Kesaksian Nenek Bocah 7 Tahun asal Sukabumi yang Ditemukan Meninggal di Kebun Warga

Senin 18 Maret 2024, 22:19 WIB
Mimin menunjukkan foto cucunya yang hilang sebelum akhirnya ditemukan meninggal di Kadudampit Sukabumi. (Sumber : SU/Asep Awaludin)

Mimin menunjukkan foto cucunya yang hilang sebelum akhirnya ditemukan meninggal di Kadudampit Sukabumi. (Sumber : SU/Asep Awaludin)

SUKABUMIUPDATE.com - Nenek dari bocah 7 tahun berinisial MA yang ditemukan tak bernyawa di terasering kebun milik warga di Kadudampit Kabupaten Sukabumi, mengungkap kesaksiannya sebelum sang cucu menghilang.

Diketahui, MA tinggal bersama nenek dan kakeknya di Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi setelah kedua orang tuanya berpisah sejak ia berusia 2 tahun.

MA juga disebut sang nenek mengidap penyakit asma sejak usianya menginjak 3 tahun dan sering bolak balik ke rumah sakit.

Pada Sabtu 16 Maret 2024, MA dinyatakan hilang oleh keluarga. Bahkan, info kehilangan korban sempat disebarkan melalui media sosial Facebook.

Mimin (70 tahun), nenek dari almarhum MA, mengatakan, bahwa pada saat cucunya pamit untuk bermain keluar rumah, ia melihat ada perubahan dari perilaku cucunya tersebut.

"Teu biasana (tidak biasanya) cium tangan, kata ibu teh 'bau ah bau,' 'nggak da adek mah wangi. Panyawatna teh janten sok asma sareng alergi (penyakitnya asma dan alergi)," ujar Mimin kepada sukabumiupdate.com di rumah duka, Senin (18/3/2024).

Baca Juga: Hilang Seharian, Bocah 7 Tahun di Kadudampit Sukabumi Ditemukan Meninggal di Kebun Warga

Lebih lanjut Mimin mengaku tidak memiliki firasat apa-apa tentang cucunya yang tengah di luar rumah itu, namun dia mengaku sempat mencari MA sekira pukul 12.00 WIB atau selepas zuhur.

"Jam 10.00 siang ada yang lihat katanya. Habis zuhur saya cari. Biasanya main sama teman-temannya tapi hari itu dia sendiri. Dicari habis Zuhur nggak ada yang tahu," tuturnya.

Menurut Mimin, saat itu keluarga masih menunggu kepulangan MA. Namun hingga lepas salat tarawih, cucunya ternyata tak kunjung pulang dan keluarga memutuskan mencari bantuan para tetangga untuk mencarinya.

Ia menyebut, ada sekitar 40 warga yang mencari MA sejak saat itu hingga Minggu 17 Maret 2024 dini hari mendekati waktu sahur.

“Pas malam (MA) hilang itu hujan besar. Hampir 40 orang ikut nyari, udah keliling-keliling masih enggak ketemu, itu sampe jam 03.00 WIB pagi mau sahur masih nggak ketemu. Coba dicari lagi baru ketemu itu jam 05:30 Wib (Minggu) pagi di gawir, enggak jauh dari sini (rumah duka),” ucapnya.

Lokasi penemuan MA, lanjut Mimin, sudah dilewati beberapa kali oleh warga pada pencarian malam hari. Namun, saat itu tak terlihat jasad MA.

“Padahal semalem itu semua orang juga nyari di situ tapi nggak ada (jasad MA),” tambahnya

Mimin menyebut, cucunya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan posisi tidur menyamping, tangan kiri menopang kepala. Tak ada luka yang ditemukan di tubuh MA.

“Utuh nggak ada apa-apa, posisinya meringkuk,” jelas dia.

Setelah itu pihak keluarga kemudian memutuskan untuk langsung memakamkan MA di tempat pemakaman keluarga.

“Itu mah sudah takdirnya mungkin harus meninggal,” pungkasnya.

Petugas dan warga saat berada di TKP penemuan jasad MA bocah di Kadudampit Sukabumi yang sehari sebelumnya dikabarkan hilang usai pamit  pergi bermain.Petugas dan warga saat berada di TKP penemuan jasad MA bocah di Kadudampit Sukabumi yang sehari sebelumnya dikabarkan hilang usai pamit pergi bermain.

Sementara itu, Kapolsek Kadudampit Polres Sukabumi Kota Iptu Awan Kurniawan mengatakan, informasi mengenai penemuan mayat anak laki-laki itu didapat dari warga setempat.

"Setelah menerima laporan penemuan mayat anak laki-laki, kami langsung mendatangi TKP, amankan TKP, melaporkan ke polres untuk mendatangkan INAFIS dan korban sewaktu kami datang sudah dibawa dan berada di rumah korban," kata Awan.

Awan mengatakan, korban ditemukan tak bernyawa tergeletak di terasering kebun berkedalaman 2 meter. Adapun lokasi penemuan jasad korban berjarak sekitar 50 hingga 100 meter dari rumah korban.

Berdasarkan hasil visum luar dari tim INAFIS, lanjut Awan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Sehingga untuk memastikan penyebab kematian, Awan mengaku pihaknya sempat menawari keluarga korban untuk mengambil tindakan autopsi namun ditolak.

“Atas permintaan keluarga selanjutnya korban dibawa langsung ke rumahnya untuk dilakukan pemulasaraan, dan menolak dilakukan autopsi karena menganggap ini sudah takdir dan dibuatkan surat penolakan," jelasnya.

Dugaan sementara, kata Awan, korban meninggal dunia akibat sakit yang diderita korban. "Berdasarkan keterangan neneknya, bahwa korban sering sakit sakitan dan sering dibawa berobat ke dokter," ujar dia.

Kendati demikian, Awan menyebut pihaknya akan terus melakukan monitoring dan penyelidikan terkait kejadian ini. "Petugas juga masih standby di lapangan,” tandasnya.

Pantauan langsung sukabumiupdate.com di rumah duka pada Senin 18 Maret 2024 sekira pukul 15:00 Wib, suasana duka masih menyelimuti keluarga korban, nampak terlihat para tetangga yang berdatangan untuk melayat.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Life30 Oktober 2024, 13:30 WIB

6 Mitos Gedung Sate Bandung: Cerita Neng Siti Hingga Lorong Bawah Tanah

Gedung Sate sendiri adalah salah satu bangunan kolonial yang paling ikonik di Bandung dan sekarang berfungsi sebagai kantor gubernur Jawa Barat serta museum.
Gedung Sate Bandung yang Menyimpan Banyak Kisah Misteri. Foto: IG/@gedungsate
Sukabumi Memilih30 Oktober 2024, 13:09 WIB

PHK, Pengangguran dan Kemiskinan: Tantangan Calon Pemimpin Baru di Sukabumi

Calon pemimpin wilayah terluas se Jawa Bali yang saat ini tengah berkompetisi di pilkada 2024, wajib punya program kerja mumpuni untuk mengatasi tiga masalah sosial dan ekonomi ini.
Ilustrasi antrian pencari kerja. PHK pengangguran dan kemiskinan (Sumber: istimewa)
Food & Travel30 Oktober 2024, 13:00 WIB

Pulau Peucang Pandeglang, Wisata Alam Eksotis di Ujung Kulon Banten

Pulau Peucang menjadi surga bagi para pecinta alam, penyelam, dan wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang autentik.
Pulau Peucang, sebuah pulau kecil yang terletak di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id).
Internasional30 Oktober 2024, 12:30 WIB

Wabah Menari Frau Troffea 1518: 400 Orang Joget Kejang Diduga Keracunan Jamur

Wabah Menari 1518 adalah salah satu peristiwa misterius dalam sejarah yang mengundang banyak teori dan interpretasi.
Ilustrasi. Wabah Menari Frau Troffea 1518: 400 Orang Joget Kejang Diduga Keracunan Jamur. (Sumber : Ist)
Sukabumi30 Oktober 2024, 12:08 WIB

Operasi Lodaya 2024: Mobil Wara-wiri Disita Polres Sukabumi, Alasannya Berubah Bentuk dan Keamanan

Wara-wiri adalah kendaraan pribadi yang dimodifikasi untuk menarik minat wisatawan.
Mobil wara-wiri yang dirazia dan disita Satlantas Polres Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Bola30 Oktober 2024, 12:00 WIB

Persib Bandung vs Semen Padang Tanpa Penonton, Dedi Kusnandar Incar 3 Poin!

Persib Bandung bertekad pertahankan catatan tak terkalahkan saat menjamu Semen Padang di Liga 1 pekan ke-10.
Dua pemain Persib, Tryronne Del Pino dan Dimas Drajad dibayangi pemain Persija di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Senin, 23 September 2024. (Sumber : PERSIB.co.id/Sutanto Nurhadi Permana)
Sukabumi Memilih30 Oktober 2024, 11:46 WIB

Hanya Tampilkan C1, Perubahan Sirekap di Pilkada Sulitkan Publik Awasi Kecurangan

Perubahan tampilan ini berbeda dengan Pemilu 2024.
(Foto Ilustrasi) KPU RI mengubah portal Sirekap untuk Pilkada 2024. | Foto: Istimewa
Entertainment30 Oktober 2024, 11:45 WIB

Kasusnya Masih Berlanjut, Pratiwi Noviyanthi Tegaskan Uang Donasi Agus Salim Masih Utuh

Konflik antara Pratiwi Noviyanthi dengan Agus Salim perihal uang donasi senilai Rp. 1,5 miliar yang diduga digunakan untuk melunasi hutang Agus masih berlanjut.
Kasusnya Masih Berlanjut, Pratiwi Noviyanthi Tegaskan Uang Donasi Agus Salim Masih Utuh (Sumber : Youtube | Denny Sumargo)
Life30 Oktober 2024, 11:08 WIB

SENAPADMA 2024: Pentingkah Sex Education di Sekolah Dasar?

Diskusi ilmiah yang digagas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Nusa Putra University melalui Nusa Putra Global (NUTRAL).
Dr Fikriyah MA narasumber dalam Seminar Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah atau SENAPADMA 2024 (Sumber: dok nusa putra)
Life30 Oktober 2024, 11:00 WIB

7 Cara Menghindari Ghibah, Hindari Topik Pembicaraan Tentang Keburukan Orang Lain!

Saat satu orang mulai masuk ke topik ghibah, yang lain bisa mengingatkan dengan baik agar percakapan tidak berlanjut ke arah negatif.
Ilustrasi. Cara Menghindari Ghibah, Hindari Topik Pembicaraan Tentang Keburukan Orang Lain (Sumber : Pexels/Kaboompics.com)