SUKABUMIUPDATE.com - Jurnal terbaru yang dipublikasikan oleh Cambridge University Press, Cambridge Core, mengungkap temuan mengejutkan tentang kemungkinan keberadaan Harimau Jawa di Sukabumi.
Dalam laporan penelitian yang tertulis dalam jurnal itu menyatakan bahwa hasil uji
Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) oleh sejumlah peneliti atas sampel rambut yang ditemukan di pagar kebun di Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi 2019 silam menunjukan bahwa rambut itu milik harimau jawa, jenis harimau yang dinyatakan punah puluhan tahun lalu.
"Dari analisis komprehensif mtDNA (DNA mitokondria) kami menyimpulkan bahwa sampel rambut dari Sukabumi Selatan milik harimau jawa, segrup dengan DNA di awetan harimau jawa di Museum Zoologicum Bogoriense, yang dikoleksi pada 1930," demikian kesimpulan para peneliti dalam jurnal tersebut.
Laporan hasil uji DNA itu dipublikasikan di Jurnal Oryx pada 21 Maret 2024 dengan judul 'Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant? DNA analysis of a recent hair sample' (Apakah Harimau Jawa Panthera tigris sondaica masih ada? Analisis DNA dari sampel rambut terbaru).
Baca Juga: Menanti Hasil Penelitian Diduga Harimau Jawa di Hutan Surade Sukabumi
Adapun sejumlah peneliti yang melakukan analisis atau pemeriksaan DNA sehelai rambut diduga milik Harimau Jawa itu adalah tim dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti dan Yulianto, Bambang Adriyanto dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Kalih Raksasewu dari BEL (Bentang Edukasi Lestari) Foundation.
Masih dari jurnal penelitian tersebut, di Indonesia disebutkan bahwa dahulunya ada tiga subspesies harimau (Panthera tigris), yakni harimau sumatera (P. tigris sumatrae), harimau jawa (P. tigris sondaica), dan harimau bali (P. tigris balica).
Harimau jawa dan harimau bali telah dikategorikan punah oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) Red List, masing-masing pada 2008 dan 2013. Disebut punah karena keduanya tidak pernah dilaporkan terlihat di alam selama 30 tahun. Penampakan harimau jawa terakhir yang terkonfirmasi positif di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, pada 1976.
Hingga akhirnya pada tanggal 18 Agustus 2019, Ripi Yanur Fajar (warga setempat dan aktivis konservasi) melaporkan melihat seekor harimau jawa di perkebunan masyarakat dekat desa Cipendeuy di hutan Sukabumi Selatan, Jawa Barat.
Hal ini dilaporkan kepada Kalih Raksasewu yang mengunjungi lokasi tersebut pada tanggal 27 Agustus 2019. Dan saat datang ke lokasi, ia menemukan sehelai rambut, yang kemungkinan merupakan bulu harimau, di pagar tempat seekor hewan tampaknya melompat di antara jalan desa dan perkebunan. Kalih bersama Bambang Adryanto kemudian juga menemukan jejak kaki dan bekas cakar yang mungkin milik harimau dan berpotensi menguatkan pengamatan tersebut.
Baca Juga: Ada Cakaran dan Kotoran, Ahli Harimau Jawa Telusuri Hutan Surade Sukabumi
Kemudian rambut yang ditemukan itu diserahkan kepada staf geologi yang melakukan penelitian di kawasan tersebut dan diteruskan ke BKSDA Jawa Barat. Hingga akhirnya pada 4 Maret 2022, rambut itu diserahkan BKSDA ke BRIN.
"Berdasarkan wawancara mendalam kami dengan Ripi Yanur Fajar yang melihat harimau tersebut, kami yakin bulu tersebut berasal dari harimau jawa. Wawancara dilakukan saat survei pada 15-19 Juni 2022 di lokasi ditemukannya rambut tersebut," tulis para peneliti.
DNA rambut itupun diteliti di BRIN, Cibinong. Susunan genetikanya diurai, lalu dibandingkan dengan susunan genetika harimau sumatra, macan jawa (Panthera pardus melas), dan harimau jawa yang diawetkan di Museum Zoologi Bogor.
Hasilnya, para peneliti menyimpulkan bahwa rambut tersebut memiliki kesamaan di sekuen yang diperiksa dengan spesimen harimau jawa di Museum Zoologi sebesar 98,23 persen, lebih tinggi dari kesamaannya dengan harimau sumatra (97,06%) dan harimau benggala (96,87%).
Dan, pemeriksaan pohon filogenetik pemilik rambut misterius itu pun menunjukkan ia segrup dengan harimau jawa di Museum Zoologi.
Meski begitu, para peneliti belum bisa menyimpulkan apakah harimau jawa benar-benar masih hidup.
“Apakah harimau jawa benar-benar masih hidup di alam liar perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut,” tulis mereka.
Baca Juga: Ini Sehelai Rambut dari Surade Sukabumi yang Diyakini BRIN Milik Harimau Jawa
Sementara itu, Kepala Desa Cipeundeuy, Bakang Anwar As'adi mengatakan bahwa kaitan jurnal hasil penelitian ini pihaknya belum mendapatkan informasi secara kelembagaan, namun hanya mengetahui dari pemberitaan saja.
"Memang pada tahun 2022, pernah ada dari LIPI, BRIN dan BKSDA, mengadakan penelitian ke hutan Surade tepatnya di blok gunting dan blok batu bokor," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (22/3/2024).
Menurut Bakang, adanya hasil penelitian itu membuatnya lega sekaligus harap-harap cemas.
"Disatu sisi saya merasa bangga, bahwa di wilayah saya ada pembuktian yang membanggakan di mana adanya harimau jawa yang notabene sudah dianggap punah sejak lama. Disatu sisi saya merasa khawatir," ujarnya.
Bakang mengaku khawatir terkait keselamatan warga dan hewan ternak. Meskipun belum ada kejadian semacam itu hingga saat ini, pihaknya berharap ada penanganan dan tindak lanjut dari hasil penelitian itu.
"Karena kawasan hutan di wilayah saya semuanya hutan rakyat yang biasa masyarakat sekali-kali mendatanginya ke masing-masing tanahnya," pungkasnya.