SUKABUMIUPDATE.com - Dari 35 murid yang diduga mengalami keracunan jajanan di Sukabumi, 8 murid masih dinyatakan sakit sehingga belum bisa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Rabu (28/2/2024).
Informasi yang dihimpun, satu dari 8 murid tersebut belum bisa masuk sekolah karena masih mendapatkan perawatan intensif di RSUD Syamsudin SH (Bunut). Murid itu berinisial RN (8 tahun) siswi MI Cisarua Girang.
Case Manager Informasi dan Keluhan RSUD Bunut dr. Irfan Nugraha mengungkapkan kondisi RN saat ini masih mengalami gejala mencret.
“Kondisinya per tadi pagi yang pasien terakhir (RN) itu gejalanya cenderung ke mencret-mencret lebih dari lima kali. Muntah-muntah sih enggak, ada cuma mual kemudian pasien datang sudah lemas. Kalau keluhan lain-lain kayak demam itu nggak ada," ujar Irfan kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: Sampel Jajanan Penyebab Keracunan 35 Siswa SD di Sukabumi Diuji Laboratorium
Melihat kondisi itu, Irfan memastikan bahwa pasien tersebut memang mengalami gejala keracunan. “Jadi memang tanda khas keracunan, dari lemes sama mencret-mencretnya lumayan sering lebih dari lima kali,” ucapnya.
Irfan menuturkan, pihaknya kini sudah memberikan sejumlah penanganan lebih lanjut kepada RN, mulai dari memberikan cairan infus hingga obat-obatan.
“Penanganan kita lebih cenderung konsentrasinya untuk penanganan kekurangan cairannya, jadi segera kita infus. Kalau ada tanda-tanda dehidrasi segera kita atasi dehidrasinya, kalau nggak ada ya infus biasa dan obat-obatannya sesuai gejala,” pungkasnya.
Sementara itu, tujuh murid lainnya yang masih dinyatakan sakit yakni dari SDN 1 Nangewer.
Menurut Kepala Puskesmas Karawang Rita Hermawati, mayoritas ketujuh murid itu kondisinya masih mengalami gejala demam.
“Tadi pagi sudah ibu kunjungi bersama tim dari Puskesmas Karawang. Nah, dari tujuh siswa itu satu di antaranya kondisinya sudah berangsur membaik. Mayoritas mereka itu mengalami gejala demam tapi demamnya ringan sehingga dibawa ke Puskesmas,” ujar Rita kepada awak media, Rabu (28/2/2024).
“Hasil pemantuan rata-rata para siswa itu sudah kondisi membaik. Hanya yang tujuh siswa itu belum masuk sekolah, karena menurut gurunya biar istirahat di rumah sambil memantau kondisinya,“ tambahnya.
Lebih lanjut Rita mengungkapkan, bahwa total murid SDN 1 Nangewer yang diduga mengalami keracunan sebanyak 25 orang.
Pasca kejadian, Rita menyebut pihak sekolah telah mengambil kebijakan untuk memberikan dispensasi kepada mereka agar tidak mengikuti KBM sebelum dinyatakan pulih. Namun ternyata sebagian murid itu banyak yang memaksakan untuk masuk sekolah.
“Sebenarnya, pihak sekolah telah meliburkan anak-anak yang bergejala itu. Tapi, tetap saja mereka berangkat sekolah. Namun, didampingi orangtuanya,” tandasnya.
Diketahui, Polisi masih menyelidiki kasus dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan siswa dari dua Sekolah Dasar (SD) berbeda di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada Senin 26 Februari 2024 ini.
Bersama Dinas Kesehatan setempat, Polres Sukabumi Kota dikabarkan telah mengirimkan sampel jajanan yang diduga penyebab keracunan itu untuk diuji di laboratorium, yakni di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bandung dan Labkesda Provinsi Jawa Barat.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun mengatakan guna mengungkap penyebab keracunan para siswa, pihaknya juga sudah memeriksa sejumlah saksi-saksi yang berkaitan dengan kasus ini.
Sementara itu Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Masykur Alawi mengatakan dalam kasus tersebut pihaknya mencatat total ada 35 siswa yang mengalami keracunan. Dengan rincian, 25 diantaranya berasal dari SDN 1 Nangewer dan 10 siswa dari MI Cisarua Girang.
Adapun kronologinya, kata Masykur, saat itu para korban seperti biasa beraktifitas masuk sekolah. Sebelum masuk ruangan kelas atau sekitar pukul 06.30 WIB, mereka membeli jajanan cemilan di sekitar sekolah yaitu dengan merk “DAYA rib”. Tidak lama setelah mengkonsumsi jajanan itu, para siswa mengeluhkan mual, muntah, pusing dan sebagian sampai sesak.
“Keluhan pertama dirasakan pada jam 07.30 WIB berupa rasa tidak enak di perut, sakit tenggorokan, mual, dan muntah dan pusing. Jumlah korban keracunan untuk saat ini berjumlah 35 siswa,” ujar Masykur.
Akibat kejadian itu, Masykur menyebut bahwa 25 siswa dilakukan rawat jalan, 3 orang dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH, dan 7 siswa dilakukan penanganan ringan dengan diberi susu dan air kelapa.
Adapun kekinian dikabarkan dua murid MI Cisarua Girang yang dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH sudah diperbolehkan pulang untuk menjalani rawat jalan.