa Buya Dadun Muda dilahirkan di Cikaroya tanggal 12 Juni 1941 M bertepatan 20 Jumadil Awal 1360 H. Ia merupakan putra dari pasangan Mama KH Uci Sanusi bin Mama Sarbini dan Hj Titi Atikah binti H Junaedi (pendiri Pondok Pesantren Sunanulhuda, Cikaroya).

KH Dadun Sanusi mempunyai dua orang kakak perempuan dan satu kakak laki-laki, dua dari kakak perempuannya yaitu yang pertama menikah dengan Ajengan Ilyas Tafsiri (pimpinan pondok pesantren At-Tafsiriyah Tipar- Sukabumi). Dan yang kedua menikah ajengan Eman Sulaeman Cikaroya, sedangkan kakak laki-lakinya meninggal pada usia 12 Tahun.

Alkisah, sebagai calon penerus dari kepemimpinan pondok pesantren Sunanulhuda dan juga sebagai anak laki-laki satu-satunya, Dadun Sanusi kecil sama sekali tidak dimanja oleh ayahandanya. Bahkan tidurnya pun bersama-sama dengan santri lainnya di kobong pesantren.

Ia juga tidak pernah absen mengikuti pengajian setiap ba’da shalat fardhu layaknya seorang santri. Setelah pengajian rutin tersebut ia dididik dan dibimbing secara langsung oleh ayahandanya yang notabene sebagai pendiri pondok pesantren Sunanulhuda.

Bersama dengan santri lainnya, ia belajar langsung dari ayahandanya berbagai bidang ilmu: Al-Qur’an, Tafsir, Hadits, Tauhid, Fiqih, Ushul-Fiqih, Faraidh, Akhlaq, Nahwu-shorof, Balaghoh, Mantiq, Aurod, Falak dan Tasawuf, juga mulai dari mulai kitab-kitab salafi dan modern. Sehingga ia dapat dikatakan sebagai “Dzul Barokin” (orang yang mempunyai dua keberkahan sekaligus), mendapat keberkahan dari guru dan orang tua sekaligus.

Sejak usia 9 tahun ia telah menjadi qori saat mendampingi ayahandanya ketika berdakwah, dan ketika berumur 15 tahun ia mulai berdakwah ke daerah-daerah di sekitar Sukabumi, Bogor dan Cianjur.

Saat menginjak usianya yang ke 17 ia telah mampu mengajar materi-materi pengajian yang dipelajari di pondok pesantren Sunanul Huda.

Di usianya yang ke 19 ia telah mampu mandiri serta telah mempunyai jama’ah pengajian sendiri (jama’ah yang terpisah dari ayahandanya).

Oleh karenanya, walaupun tergolong masih berusia belia, dikarenakan kecerdasan dan keluasan ilmu serta keindahan suara yang dimilikinya, ia selalu diajak pengajian oleh Ajengan Mahfud (pimpinan pondok pesantren As-salafiyah Babakan Cisaat Sukabumi) dan disetiap pengajian khusus para Kiai-Kiai atau Ulama-Ulama besar Sukabumi, Bogor, serta Cianjur.

Ia mendapat kepercayaan besar untuk membacakan kitab yang akan dipelajari di hadapan para Kyai-Kyai atau para ‘Ulama-‘Ulama besar tersebut, dan ia juga yang selalu membacakan “Maulid Azab” di setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pimpinan Al-Imamul ‘Aarief billahi Al-Habib Syekh bin Salim Al Attas dan (sampai sekarang Maulid Azab dan Ratib Al-‘Athas setiap malam jum’at rutin dibaca oleh santri Sunanul Huda secara berjama’ah di masjid).

Pada tahun 1963 Ayahandanya, KH Uci Sanuisa meninggal dunia, maka pucuk kepemimpinan pondok pesantren Sunanulhuda digantikannya saat beliau berusia 22 tahun.

Dan sejak saat itu pula ia belajar secara otodidak (belajar sendiri) mempelajari dan menelaah kitab-kitab salafi maupun modern serta membaca buku-buku umum yang banyak kaitannya dengan profesinya.

Ia menyadari bahwa beban dan kewajiban seorang public pigure sangat berat dan banyak menyita waktu, pikiran dan tenaga dalam menjalaninya, apalagi ayahandanya telah tiada.

Lantas, sebagai seorang pemuda yang telah tumbuh dewasa, ia teringat akan amanah ayahandanya, bahwa ia harus mencari pendamping untuk menemani hidupnya dikala suka maupun duka serta yang akan memberikan keturunan yang akan dapat melanjutkan perjuangan dan cita-citanya kelak.

Abuya KH Dadun Sanusi dan Umi Hj Euis Nurlaila | Foto : Dok. Sunanul HudaAbuya KH Dadun Sanusi bersama istri Umi Hj Euis Nurlaila | Foto : Dok. Sunanul Huda

Maka saat menginjak usia 23 tahun beliau pun menemukan tambatan hatinya, beliau menikahi seorang gadis yang bernama Euis Nurlaila yang waktu itu baru berusia 15 tahun. Dan dari Hasil pernikahan tersebut beliau dikaruniai 6 putera:

1. KH. E. Sholahuddin A. Sanusi,S.Ag ,
2. KH. Fikri Ali Majid Sanusi,
3. M. Ali Bekti Sanusi,
4. Alvi Husaeni Sanusi,
5. Rizki Fairuzabadi Sanusi
6. Ilham Ramdani

Dan 7 orang putri.

1. Dra. Aidah Nurhayati Sanusi
2. Enung Nurlaela Rahmah (Alm)
3. Yeni Ratna Yuningsih Sanusi,MA
4. Lia Nuraliah Sanusi,SS,MM
5. Lina Rahmawati Sanusi,S.Ag
6. Rika Hilmia (Alm)
7. Rini Nur Fatimah Sanusi.

Setelah beberapa lama memimpin pondok pesantren, ia telah memberikan banyak perubahan terhadap pesantren untuk menjadi lebih baik. Walaupun latar belakang pendidikanya hanya berbasis pesantren salafi saja, tetapi pola berfikir beliau sangat modern.

Peka dengan perkembangan masyarakat, serta berkat dorongan orang tua santriwan dan santriwati yang antusias menginginkan adanya suatu pendidikan formal di bawah naungan pesantren Sunanulhuda.

Oleh karenanya, dalam rangka merealisasikan aspirasi masyarakat dan orang tua santriwan atau santriwati, serta dengan niat melebarkan sayap aktivitas dakwahnya, maka pada tahun 1997 "Yayasan Pesantren Sunanulhuda" diubah menjadi "Yayasan Sunanul Huda" yang bergerak di bidang Pendidikan - Sosial – Dakwah.

Dan pada tahun 1997 tersebut mulai aktif kegiatan pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.

Baca Juga: Antisipasi Potensi Risiko Gempa, BRIN Petakan Sesar di Sepanjang Pulau Jawa

Baca Juga: Perbedaan Kopiah, Peci, dan Songkok: Inilah 8 Jenis Peci yang Populer Jadi Busana Lebaran

KH Dadun Sanusi Wafat

Di usianya yang sudah mulai senja, ia tetap selalu konsisten dalam melaksanakan tugasnya untuk mengajar dan berdakwah sampai akhir hayatnya.

Salah satu yang fenomenal dari dakwah yang beliau lakukan adalah "Pengajian Tafsir Quran Malam Sabtu" yang selalu diikuti oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah. Sepanjang pengetahun penulis, belum pernah ada lagi di Sukabumi pengajian mingguan yang diikuti oleh jamaah sebanyak itu hingga kini.

Dan tepatnya di hari Jum’at tanggal 13 Februari 2004 M bertepatan dengan 22 Dzulhijjah 1426 H ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat mendapat penangan medis di RS Harapan Kita Jakarta selama beberapa hari.

Kabar kepergian Buya Dadun Sanusi telah membuat para santri dan pecintanya berkabung sehingga di sekitar komplek Yayasan pondok pesantren Sunanul Huda hari itu bagaikan lautan manusia. Para pelayat berdatangan dari berbagai lapisan masyarakat hingga mengakibatkan kemacetan panjang di Jalan Sukabumi.

Almarhum-Almaghfurlah Buya KH. Dadun Sanusi telah dipanggil Illahi Rabbi pada usia 63 tahun tepat di hari kelahirannya, Jumat. Almarhum dikebumikan di kompleks makam keluarga yang berada di lingkungan Pesantren Sunanul Huda-Cikaroya, Cisaat-Sukabumi, Jawa-Barat.

Sumber : berbagai sumber

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Gadget18 Januari 2025, 20:00 WIB

Spesifikasi HP Oppo Reno 13 yang Dibekali CPU Mediatek Dimensity 8350 dengan RAM 12 GB

Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya.
Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya. (Sumber : oppo.com).
Keuangan18 Januari 2025, 19:54 WIB

Jelantah Bisa Jadi Rupiah, Begini Cara Jual Minyak Goreng Bekas Ke Pertamina Rp 6000 / Liter

Minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini bisa menjadi rupiah, dengan cara dijual ke Pertamina. Untuk apa Pertamina mengumpulkan minyak jelantah dan bagaimana cara menjualnya ke Petamina?
Cara jual jelantah ke Pertamina | Foto : Dok. Pertamina
Sukabumi18 Januari 2025, 18:29 WIB

Dinkes Apresiasi Operasi Katarak Gratis Polres Sukabumi, Sasar 200 Pasien

Ratusan pasien mengidap katarak melaksanakan oprasi di Mako polres Sukabumi yang berada di raya Jajaway, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025).
Puluhan pasien sedang antri untuk melaksanakan oprasi katarak di Mako Polres Sukabumi, Minggu (18/1/2024)  |  Foto : Ilyas Supendi
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tak Berizin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten