SUKABUMIUPDATE.com - Ratusan hunian tetap (huntap) untuk penyintas pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, dalam proses pembangunan. Ini merupakan hal yang diimpikan para korban setelah kurang lebih lima tahun hidup di hunian sementara (huntara).
Ada sekitar 129 unit huntap yang dibangun pemerintah untuk penyintas yang kehilangan rumahnya akibat pergerakan tanah dan longsor pada 2019 lalu. Di samping pendirian bangunan rumah, para penyintas atau warga yang menjadi korban bencana pun saat ini bersama-sama membangun masjid untuk aktivitas keagamaan di sana.
Salah satunya Bubun (59 tahun). Dia bersama warga lain gotong royong mendirikan masjid di sekitar lingkungan huntap. Bubun berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi, BPBD Kabupaten Sukabumi, dan pihak lain seperti Daarut Tauhiid serta Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang telah membantu.
"Jumlahnya ada 129 unit huntap dengan semi permanen ukuran sekitar 5x7 meter," kata dia kepada sukabumiupdate.com pada Rabu (6/3/2024).
Baca Juga: Pemkab Sukabumi Anggarkan Rp5 Miliar untuk Sarpras Hunian Tetap di Nyalindung
Bubun mengungkapkan huntap ini berdiri di atas lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT Pasir Salam yakni di Kampung Cimenteng, Desa Kertaangsana. Menurutnya, HGU tersebut sudah dihibahkan kepada Pemkab Sukabumi dan dilanjutkan ke Pemerintah Desa Kertaangsana. Adapun luas lahan seluruhnya adalah kurang lebih 5 hektare.
"Luas lahan semuanya 5 hektare. Kalau yang dihibahkan untuk ditempati warga kurang tahu berapa luasnya. Proses pengerjaan huntap diperkirakan sudah mencapai 50 sampai 60 persen dan sekarang sedang pengerjaan masjid," ujarnya.
Pemkab Sukabumi menyiapkan Rp 5 miliar untuk sarana prasarana di lokasi huntap. Pernyataan ini disampaikan Kepala Bidang Permukiman pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sukabumi Abas Ruslandi pada 9 Februari 2024. Namun belum diperoleh informasi soal berapa anggaran pembangunan 129 huntap.