Hasil Uji DNA oleh BRIN: Rambut yang Ditemukan di Sukabumi Milik Harimau Jawa

Sabtu 23 Maret 2024, 03:45 WIB
Foto seekor Harimau Jawa yang kini telah dinyatakan punah saat berada di London Zoo Park sekitar awal tahun 1930. (Sumber Foto: Instagram@harimau.jawa)

Foto seekor Harimau Jawa yang kini telah dinyatakan punah saat berada di London Zoo Park sekitar awal tahun 1930. (Sumber Foto: [email protected])

SUKABUMIUPDATE.com - Jurnal terbaru yang dipublikasikan oleh Cambridge University Press, Cambridge Core, mengungkap temuan mengejutkan tentang kemungkinan keberadaan Harimau Jawa di Sukabumi.

Dalam laporan penelitian yang tertulis dalam jurnal itu menyatakan bahwa hasil uji
Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) oleh sejumlah peneliti atas sampel rambut yang ditemukan di pagar kebun di Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi 2019 silam menunjukan bahwa rambut itu milik harimau jawa, jenis harimau yang dinyatakan punah puluhan tahun lalu.

"Dari analisis komprehensif mtDNA (DNA mitokondria) kami menyimpulkan bahwa sampel rambut dari Sukabumi Selatan milik harimau jawa, segrup dengan DNA di awetan harimau jawa di Museum Zoologicum Bogoriense, yang dikoleksi pada 1930," demikian kesimpulan para peneliti dalam jurnal tersebut.

Laporan hasil uji DNA itu dipublikasikan di Jurnal Oryx pada 21 Maret 2024 dengan judul 'Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant? DNA analysis of a recent hair sample' (Apakah Harimau Jawa Panthera tigris sondaica masih ada? Analisis DNA dari sampel rambut terbaru).

Baca Juga: Menanti Hasil Penelitian Diduga Harimau Jawa di Hutan Surade Sukabumi

Adapun sejumlah peneliti yang melakukan analisis atau pemeriksaan DNA sehelai rambut diduga milik Harimau Jawa itu adalah tim dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti dan Yulianto, Bambang Adriyanto dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Kalih Raksasewu dari BEL (Bentang Edukasi Lestari) Foundation.

Masih dari jurnal penelitian tersebut, di Indonesia disebutkan bahwa dahulunya ada tiga subspesies harimau (Panthera tigris), yakni harimau sumatera (P. tigris sumatrae), harimau jawa (P. tigris sondaica), dan harimau bali (P. tigris balica).

Harimau jawa dan harimau bali telah dikategorikan punah oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) Red List, masing-masing pada 2008 dan 2013. Disebut punah karena keduanya tidak pernah dilaporkan terlihat di alam selama 30 tahun. Penampakan harimau jawa terakhir yang terkonfirmasi positif di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, pada 1976.

Hingga akhirnya pada tanggal 18 Agustus 2019, Ripi Yanur Fajar (warga setempat dan aktivis konservasi) melaporkan melihat seekor harimau jawa di perkebunan masyarakat dekat desa Cipendeuy di hutan Sukabumi Selatan, Jawa Barat.

Hal ini dilaporkan kepada Kalih Raksasewu yang mengunjungi lokasi tersebut pada tanggal 27 Agustus 2019. Dan saat datang ke lokasi, ia menemukan sehelai rambut, yang kemungkinan merupakan bulu harimau, di pagar tempat seekor hewan tampaknya melompat di antara jalan desa dan perkebunan. Kalih bersama Bambang Adryanto kemudian juga menemukan jejak kaki dan bekas cakar yang mungkin milik harimau dan berpotensi menguatkan pengamatan tersebut.

Baca Juga: Ada Cakaran dan Kotoran, Ahli Harimau Jawa Telusuri Hutan Surade Sukabumi

Kemudian rambut yang ditemukan itu diserahkan kepada staf geologi yang melakukan penelitian di kawasan tersebut dan diteruskan ke BKSDA Jawa Barat. Hingga akhirnya pada 4 Maret 2022, rambut itu diserahkan BKSDA ke BRIN.

"Berdasarkan wawancara mendalam kami dengan Ripi Yanur Fajar yang melihat harimau tersebut, kami yakin bulu tersebut berasal dari harimau jawa. Wawancara dilakukan saat survei pada 15-19 Juni 2022 di lokasi ditemukannya rambut tersebut," tulis para peneliti.

DNA rambut itupun diteliti di BRIN, Cibinong. Susunan genetikanya diurai, lalu dibandingkan dengan susunan genetika harimau sumatra, macan jawa (Panthera pardus melas), dan harimau jawa yang diawetkan di Museum Zoologi Bogor.

Hasilnya, para peneliti menyimpulkan bahwa rambut tersebut memiliki kesamaan di sekuen yang diperiksa dengan spesimen harimau jawa di Museum Zoologi sebesar 98,23 persen, lebih tinggi dari kesamaannya dengan harimau sumatra (97,06%) dan harimau benggala (96,87%).

Dan, pemeriksaan pohon filogenetik pemilik rambut misterius itu pun menunjukkan ia segrup dengan harimau jawa di Museum Zoologi.

Meski begitu, para peneliti belum bisa menyimpulkan apakah harimau jawa benar-benar masih hidup.

“Apakah harimau jawa benar-benar masih hidup di alam liar perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut,” tulis mereka.

Baca Juga: Ini Sehelai Rambut dari Surade Sukabumi yang Diyakini BRIN Milik Harimau Jawa

Sementara itu, Kepala Desa Cipeundeuy, Bakang Anwar As'adi mengatakan bahwa kaitan jurnal hasil penelitian ini pihaknya belum mendapatkan informasi secara kelembagaan, namun hanya mengetahui dari pemberitaan saja.

"Memang pada tahun 2022, pernah ada dari LIPI, BRIN dan BKSDA, mengadakan penelitian ke hutan Surade tepatnya di blok gunting dan blok batu bokor," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (22/3/2024).

Menurut Bakang, adanya hasil penelitian itu membuatnya lega sekaligus harap-harap cemas.

"Disatu sisi saya merasa bangga, bahwa di wilayah saya ada pembuktian yang membanggakan di mana adanya harimau jawa yang notabene sudah dianggap punah sejak lama. Disatu sisi saya merasa khawatir," ujarnya.

Bakang mengaku khawatir terkait keselamatan warga dan hewan ternak. Meskipun belum ada kejadian semacam itu hingga saat ini, pihaknya berharap ada penanganan dan tindak lanjut dari hasil penelitian itu.

"Karena kawasan hutan di wilayah saya semuanya hutan rakyat yang biasa masyarakat sekali-kali mendatanginya ke masing-masing tanahnya," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Food & Travel22 November 2024, 08:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa