SUKABUMIUPDATE.com - Menelisik penemuan sehelai rambut Harimau Jawa di Sukabumi menjadi tema menarik dalam acara bincang daring gelaran Mongabay Indonesia, pada Kamis 28 Maret 2024.
Bersama para peneliti untuk mengkonfirmasi langsung mengenai kabar tentang temuan yang telah mengundang perhatian dunia terhadap upaya konservasi dan perlindungan spesies langka yang mungkin masih tersisa di alam liar Indonesia.
Dunia konservasi mendapat sebuah titik terang melalui penemuan sehelai rambut Harimau Jawa di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Lantas, laboratorium genetika BRIN melakukan pemeriksaan DNA pada sampel tersebut dan hasilnya mengejutkan, rambut tersebut adalah milik Harimau Jawa, spesies yang sudah lama dinyatakan punah.
Tim peneliti Indonesia menerbitkan analisis mereka dalam sebuah laporan yang berjudul "Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant. DNA analysis of a recent hair sampel", yang dipublikasikan pada 21 Maret 2024 di jurnal Oryx, dari Cambridge University Press.
Dalam acara Bincang Alam di kanal youtube Mongabay Indonesia, obrolan santai yang dipandu oleh Akita Verselita, mengundang Wirdateti (Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan Kalih Raksasewu (Tim Peneliti) dengan topik “Menelisik Penemuan Sehelai Rambut Harimau Jawa di Sukabumi, Inikah Harapan Baru, pada hari Kamis, 28 Maret 2024, pukul 16.00-17.00 WIB.
Baca Juga: Pilkada Sukabumi 2024: Anwar Sadad Dapat Restu PKB Jadi Cawabup
Pada obrolan tersebut salah satu peneliti Kalih Raksasewu, menceritakan kronologis bagaimana sampel rambut harimau jawa ini ditemukan.
Peristiwa bermula, ketika pada Agustus 2019 malam, seorang warga, Ripi Yanuar Fajar yang juga kenalan Kalih, melaporkan kepadanya jika dia dan lima rekannya melihat seekor harimau di kebun masyarakat di Desa Cipeundeuy, Sukabumi.
Untuk memperkuat observasi, Kalih bersama tim menanyai Ripi di lokasi ditemukannya sampel rambut, pada 15-19 Juni 2022. Dalam wawancara ini, Ripi dan lima temannya yang melihat langsung harimau, dipastikan mampu membedakan antara harimau jawa dengan macan tutul.
Kalih pun menelusuri lokasi dan menemukan sehelai rambut di pagar yang dilompati harimau. Di sini juga, dia menemukan jejak kaki dan bekas cakar yang merupakan karakteristik harimau.
“Saya mau tekankan, Ini bukan hanya soal penemuan sehelai rambut, tapi pada perjumpaan Harimau Jawa. Karena, yang melihatnya enam orang,” jelasnya.
Dalam prosesnya, Kalih mengirim sampel rambut itu ke BKSDA Jawa Barat. Dia juga bersurat formal ke Gubernur Jawa Barat saat itu, Ridwan Kamil, agar temuan tersebut ditindaklanjuti pihak terkait.
Selanjutnya, sampel rambut tersebut oleh BKSDA diserahkan ke Pusat Penelitian Biologi BRIN untuk dilakukan analisis genetik, bersamaan dengan beberapa helai rambut harimau sumatera sebagai pembanding.
Baca Juga: Kaya Manfaat, 7 Khasiat Air Embun Pagi untuk Kesehatan Tubuh yang Wajib Dicoba
Keberadaan Harimau Jawa
Harimau jawa merupakan karnivor terbesar yang pernah menjadi penghuni Pulau Jawa. Satwa ini pernah ditemukan di Jampang Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Pangrango, Yogyakarta, Probolinggo, Blitar, Banyuwangi, Tulungagung, hingga Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.
“Masih ada kemungkinan, harimau jawa berada di hutan Sukabumi. Kalaupun turun ke desa atau kebun masyarakat, bisa jadi habitatnya terganggu. Tahun 2019, saat rambut ini ditemukan, wilayah Sukabumi hampir satu tahun dilanda kemarau,” jelas Kalih.
Namun, hasil penelitian ini tentu saja tidak bisa menjawab apakah hingga hari ini harimau jawa tersebut masih ada di lokasi itu atau telah mati. “Kami belum pernah mendengar ada laporan ditemukannya bangkai harimau jawa di lokasi itu,” tambahnya.
“Melalui penelitian ini, kami mengidentifikasi bahwa harimau jawa masih ada di alam liar. Untuk itu, perlu tindak lanjut studi lapangan, seperti melakukan pengamatan melalui camera trap, mencari feses atau jejak tapak kaki dan cakarannya. Tentu saja, diperlukan penelitian kolaborasi semua pihak,” ungkap Wirdateti.